🍎48🍎 Miss Apple

1.2K 166 74
                                    

Prinsha meremas jari-jarinya karena cemas menanti apa yang akan Paundra bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prinsha meremas jari-jarinya karena cemas menanti apa yang akan Paundra bicarakan. Apakah ia akan diusir hari ini? Mungkinkah Paundra sangat membencinya karena secara tidak langsung membuat Mareta jatuh dan kehilangan calon bayi? Prinsha belum siap untuk meninggalkan rumahnya yang penuh kenangan menyakitkan. Ia ingin bertahan, cukup sampai ia sukses saja, cukup sampai ia bisa mengurus dirinya sendiri.

“Boleh Papa minta tolong?” tanya Paundra. Tatapannya yang sendu membuat Prinsha terheran-heran. Tidak biasanya Paundra menatapnya seperti itu karena biasanya Paundra hanya melontarkan tatapan tidak bersahabat.

“Apa, Pa?” tanya Prinsha. Ia melirik sekejap Mareta yang sedang menunduk. Mareta juga tidak seperti biasanya yang selalu bersikap angkuh. Kini dua orang tuanya itu bersikap berbeda dan membuat Prinsha merasa ada secercah harapan untuk memperbaiki hubungan mereka.

“Bisa tolong kasih Papa kesempatan buat jadi papa kamu?”

Ada desiran aneh yang menjalar di hati Prinsha. Entah kenapa Prinsha merasa sedih mendengar Paundra sepertinya menyadari perbuatannya. Namun, rasa senang lebih mendominasi. Sepertinya ia tidak akan diusir dari rumah ini.

“Papa gak bakal minta kamu buat maafin perbuatan Papa. Papa gak pantes dimaafin,” lirih Paundra sambil menggenggam tangan putri satu-satunya itu.

Sejak bayi ia tidak pernah menganggap Prinsha sebagai anaknya karena baginya Prinsha yang menyebabkan istrinya meninggal. Baginya, kelahiran Prinsha adalah pembawa sial karena beberapa hari setelah Prinsha lahir, istrinya justru meninggal dunia.

“Papa menyesal telah menyalahkan kamu atas kematian mama kamu,” kata Paundra. Bulir air mata berhasil lolos dan membasahi pipi pria paruh baya itu. Prinsha merasa ikut sedih karena melihat papanya menangis seperti itu. Mengapa Prinsha tidak bisa membenci Paundra mengingat semua perlakuan Paundra yang tidak peduli padanya selama ini?

“Saya juga menyesal, Prinsha. Setelah kehilangan calon bayi ini, saya sadar betapa berharganya seorang anak. Saya benar-benar menyesal karena jahat sama kamu. Harusnya saya tidak membenci kamu tanpa alasan. Harusnya saya menyayangi kamu walaupun kamu bukan darah daging saya,” ucap Mareta yang kini sudah menangis terisak-isak.

Prinsha tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Ia tidak menyangka kalau orang tua yang selama ini menyakitinya akan merasa menyesal seperti ini. Apakah ini artinya penderitaan yang selama ini ia lalui akan segera berakhir?

“Kenapa aku gak bisa benci kalian?” tanya Prinsha dengan nada pelan. Ia juga ikut menangis karena matanya terasa perih akibat menahan air matanya terlalu lama.

“Kami berjanji akan turuti semua kemauan kamu. Kami akan berusaha jadi orang tua yang baik buat kamu. Kamu mau, 'kan?” ujar Mareta penuh harap.

Selama ini ia membenci Prinsha karena Prinsha bukanlah anak kandungnya. Ia selalu bertingkah semena-mena sehingga akhirnya Tuhan memberinya pelajaran dengan membuat ia kehilangan calon bayinya. Sejak insiden itu, Mareta akhirnya sadar kalau perbuatan buruk tidak akan berbuah baik. Karma itu ada dan selalu siap menghampiri setiap manusia.

MISS APPLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang