3. Teman ?

1.3K 167 26
                                    

Happy Reading

.

.

.

Seminggu telah berlalu. Mingyu mulai nyaman dengan sekolah barunya. Teman-teman satu kelasnya menyambutnya dengan baik, bahkan mereka selalu membantunya ketika dirinya mengalami kesulitan. Namun, tidak dengan remaja bernama Jeon Wonwoo yang nampak tidak peduli dengan kehadiran teman barunya. Selama seminggu ini Wonwoo masih terus mengabaikan Mingyu ketika anak itu mencoba untuk menjalin perteman dengannya. Entahlah Wonwoo tidak begitu tertarik atau bisa dikatakan tidak ingin membawa Mingyu kedalam masalahnya.

Ya. Karena ia adalah anak yang terbully dan selalu mendapat hujatan setiap harinya. Sedingin-dinginnya Wonwoo, ia masih memiliki hati yang baik dan memikirkan bagaimana perasaan orang lain. Ia tidak ingin egois, apalagi dikasihani oleh orang lain hanya karena masalah hidupnya yang begitu rumit.

"Mingyu-ssi rupanya kau tidak menyerah untuk berteman dengan pembunuh itu." perkataan seseorang membuat Mingyu yang tengah memainkan ponselnya dibangkunya mendongak menatap seseorang yang baru saja mengatakan sesuatu padanya.

Mingyu menatap orang itu yang ternyata teman satu kelasnya dengan tatapan bingung. Siapa orang yang dimaksud pembunuh itu ? Tidak mungkin anak sebayanya membunuh. Apalagi itu adalah tindakan yang begitu buruk, dibandingkan sekolah bukankah seharusnya dipenjara ? Ah bersekolah disini sangatlah membuatnya bingung. Ia masih murid baru, tetapi mengapa harus diberikan kebingungan yang seperti ini.

Wonwoo yang tidak ingin ikut mendengar pembicaraan mereka bangkit dari duduknya. Jalan satu-satunya adalah pergi menjauh dari keduanya. Bukan apa-apa. Ia tidak bodoh, apa yang dikatakan oleh siswa laki-laki yang tak lain adalah teman satu kelasnya itu adalah dirinya. Teman satu kelasnya itu tengah menyindirnya dan mencoba mempengaruhi Mingyu untuk menyerah dengan apa yang dilakukannya. Wonwoo tidak sedikitpun marah, justru ia senang jika Mingyu ikut terpengaruh dan menjauhinya.

"Ah aku penasaran dengan ini. Siapa yang kalian maksud pembunuh ?"

Siswa itu yang tak lain adalah Kim Rowoon menghela napas. Rasanya ia ingin sekali memukul kepala siswa baru yang ada dihadapannya ini. Apakah ia tidak mendengar soal gosip yang beredar ? Padahal ia yakin jika gosip mengenai siswa yang membunuh temannya ini telah menyebar luas sekorea. Bagaimana anak pindahan yang satu ini tidak mengetahui sesuatu seperti ini ?

"Orang yang baru saja pergi." balas Rowoon dengan wajah malas. Sepertinya ia harus menjelaskan soal ini dengan detail kepada murid baru dihadapannya ini.

"Tidak mungkin. Kalian pasti tengah mencoba membullynya dengan hal yang tak masuk akal seperti ini. Bagaimana mungkin dia membunuh ? Kulihat dia adalah anak yang baik." ucap Mingyu mencoba tenang dan pada pendiriannya. Ia yakin jika Wonwoo adalah anak yang baik dan tidak mungkin berbuat hal sekeji itu kepada sesama.

Rowoon tersenyum kecut, "Sudahlah jika kau tidak percaya. Kuharap kau bisa menjaga dirimu dengan baik, Mingyu-ssi." setelah mengatakan hal itu, Rowoon segera pergi keluar kelas dan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

Mingyu merutuki kebodohannya yang harus ikut larut kedalam pembicaraannya bersama Kim Rowoon tanpa tahu kemana Wonwoo pergi. Seharusnya ia mengabaikan Rowoon dan mengikuti Wonwoo. Ia yakin perasaan Wonwoo begitu terluka atas perkataan teman sekelasnya sendiri. Apalagi selama seminggu ini teman-temannya selalu mengatai Wonwoo pembunuh. Lalu bagaimana bisa Wonwoo bertahan sejauh ini dengan perkataan mereka yang setiap hari menyakitinya ?

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang