48. Untukmu ibu

951 128 18
                                    

Happy Reading

.

.

.

Pagi menjelang siang, Nyonya Kim yang baru saja sampai di rumahnya dikejutkan dengan seseorang yang telah menjadi kepercayaan di perusahaan miliknya langsung menghubungi dirinya. Terdengar jelas jika kepercayaannya itu sedikit gugup ketika berbincang dengannya lewat telepon kantornya. Ini tidak seperti biasanya. Seseorang yang menjadi kepercayaannya itu biasanya tidak berkata segugup ini. Apa yang tengah terjadi ? Apakah perusahaan miliknya baik-baik saja ?

"Nyonya sebaiknya anda istirahat terlebih dahulu. Jangan terlalu memaksakan diri anda sendiri." ujar Ahjumma Han yang merasa khawatir kepada sang majikan. Majikannya itu baru saja sampai dirumah, namun harus dikejutkan dengan telepon dari perusahaan miliknya.

Setelah selesai menerima telepon tersebut, Nyonya Kim langsung tergesa menuju kamarnya yang berada dilantai dua rumahnya. Tanpa sadar wanita cantik itu mengabaikan seseorang yang telah lama pekerjaan padanya. Seseorang yang telah menjaga sang anak sampai saat ini. Dan mungkin seseorang yang sangat berharga untuk Wonwoo. Ya. Hanya orang itulah yang selalu ada disaat Wonwoo senang ataupun duka. Mungkin tanpa wanita itu, Wonwoo tak akan seperti sekarang ini.

Ahjumma Han hanya menghembuskan napasnya kasar ketika perkataannya tak digubris oleh sang majikan. Rasanya percuma ia mengingatkan wanita cantik itu, karena pada akhirnya akan terabaikan. Dalam hatinya ia merasa cukup kecewa, tetapi ia harus mengubur dalam rasa kecewanya itu. Apa yang dilakukan wanita cantik itu memang wajar, wajar bersikap seperti itu. Mengingat bagaimana sibuknya ia yang harus menjaga Wonwoo sekaligus mengurus perusahaannya.

Ia begitu takjub dengan kesabaran wanita cantik itu. Tidak salah lagi jika sikap penyabar dari Wonwoo berasal dari ibunya. Selama ia menjaga Wonwoo, anak itu selalu saja bersabar dan menerima dengan lapang dada apa yang dilakukan oleh sang ibu terhadapnya. Meskipun ia harus menahan rasa sakit di tubuh juga hatinya. Sekarang buah dari kesabarannya terjawab, apa yang diinginkan sejak lama terjadi begitu saja. Ibunya sangat menyayanginya tanpa batas.

Tak berselang lama Nyonya Kim telah selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang cukup rapi. Tentu saja ia akan ke kantor miliknya untuk menyelesaikan sesuatu yang membuatnya sangat penasaran ini. Tadi sang kepercayaan tak juga mengatakan apa yang sebenarnya telah terjadi disana. Laki-laki yang lebih muda darinya itu hanya mengatakan ada dua orang yang tengah mencari dirinya. Dan dua orang itu sangat membuatnya penasaran.

"Ahjumma hari ini kau akan menjenguk Wonwoo kan ? Tolong jaga dia ya dan tunggu aku kembali." ucap Nyonya Kim kepada Ahjumma Han yang tengah berada didapur menyiapkan beberapa makanan yang hendak dibawanya ke Rumah sakit. Masih ingat dibenaknya jika keluarga angkat Wonwoo sering kali menjaganya di Rumah sakit dan ia tidak ingin mereka kekurangan makanan.

Ahjumma Han menghentikan aktifitasnya dan memilih untuk berhadapan dengan majikannya, "Ya benar, Nyonya. Ah sebaiknya anda mengisi perut anda terlebih dahulu atau perlu saya siapkan bekal untuk anda ?"

Nyonya Kim menggeleng dengan senyuman tipisnya. Semenjak Wonwoo kembali ke rumah ini, majikannya jadi sering tersenyum dan menyapa para pekerja dirumahnya. Tentu saja yang dilakukannya ini membuat mereka menjadi senang dan bekerja lebih santai, tidak ada rasa takut yang menghinggapi mereka. Kehadiran Wonwoo kali ini membawa perubahan pada sikap Nyonya Kim.

"Tak apa. Hanya sebentar dan ya aku akan berangkat sekarang. Jika terjadi sesuatu pada Wonwoo tolong hubungi aku secepatnya. Jangan membuatku takut, Ahjumma."

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang