🍎24🍎Klise

767 142 14
                                    

Rasa khawatir itu terus muncul di benak Prinsha walaupun dokter bilang kalau Yuga hanya mengalami gegar otak ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa khawatir itu terus muncul di benak Prinsha walaupun dokter bilang kalau Yuga hanya mengalami gegar otak ringan. Ada perasaan lega, tetapi ia tetap khawatir karena Yuga belum sadarkan diri. Dokter memperkirakan Yuga akan sadar di pagi hari, tetapi cowok itu belum juga membuka mata.

Prinsha dari semalam belum sempat tidur dan terus berada di samping Yuga sembari manatap wajah tampan cowok yang disukainya itu. Bahkan Reja yang sudah sadar pun tidak Prinsha hiraukan keberadaannya.

“Kita ngapain di sini?” tanya Reja sambil menyisir rambutnya yang berantakan menggunakan jari-jarinya. Sesekali ia menguap dan merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Kemudian ia menoleh ke arah Yuga dan Prinsha. “Sha,” panggilnya dengan nada kesal. Ia bertanya bukannya dijawab malah didiamkan.

“Yuga belum sadar,” kata Prinsha singkat. Ia masih menatap wajah Yuga, berharap kalau cowok itu cepat-cepat membuka matanya.

“Dia kenapa?” Rupanya Reja tidak ingat dengan kejadian kemarin. Mungkin pengaruh alkohol yang sangat kuat itu membuat Reja tidak sadar dengan apa yang terjadi semalam.

“Gara-gara Kervan. Gue harus balas dendam,” sahut Prinsha sambil meremas selimut yang digunakan untuk menutupi sebagian tubuh Yuga. Rasanya sangat marah saat mengingat kejadian semalam saat Kervan memukul kepala Yuga.
 
“Apa? Kok bisa? Kok gue enggak tahu?” cecar Reja yang tampak sangat terkejut. Kemudian ia menghampiri kasur Yuga yang berada di sebelah kasurnya. Lalu ia duduk di bibir kasur dan menatap temannya yang masih memejamkan mata. Ia juga marah, sangat marah malahan.

“Udahlah, lo udah pukul kepala dia pakai helm kemarin.” Prinsha terkejut mendengar suara itu dari Yuga yang masih memejamkan matanya. Rupanya Yuga mendengar pembicaraan mereka dari tadi, tetapi enggan membuka mata. Prinsha langsung mengulurkan tangannya dan membuka paksa mata Yuga agar segera menatapnya.

“Gak bisa gitu!”

“Loh, itu ….” Reja menunjuk ke arah leher Prinsha. Di sana sudah terpasang sebuah kalung yang tidak asing baginya. Kemudian ia meraba-raba kantung jaketnya dan tidak menemukan sesuatu yang ia cari. “Kotak gue hilang.”

Prinsha menyilangkan tangannya di dada. Ia tidak habis pikir kalau Reja benar-benar melupakan apa yang terjadi kemarin. Jangan bilang kalau Reja lupa kalau mereka sudah putus. “Lo bener-bener gak inget? Ini hadiah putus loh,” kata Prinsha sambil memegang kalungnya dengan ibu jari dan telunjuknya.

“Bukan, itu sebenarnya simbol Queen Regaros,” jelas Reja. Mungkin karena ia dalam pengaruh alkohol kemarin jadinya omongannya ngelantur. Maksud sebenarnya memberi kalung itu adalah sebagai hadiah untuk Prinsha yang merupakan queen Regaros, bukan hadiah putus. Lagi pula ia tidak pernah memberikan sesuatu untuk Prinsha. “Eh, kita udah putus?”

Prinsha mengangguk dan tersenyum. Kini statusnya sudah berubah menjadi jomblo dan ia bebas dekat dengan Yuga. “Gue sama Yuga itu saling cinta, jadi gak ada alasan buat enggak bersama,” katanya. Kemudian Prinsha naik ke kasur dan tidur di samping Yuga. Sementara Yuga langsung merubah posisinya menjadi duduk dan menatap Prinsha dengan terkejut.

MISS APPLE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang