12. the feeling

8.6K 1.2K 89
                                    

VOTE FIRST!
AND COMMENT IF U WANT!

•-•-•-•

"Jane yakin gak mau dipotong rambutnya?"

"Gak mau Mama."

"Kalo mama rapiin dikit gimana?"

"Terserah Mama, yang penting gak potong pendek," balas Jane yang sibuk merapikan alat gambar miliknya sedangkan Anna sedari tadi menyisir rambut Jane dan merapikannya jika ada yang kusut.

Mereka berdua sekarang sedang berada di kamar Jaehyun sementara, lebih tepatnya berada di atas ranjang milik Jaehyun, sedangkan Jaewoo tengah tidur dengan nyenyak disebelah tempat Anna duduk. Ini sudah dua jam berlalu setelah mereka makan siang dan Jaehyun kembali ke kantor karena ada urusan tepat setelah makan siang tadi, padahal Anna ingin membicarakan sesuatu, walaupun rasanya canggung karena perlakuan Jaehyun tadi yang membuat Anna merinding sendiri mengingatnya.

" Ya udah nanti Mama potongin, ya?" ucap Anna dan Jane pun hanya berdeham setelahnya. Sembari menyisir rambut Jane, Anna juga sesekali melirik Jaewoo yang tengah tertidur dengan wajah lelahnya. Entah lomba itu karena lomba di acara tadi atau Jaewoo-nya yang terlalu lincah, padahal Jane biasa-biasa saja malah memilih untuk menyibukkan dirinya lagi dengan menggambar.

"Nah, udah deh," gumam Anna setelah mengingat rambut Jane supaya tidak menganggu kegiatannya nanti.

"Mama," panggil Jane sembari berbalik menghadap ke arah Anna yang menatap putrinya dengan alis yang terangkat.

"Kali ini Jane gak bakal cerewet lagi dan nyusahin Mama."

"Maksud Jane?"

"Jane gak bakal banyak tingkah lagi soal keadaan kita sekarang, dan sekarang terserah Mama aja, kalo Mama bahagia di sini sama mereka berdua, Jane bakal ikut, Jane janji gak bakal egois lagi, asal Mama jangan berhenti buat sayang sama Jane lagi," jelas Jane dengan senyuman simpulnya dan tidak mungkin tak membuat Anna kembali berkaca-kaca.

"Jane," bisik Anna, lalu menarik putri kesayangannya itu ke pelukannya.

"Maafin Mama," bisik Anna lagi.

"Mama gak salah, jadi gak perlu minta maaf," balas Jane yang kini mengusap punggung Anna dengan lembut.

"Tapi Mama jangan paksa Jane buat dekat sama mereka sekarang, Jane gak bisa," ucap Jane lagi.

"Gak, Mama gak bakal maksa Jane kok, Jane udah nerima aja itu udah lebih dari cukup buat Mama," balas Anna.

"Ya udah Mama jangan nangis, mending Mama istirahat sekarang, nanti demamnya makin parah." Jane pun melepaskan pelukan mereka berdua dan mengusap air mata Anna yang sudah bercucuran sedari tadi, lalu mengecup pipi Anna pelan.

"Jane sayang Mama," bisik Jane lalu memeluk Anna sekali lagi dan turun dari ranjang sembari mengambil tas yang berisi alat gambarnya.

"Sekarang Mama istirahat, kalo demam Mama makin parah, Jane bakal marah sama Mama."

"Iya iya," balas Anna, Jane pun keluar dari kamar dengan membawa alat gambarnya untuk ke lantai bawah. Anna mengerti dengan kegiatan Jane karena Jane begitu suka menggambar, bahkan ada belasan buku gambar yang sudah penuh dengan gambarnya di rumah mereka. Bahkan Jane ingin mencoba untuk melukis karena semua alatnya dibelikan Jaehyun dengan lengkap kemarin, Jaehyun kira Jane juga suka melukis, dari pada tidak terpakai Jane bilang akan belajar nantinya.

Anna menunduk dalam setelahnya, Jane masih sekecil itu, tapi dengan mendengar perkataan Jane tadi Anna bisa berpikir bahwa Jane sudah dewasa sebelum waktunya. Seharusnya mereka berdua tidak lahir dengan keadaan seperti ini, Jane dan juga Jaewoo atau bahkan anak lainnya yang bernasib sama seharusnya tidak merasakan hal-hal seperti ini. Semua Anak-anak seharusnya lahir dengan keluarga harmonis dan bahagia, mereka tidak tahu apa-apa, mereka bahkan tidak pernah minta dilahirkan dengan keadaan yang tidak pantas mereka rasakan.

Bittersweet || Jung Jaehyun [✔️]Where stories live. Discover now