27(2/2). Gate

6.2K 912 95
                                    

VOTE FIRST!
AND COMMENT IF U WANT!

•-•-•-•





Chicago, 03:16 PM.

Raut kesal bercampur khawatir berlebih menguasai seorang wanita yang kini sedang menatap langit tengah malam kota Chicago dari  balkon sebuah Apartemen sembari menggigit kukunya.

Semua rasa emosi teraduk rata di benaknya beserta dengan pikiran buruk yang menguasai pikirannya. Tidak, ia tidak terlihat bahagia sama sekali seperti apa yang ia pandang kepada dirinya sendiri. Perkataan mantan suaminya tadi berhasil membuatnya kembali menjadi seperti ini, dan ia benci, Helena benci kepada sosoknya yang lemah seperti ini.

Helena.

Dia tidak pernah bahagia setelah semuanya terjadi, Helena pikir ia akan bahagia ketika harga dirinya tidak tercoreng sedikitpun karena pernikahannya dengan Jaehyun, ia pikir ia bahagia karena pergi dari pernikahannya yang gagal karena kekurangannya, tapi tidak, itu tidak terjadi sama sekali. Anna, ya semuanya salah Anna pikirnya, perbuatannya dulu tidak pernah salah, Anna merebut Jaehyunnya.

Anna merubah Jaehyunnya saat pernikahan itu terjadi, Helena tahu itu, tidak mungkin ia tidak peka dengan perubahan Jaehyun, dan semuanya hancur karena itu, hancur tanpa sisa. Ini juga salah Anna, pasti dia yang membuat Jaehyun lupa atau enggan untuk membalas pesannya dan hal itu membuatnya kepikiran sampai tidak tidur seperti ini, semuanya karena Anna, pikir Helena lagi.

"Semuanya salah dia, Helena, kamu gak salah, kamu gak pernah salah, semuanya salah dia," gumam Helena yang kini sudah terduduk di lantai, tidak mempedulikan angin yang begitu dingin berhembus kencang ke arahnya.

Tubuhnya bergetar hebat, semua memori Jaehyun di masalalu yang begitu menyakitinya terulang seperti film di otaknya. Tatapan Jaehyun yang berbeda, senyuman Jaehyun saat membicarakan Anna, serta Jaehyun yang menyebutkan nama Anna saat pelepasan mereka semuanya terulang begitu teratur di memorinya.

Raut takut menguasai wajah Helena namun itu tidak berangsur lama, kini seringai hingga sebuah tawa persis seperti orang yang kesetanan beralih menguasainya.

"Gak, gak bisa, gak boleh, mereka gak boleh bahagia," desis Helena.

Keluarga kecil itu ada karena dirinya dan keluarga kecil itu juga yang menghancurkan hidupnya, ini tidak bisa dibiarkan, sementara di sini, dirinya tidak pernah bahagia sedikitpun.

"Baby? Oh God, what happened, babe?" Suara panik seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kamar dan menemukan Helena yang terduduk di lantai balkon membuatnya langsung bergegas ke sana.

"J-john," panggil Helena bergetar kepada Johnny suh, kekasihnya yang kini sudah menggendongnya dan membawanya ke dalam.

"Kamu kenapa, hm?"

"Bisa percepat keberangkatan kita ke Korea?"


_________



Sebuah music jazz yang mengalun dari sebuah turntable menguasai sebuah Bar Cafe yang yang saat ini menjadi tempat kunjungan dua orang teman yang hanya malah saling diam. Tidak ada percakapan diantara mereka sedari tadi, hanya suara musik ditambah dengan suara percakapan ringan pengunjung lain.

Sekarang bahkan sudah hampir larut malam, namun salah satu dari mereka mau tidak mau mengikuti ajak temannya yang satu ini karena iba, teringat hanya dirinyalah yang masih ingin berteman dengannya ini. Mungkin.

Tidak lain dan tidak bukan adalah, Jaehyun dan Jungkook.

Sedari tadi Jungkook hanya melihat Jaehyun yang menunduk dalam lalu sesekali meneguk minumannya. Ia tidak berniat atau lebih tepatnya menghindari untuk mabuk malam ini, tidak mungkin mereka berdua sekaligus yang mabuk, karena hanya akan mendapat denda jika mereka berdua ada di dalam kondisi mabuk ketika mengemudi nanti. Selain daripada itu juga, Jungkook yang menjemput Jaehyun. Hal itu yang membuatnya menggerutu sepanjang jalanan ketika menjemput Jaehyun, dia yang mengajak, malah dirinya yang menjemput, dasar beban.

"Ada masalah apasih?" gerutu Jungkook lalu meminum susu pisang yang ia beli di minimarket depan tadi. Namun Jaehyun tetap bungkam dan malah meminta dituangkan lagi kepada bartender yang mendapat decakan dari Jungkook.

