🍎1🍎 Pacar Baru

2.5K 272 59
                                    

Suara jeritan terdengar dari arah kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara jeritan terdengar dari arah kamar mandi. Semua orang yang mendengar suara itu tidak ada yang peduli karena tidak ingin ikut campur. Terlibat dengan pem-bully yang terkenal sejak SMP itu sama saja cari mati.

Suara minta tolong tidak mereka hiraukan. Begitu pula dengan Prinsha. Prinsha tidak ingin campur dengan empat pem-bully yang sedang beraksi itu. Namun, karena ia juga ada urusan di kamar mandi, ia terpaksa terlibat.

"Gue bilang minggir!" bentak Prinsha sambil mendorong salah satu cewek yang berjaga di depan kamar mandi. Sementara tiga cewek lainnya tetap melanjutkan aksinya yang mem-bully seorang cewek cupu.

"Lo berani sama gue? Cari mati lo?" geram cewek itu karena tidak terima didorong oleh Prinsha.

Prinsha berdecih lalu menyunggingkan senyum miringnya. Orang-orang seperti mereka hanyalah sampah yang harus dimusnahkan. Mereka hanya berani mem-bully orang-orang yang lemah.

"Sekolah ini punya lo? Enggak, 'kan? Kita itu sama-sama murid baru, gak usah belagu," tekan Prinsha sambil mendorong kening cewek itu menggunakan telunjuknya. Kemudian Prinsha mengelap jari telunjuknya seolah ia baru saja memegang kotoran.

"Guys!" seru cewek itu. Ketiga temannya langsung menghentikan kegiatan mereka. "Mangsa baru," kata cewek itu sambil tersenyum miring. Kemudian ia menarik rambut Prinsha dengan kencang dan menyeretnya ke dalam kamar mandi.

Prinsha masih bersikap tenang. Walaupun ia didorong hingga membentur tembok, ia tetap diam dan menatap datar keempat pem-bully itu. Kemudian ia bersedekap dada dan menyuruh korban bully itu agar segera keluar.

"Dari SMP mana sih lo? Belagu banget. Lo gak kenal gue?" Seorang cewek beraksesoris serba merah muda itu berbicara sambil mengangkat dagunya dengan angkuh. Prinsha menatap cewek itu dari atas hingga bawah, sangat norak. Kemudian ia melihat badge nama yang ada kemeja cewek itu, Frisel Kalelya.

"Tahu kok, lo limbahnya SMP Magellan, 'kan?" Prinsha tersenyum lebar saat melihat keempat cewek itu terlihat sangat marah dikatai limbah oleh Prinsha.

"Kayaknya lo bukan cewek lemah. Gimana kalau lo gabung sama kita?" tawar cewek berlesung pipi yang berdiri di sebelah Frisel.

"Gwela, jangan ngawur deh," kata Frisel yang tidak terlihat suka saat Gwela berkata demikian.

"Gue juga ogah kali gabung sama cabe-cabean kayak kalian."

"Apa lo bilang?" geram Frisel.

"Sikat aja, Sel!" seru cewek yang tadi berjaga di depan. Prinsha menaikkan alisnya sebelah. Ternyata empat pem-bully yang terkenal sampai ke SMP-nya itu tidak semenyeramkan rumor yang tersebar. Mereka malah terlihat remeh di mata Prinsha.

Terell, itulah nama geng mereka. Geng mereka ini tidak ada yang namanya ketua, tetapi salah satu dari mereka, yaitu Frisel sangat suka memerintah dan dialah yang paling ditakuti oleh siapapun. Cewek yang gemar memakai aksesoris serba merah muda itu memang mempunyai aura yang galak sehingga orang yang berpotensi di-bully oleh Frisel pasti akan merasa takut.

MISS APPLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang