🍎45🍎 Gue Suka ...

766 151 31
                                    

Prinsha berangkat berdua dengan Jey, menggunakan motor karena Prinsha lebih suka naik motor daripada mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Prinsha berangkat berdua dengan Jey, menggunakan motor karena Prinsha lebih suka naik motor daripada mobil. Kini mereka berjalan di koridor untuk menuju kelas. Mereka tidak berbicara selama perjalanan. Hanya suara langkah kaki mereka di koridor yang sepi itu.

Prinsha diam-diam melirik Jey karena Jey belum mengajaknya berbicara sejak pagi. Apa cowok itu sedang sariawan? Tidak hanya itu, Jey juga tidak mau menatap Prinsha sampai sekarang. Jey tetap menatap lurus ke depan dengan wajah tanpa ekspresi.

“Jey,” panggil Prinsha sambil menyenggol lengan Jey. Namun, Jey tidak merespons dan malah mempercepat langkah kakinya. Prinsha tidak mau ketinggalan dan langsung mengejar Jey dengan berlari. Ia menghadang Jey sambil merentangkan kedua tangannya.

“Balik lagi deh esnya,” cibir Prinsha. Ia menatap Jey kesal, berbeda dengan Jey yang tidak mau menatap Prinsha. “Lo kenapa sih? Ada masalah? Gue ada salah sama lo? Jangan diem-diem gini. Lo gak ngomong karena males atau lagi marah sama gue?”

“Kak Jey!” Seseorang berseru sambil berlari menghampiri tempat Jey berdiri. Grosia, cewek itu tersenyum lebar sambil memegang lengan Jey.

“Eh, apaan nih?” tanya Prinsha bingung. Ia kira Grosia tidak sedekat itu untuk lancang memegang lengan Jey.

“Jadi, Kak?” tanya Grosia pada Jey, mengabaikan Prinsha, seolah-olah Prinsha tidak ada di sana. Sementara Jey hanya mengangguk saja dan menarik tangan Grosia agar segera pergi dari sana.

“Heh! Kalian mau ke mana? Ini udah mau masuk kelas! Jangan bolos! Woy! Jey!” teriak Prinsha. Jey dan Grosia yang sudah jauh tidak menoleh sama sekali. Hal itu membuat Prinsha jengkel karena diabaikan.

“Jey kenapa sih? Masa dia deket sama Grosia sih? Terus gue gimana?” tanya Prinsha sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal.

“Itu cewek bener-bener cabe rawit. Dulu Yuga, sekarang Jey. Gak bisa gue biarin,” geram Prinsha. Ia pun melangkah cepat untuk menyusul Jey dan Grosia. Namun, di tengah perjalanan ia berpikir lagi.

“Ngapain gue sewot? Mau dia pacaran kek, mau nikah kek, terserah dia. Gue gak peduli.” Prinsha berbalik lagi dan hendak kembali ke kelas. Namun, ia kembali bingung. Ia penasaran dengan apa yang dilakukan oleh dua orang itu.

“Bodo amat. Bisa mati penasaran gue,” putusnya. Akhirnya Prinsha mencari ke mana perginya dua orang itu.

Tidak lama kemudian, Prinsha akhirnya menemukan Jey dan Grosia yang sedang duduk di kursi panjang yang ada di taman belakang. Itu tempat favorit Prinsha karena ada pohon jambu bijinya. Namun, Jey dan Grosia malah memakai tempat itu sebagai tempat berduaan. Ya walaupun itu taman sekolah, tetapi taman itu jarang dikunjungi oleh murid sehingga Prinsha merasa kalau itu adalah tempatnya. 

Prinsha melotot saat melihat Grosia merapikan rambut Jey. Jey juga tampak tidak menolak karena cowok itu malah tersenyum sambil menatap Grosia.

“Wah, mudah banget lo berpaling ke cewek lain ya, Jey. Lo pernah bilang suka sama gue, bahkan diem-diem bilang i love you pas kita tidur bareng. Gila itu cowok diem-diem menghanyutkan. Buaya juga ya kayak si Ghanu. Coba aja mereka temenan, gue udah curiga kalau Ghanu yang ngajarin. Tapi, masalahnya mereka gak temenan. Jadi, yang ngajarin Jey jadi buaya siapa?” cerocos Prinsha di balik semak-semak tempatnya bersembunyi.

MISS APPLE (END)Where stories live. Discover now