🍎14🍎 Hubungan Mereka Berakhir

1K 166 18
                                    

Prinsha sedang berjalan sendirian di koridor

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Prinsha sedang berjalan sendirian di koridor. Tadi ia membolos dan memutuskan untuk berjalan-jalan keliling sekolah. Suntuk, itulah yang ia rasakan. Entah mengapa ia merasa hari-harinya membosankan padahal banyak hal terjadi padanya.

Sekarang Prinsha berhenti di sebuah bangku panjang yang ada di koridor, biasanya digunakan untuk para murid duduk saat jam istirahat. Matanya menatap sekeliling, sungguh membosankan.

Ia terbengong lama sampai ada sebuah kelereng mengenai pelipisnya. Hal itu membuat Prinsha meringis kesakitan. Kemudian ia menoleh ke arah asal kelereng tersebut. Rupanya Geng Terell berdiri di dekatnya. Tidak hanya Geng Terell, Vegan dan beberapa temannya juga ada di sana.

"Cari gara-gara lo sama gue?" Prinsha berdiri dan melangkah mendekati orang-orang yang mengganggunya itu. Setelah berdiri beberapa meter di depan mereka, Prinsha membuat gerakan menggorok leher menggunakan tangannya. "Mati lo," katanya tanpa suara.

"Cih, jangan sok jagoan lo," cibir Frisel sambil menatap Prinsha dengan tatapan meremehkan.

Vegan, cowok yang tangannya digips itu melangkah mendekati Prinsha. Kemudian ia mendorong Prinsha hingga Prinsha mundur beberapa langkah. "Hari itu Lo cuma beruntung bisa matahin tangan gue," ujar Vegan lalu mendorong Prinsha lagi.

Prinsha menegang. Ia lupa dengan dirinya yang tidak bisa apa-apa tanpa Prinsy. Ia lupa kalau yang mengalahkan Vegan adalah Prinsy, bukan dirinya. Tangan Prinsha sedikit gemetar saat sadar kalau Vegan membawa pasukan. Ia tidak mungkin bisa menang melawan mereka tanpa adanya Prinsy, tetapi ia tetap berusaha santai agar mereka tidak menganggapnya lemah.

"Lo tahu gak kalau lo itu pengecut?" tanya Prinsha. Alis kanannya naik dan bibirnya membentuk senyum miring yang membuat Vegan agak gugup. Kini mereka berdua sama-sama gugup, tetapi berusaha terlihat santai.

"Gue? Pengecut?"

"Buktinya lo bawa pasukan kayak gitu. Buktinya lo takut ngelawan gue. Kalau lo emang berani, ayo tanding satu lawan satu," tantang Prinsha.

"Lo gila?" Vegan melirik tangannya yang sedang digips.

"Oh iya, gue lupa. Kalau gitu pilih salah satu temen lo yang paling kuat."

"Jangan banyak bacot lo, Prinsha. Kalau bisa keroyokan, kenapa harus satu lawan satu?" celetuk Lia. Cewek itu meregangkan tangannya, seperti sudah bersedia untuk menghajar Prinsha.

Yang lainnya juga ikut meregangkan tangan dan berjalan mendekat ke arah Prinsha. Sementara Prinsha mundur selangkah setiap mereka melangkah. Ia rasa ia tidak bisa mengalahkan mereka mengingat ia tidak kuat seperti Prinsy.

"Sialan lo semua! Beraninya keroyokan!" teriak Prinsha lalu berlari menuju ke lapangan. Akibat teriakan Prinsha yang menggelegar itu, banyak murid yang keluar dari kelas akibat penasaran.

Prinsha berlari hingga ke tengah lapangan dan di belakangnya ada Vegan dan yang lainnya yang mengejarnya. Sesampainya di tengah-tengah lapangan yang sedang terik itu, Prinsha berhenti. Vegan dan yang lainnya juga berhenti beberapa meter dari Prinsha.

MISS APPLE (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora