🍎5🍎 Muncul

1.1K 187 16
                                    

“Lo harus tahu gimana rasanya berurusan sama Geng Terell,” kata Lia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Lo harus tahu gimana rasanya berurusan sama Geng Terell,” kata Lia. Kemudian ia memberi kedua temannya kode agar segera membawa Prinsha keluar.

Tere langsung menarik rambut Prinsha, sedangkan Gwela dan Lia memegangi tangan Prinsha. Mereka bertiga menarik Prinsha secara bersamaan, tetapi karena Prinsha memberontak, tenaga mereka tidak cukup kuat. “Lepasin, sialan! Beraninya keroyokan!” teriak Prinsha sambil berusaha melepaskan diri.

“Seret cepetan!” seru Gwela sambil memperkuat tenaganya.

“Jangan … jangan bawa Prinsha,” lirih Theta. Ia hanya bisa diam di bangkunya tanpa bisa berbuat apa. Ketakutannya membuat Theta tidak mempunyai keberanian untuk menolong Prinsha.

“Diem lo! Kalau lo lapor guru, gue pastiin lo yang berikutnya,” kata Lia sambil menatap Theta tajam. Theta langsung menunduk takut.

“Sialan!” teriak Prinsha lalu menendang kaki Tere hingga cewek dingin itu meringis kesakitan.

Bitch!” Tere langsung melepaskan rambut Prinsha dan menamparnya. Kemudian ia menarik rambut Prinsha lagi lalu menyeretnya keluar kelas bersama dengan Gwela dan Lia.

Tidak banyak murid yang melihat karena sebagain besar berada di kantin, perpustakaan, atau kelas. Jarang ada murid yang berkeliaran di koridor. Namun, aksi Geng Terell yang sedang menyeret Prinsha itu cukup menarik perhatian orang-orang yang kebetulan melihatnya.

Sesampainya di kamar mandi, Geng Terell langsung mengusir murid-murid yang berada di kamar mandi itu. Kamar mandi yang letaknya di lantai bawah itu biasanya hanya dipakai oleh kelas sepuluh saja. Jarang ada kelas sebelas ataupun kelas dua belas yang memakai kamar mandi itu.

Jikapun ada, Geng Terell tetap akan mengusir mereka walaupun akan terjadi cek-cok. Geng Terell tidak mengenal yang namanya takut. Walaupun takut, sebisa mungkin mereka akan menyembunyikannya agar tidak terlihat lemah.

“Gak terima temen lo kena kelereng?” tanya Prinsha sambil bersedekap dada. Ia tersenyum miring dan menatap tiga orang itu dengan remeh.

“Waktunya gak cukup buat basa-basi,” kata Tere sambil melihat jam tangannya. Kemudian ia membuka salah satu bilik kamar mandi dan mendorong Prinsha ke dalam bilik itu. Prinsha yang tidak siap pun langsung menabrak kloset duduk hingga tutup kloset itu terlepas dari tempatnya. Kemudian Prinsha terjatuh ke lantai dengan posisi sikunya mendarat lebih dulu

Prinsha menggeram kesal karena sikunya berdenyut nyeri. Ia menatap tiga cewek yang kini tersenyum puas itu. "Sampah lo semua!"

“Selamat menyendiri,” kata Gwela sambil tersenyum hingga menampakkan lesung pipinya. Kemudian ia menutup pintu bilik itu dan menguncinya menggunakan sapu.

Tidak cukup sampai di sana. Mereka mengambil shower dari bilik sebelah lalu menyiram Prinsha dari atas. Prinsha hanya bisa pasrah dan tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Jika ia berteriak, mereka akan merasa menang.

MISS APPLE (END)Where stories live. Discover now