Jaehyun kembali meneguk koktail miliknya dan menatap Jungkook lalu terkekeh pelan. "Gila," gumam Jungkook lalu menghembuskan nafasnya untuk mencoba sabar atas cobaan kali ini.

"Helena tadi nelpon, dia bilang, dia bakal balik," gumam Jaehyun yang membuat Jungkook kembali menatapnya.

"Terus?"

"Gak, aku cuman khawatir dia ngapa-ngapain Anna."

"Ya dijaga lah, bodoh," gerutu Jungkook lagi. "Kenapa? Jangan bilang kamu ragu gara-gara dia datang lagi?" tanya Jungkook.

"Gak, bukan gitu tapi," Jaehyun menghentikan perkataannya, lalu kembali meneguk koktail miliknya dan kembali memintanya kepada bartender.

"Dia punya Johnny," lanjut Jaehyun.

"Udah? Gitu doang?" tanya Jungkook lagi dengan nada malas.

"You just don't understand."

"Emang."

"Johnny, dia terobsesi dengan Helena, dan Helena. aku tau dia bakal macam-macam dengan Anna dengan bantuan Johnny,"balas Jaehyun yang membuat Jungkook kembali berdecak.

Mereka berdua- Jaehyun dan Helena sama-sama terlalu meninggikan ego mereka satu sama lain, yang satunya bodoh dan yang satunya terlalu pengecut, itu adalah gambaran Jungkook mengenai dua pasangan yang dulu pernah terikat dalam hubungan pernikahan. Tapi dengan makin bodohnya mereka menarik seorang Anna yang lemah ke dalamnya.

Kapan Jaehyun sadar bahwa dirinya sudah mempunyai perasaan pada Anna sedari dulu? Itu lah tonggak awal yang membuat hubungannya dengan Helena hancur, dan membuat Helena begitu membenci Anna, sementara Jaehyun tidak tahu menahu tentang hal itu. Orang gila pun bisa membaca bagaimana keadaannya, apalagi Jungkook, seseorang yang menjadi teman curhatnya kapanpun dan dimana pun.

Tapi malah mereka saling benci tanpa tahu apa alasan yang jelas dan begitu berbeda satu sama lain, mereka saling membenci karena salah paham kepada hal yang dari awal memang sudah salah, lalu sama-sama menyalahkan satu sama lain.

"Johnny, dia bahaya," lanjut Jaehyun yang membuat pikiran lawan bicaranya buyar.

"Ya, harusnya kamu percaya diri, bukannya malah takut, sama-sama manusia juga, terus juga, kalo kamu beneran sayang sama Anna lebih dari apapun kamu punya cara sendiri buat lindungin dia dari bahaya apapun," jelas Jungkook dengan nada kesal.

"Johnny gak ada apa-apanya kalo kamu bertindak serius, jangan cuman kuat di depan orang yang lemah," lanjut Jungkook. "Kamu sayang Anna, kan?" tanya Jungkook.

"Ya iyalah," balas Jaehyun dengan cepat.

"Prove it, love is not always proven by kissing, hugging or even sex, no, love is not just for sexual desire."

"Cinta itu tentang gimana kamu memperlakukan dia, menjaga dia, dan semua hal yang berkaitan dengan kasih sayang kamu dengan orang itu. Itu, itu pointnya Jae, kalo kamu terus-terusan gini, Anna bisa aja pergi, perempuan gak bakal bertahan sama orang yang gak bisa memperlakukan mereka dengan baik, even they love you. You can make someone to fall in love with you, but you can't make them to choose you at the end. Ya, emang cinta itu bisa bikin orang bodoh ataupun buta, tapi kamu harus ingat, Anna udah jatuh sekali dan dia sendiri yang bikin diri dia bangkit, kamu pikir ada orang yang mau jatuh lagi ke lubang yang sama? Gak, tapi dengan baiknya Anna beri kamu kesempatan sekarang, jadi pergunakan baik-baik," Lanjut Jungkook, lagi.

Biarkan malam ini ia menceramahi temannya ini. Sebab, ia tidak akan bisa membantu jika semuanya sudah terjadi diluar kehendak Jaehyun, karena Jungkook bisa saja menjadi salah satu seseorang yang membuat Anna menjauh dari hidup temanya ini.

Setidaknya ia harus menjadi teman yang baik diluar pekerjaannya.

TBC





Hai, ini tambahan chapter yang kemaren. I hope you guys like it, Awalnya emang gak niat buat nambahin chapter kemaren kalo bukan karena chapter ini termasuk penting buat plot cerita ini dan juga, supaya kalian ngerti gimana perasaan Jaehyun sebenarnya sama Anna dari dulu (~‾▿‾)~ 

Bittersweet || Jung Jaehyun [✔️]Where stories live. Discover now