31. Antara dua pilihan

749 114 37
                                    

Happy Reading

.

.

.

"Apa benar dia ibumu ?" tanya Tuan Kim dengan sorot mata tajam kepada Wonwoo.

Sang lawan bicara hanya terdiam dengan sorot mata yang mulai kosong. Wonwoo tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun. Ia begitu terkejut ketika sang ibu mengatakan bahwa ayah kandungnya adalah ayah angkatnya sendiri. Keterkejutannya belum usai, ditambah dengan kehadiran seseorang yanh dimaksud membuatnya merasa dunia berhenti berputar.

Dengan ragu Wonwoo menganggukkan kepalanya perlahan. Ia tidak ingin membuat sang ayah kesal ataupun marah. Untuk saat ini bahkan Wonwoo tidak percaya jika dirinya memiliki ayah dan masih hidup. Bahkan Wonwoo tak harus mencarinya, lihatlah ayah kandungnya ternyata berada tepat dihadapannya. Jadi ini jawaban dari operasi waktu itu ? Hanya ginjal Wonwoo yang cocok dengan sang ayah ketimbang dengan anak yang lain ? Dunia sangat sempit bukan ?

"Kau akan pulang bersamaku, Wonwoo."

Perkataan dari wanita yang paling dihindari itu membuat kedua mata sipit rubah seketika membola tak percaya. Tidak. Sampai kapanpun ia tidak ingin pulang bersama wanita yang melahirkannya sekaligus membencinya. Demi apapun Wonwoo masih ingin bersama keluarga angkatnya. Mengukir kenangan sekaligus kebahagiaan yang tidak pernah ia dapatkan selama hidupnya. Tidak bisakah Tuhan memberikan dirinya kesempatan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya ? Tanpa harus ia kembali berkorban dan dikorbankan ?

Wonwoo menatap kearah sang ayah begitupula sang ibu dengan saling berganti. Didalam sorot kedua manik kelamnya terdapat satu permohonan yang ditujukan untuk sang ayah angkat. Ayah angkat yang mungkin juga ayah kandung yang selama ini ia rindukan. Namun, entah mengapa Wonwoo merasa permohonannya itu tak pernah dikabulkan olehnya. Wonwoo rasa jika sang ayah tidak akan mudah percaya kepada kenyataan ini dan lebih buruknya lagi membiarkan dirinya pergi bersama wanita cantik itu.

Satu pertanyaannya. Orang bodoh mana yang akan langsung percaya dengan perkataan seperti itu ? Tanpa bukti yang jelas ! Benar apa yang dikatakan oleh Tuan Kim apa yang dikatakan oleh Nyonya Kim hanyalah sebagai jebakan untuknya. Jebakan untuk kehancuran karir yang selama ini dirintisnya. Begitupula dengan Nyonya Kim yang mengatakan jika dirinya tidak pernah melahirkan seorang anak dan jikapun ia mengandung, sudah jelas ia telah keguguran. Tapi mengapa ? Dengan tiba-tiba wanita cantik itu harus mengatakan hal yang diluar dugaan ?

Bukannya Tuan Kim tidak senang dengan fakta ini. Hanya saja ia memikirkan bagaimana keluarga yanh selama ini ia bangun dengan baik dan juga kedua anaknya. Bagaimana jika mereka tahu tentang fakta ini ? Apa mereka mau menerima kehadiran Wonwoo sebaik seperti saat ini ? Ataukah mereka membencinya dan menyalahkan dirinya atas kehadirannya ? Demi apapun Tuan Kim tidak ingin menyakiti perasaan Wonwoo maupun menghancurkan anak malang ini. Sudah cukup Wonwoo menderita selama ini.

"Appa, mungkinkah kau akan membiarkan aku pulang bersamanya ?" lagi. Suara itu terdengar menyakitkan ditelinga Tuan Kim. Tuan Kim tak bodoh. Selama beberapa bulan ini ia memang telah memahami dan mengenal Wonwoo. Wonwoo adalah anak yang tidak mudah menyerah. Namun sekarang, Tuan Kim merasa Wonwoo tengah berputus asa.

Tuan Kim menghela napas. Ia tidak akan tinggal diam melihat bagaimana putus asanya sang anak. Tuan Kim mencoba untuk berpikir dan ia berharap jika keputusannya benar, "Begini, Wonwoo-ya." ujar Tuan Kim sembari mendekat kearah Wonwoo.

Wonwoo menatap kearahnya dengan penuh harap. Ya. Harapan yang baik untuk hidup dan masa depannya.

"Kau lebih memilih appa atau eomma hem ? Jika kau memilih appa, maka appa akan mempertahankanmu. Meskipun appa sendiri tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh ibumu." ujar Tuan Kim lagi membuat hati Wonwoo terasa tercabik ribuan kali.

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now