10. Lee Jihoon Pt.1

1.1K 121 11
                                    

Happy Reading

.

.

.

"Jihoon-ah tunggu !" teriakan seseorang membuat remaja itu menghentikan langkah kedua kakinya. Ia membalikkan tubuh mungilnya dan menarik sudut bibirnya ketika kedua iris matanya melihat seseorang yang sangat dekat dengannya berlari kearahnya.

Jihoon meringis ketika melihat sahabatnya itu berlari dengan peluh yang menghiasi wajah tirusnya. Siapa lagi jika Jeon Wonwoo, sahabat sekaligus teman satu kelas dengannya. Keduanya terbilang sangat dekat dikarenakan keduanya tumbuh bersama sejak kecil atau lebih tepatnya ketika Jihoon pindah sekolah ke sekolahnya waktu sekolah dasar dan ya siapa sangka jika keduanya akan bersekolah disekolah yang sama.

"__Ya ! Kenapa kau tidak menungguku eoh ? Kau ini selalu saja menyebalkan !" kesal Wonwoo ketika dirinya telah berada sangat dekat dengan remaja mungil itu. Bahkan ia tak lupa mengerucutkan bibirnya membuat Jihoon bergidik ngeri. Terkadang Jihoon merasa aneh dengan sikap Wonwoo yang berlainan dengan wajahnya. Ya. Wajahnya sangatlah begitu dingin dan membuat siapa saja akan takut padanya, tidak dengan sikapnya yang selalu saja kekanakan.

Jihoon mendelik sebal ketika Wonwoo telah bersikap kekanakan seperti sekarang ini. Bukan ia tidak menyukainya, hanya saja terkadang Wonwoo tidak dapat dikendalikan. Pernah suatu ketika dirinya dan Wonwoo jalan berdua menikmati masa libur sekolah. Dan ya sembari menikmati masa jalan berduanya itu Wonwoo tak hentinya bermanja padanya sukses mengundang tatapan tak enak dari orang sekitar. Orang mana yang tidak risih dengan tatapan seperti itu ? Terlebih kalian berdua laki-laki namun saling bergandengan tangan.

Remaja mungil itu melipat kedua tangannya didepan dada sembari memberikan tatapan tajam. Sudut bibir yang tadinya tertarik membentuk senyuman itu telah bersiap untuk mengumpati sahabatnya yang satu ini, "Bukankah ada Soonyoung ? Kemana anak itu ?"

Wonwoo semakin mendekati Jihoon dan merangkul bahu sang sahabat, "Tentu saja dia ada kelas dance. Mana bisa aku menunggunya selesai latihan ? Kau tahu sendiri jika aku mudah bosan dan tidak suka banyak orang."

Jihoon mengangguk paham dengan jawaban yang keluar dari mulut sahabatnya ini. Wonwoo memang tidak menyukai keramaian dan bahkan ia akan selalu mencari tempat yang sepi. Sudah menjadi hal biasa bagi Jihoon dan Soonyoung ketika Wonwoo tengah dalam mode seperti itu. Keduanya akan melakukan apapun untuk membuat sahabatnya merasa nyaman, bahkan tidak ragu lagi mereka mencarikan tempat yang bisa membuat sahabatnya tidak merasa risih dengan lingkungan sekitar.

"Jika di pikir-pikir lagi kapan kau akan melebihi tinggiku, Jihoon-ah ? Dari dulu kau tetap saja sependek ini." entah sadar atau tidak Wonwoo mengatakan hal yang menjurus menghina soal tinggi badan Jihoon.

Bugh.

Tentu saja Jihoon memukul perut Wonwoo hingga membuat rangkulannya terlepas begitu saja. Wonwoo meringis kesakitan ketika Jihoon memukul perutnya tanpa dapat dicegah, "Berhentilah mengataiku pendek, bodoh ! Pergi saja sana aku kesal denganmu ! Setiap berduaan begini kau selalu saja menghinaku pendek !"

"Kau marah ?" dan itu adalah pertanyaan paling bodoh yang tidak ingin Jihoon dengar sama sekali. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa dirinya memiliki sahabat sebodoh dan semenyebalkan Wonwoo ? Anak itu selalu saja membuatnya kesal dan membuat moodnya memburuk tiap kali ketika tengah berdua seperti ini. Berbeda sekali ketika bertiga bersama Soonyoung, anak itu bahkan tidak terlalu bertingkah. Ah mungkin karena Soonyoung bertingkah lebih parah darinya, jadi dirinya seolah tersaingi olehnya.

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora