Bab 3

14.8K 1.5K 20
                                    

Vero sedang menjalankan motor nya dengan kecepatan yang sangat kencang, di malam yang dingin setelah hujan membasahi bumi setengah jam yang lalu.

Kali ini dia berhenti di salah satu toko kue langganan ibunya. Dia berjalan ke kasir untuk membeli cheesecake dan juga segelas cappucino.

"Kak, cheese cake nya satu sama cappucino ya" ucapnya kepada sang kasir.

Kasir itu tampak mengutak-ngatik layar di depannya dan kembali menatapnya.

"ada lagi kak?" tanya penjaga kasir dengan senyum ramah.

"udah kak, itu aja" jawab Vero sambil mengeluarkan kartu debit nya.

"45.000 kak" jelas kasir tersebut, Vero segera memberikan kartu debitnya.

Tidak lama kasir tersebut memberikan kartu dengan no meja dan juga kartu debit milik Vero.

Vero berjalan kearah kursi paling pojok di dekat jendela, tidak lama datang seorang perempuan membawa nampan, tetapi pakaian yang di pakai perempuan tersebut sangat berbeda dengan pegawai disini. Wajah yang rupawan dan juga senyum yang manis membuat Vero terpanah.

"misi kak, ini pesanan nya, kalau ada tambahan tinggal panggil aja ya kak" ucap perempuan itu dan berjalan menjauhi Vero. 

"Gila cantik banget, karyawan baru kali ya" monolog nya, seperti nya besok dia harus kesini lagi bersama kedua temannya.

------

Hari sudah menunjukan pukul 21.00 dan para pegawai sudah mulai melap meja dan membereskan makanan sisa-sisa pengunjung. Sheira sang pemilik toko masih sibuk di depan kasir untuk menghitung keuntungan yang dia peroleh hari ini.

"Kak she, ini ada note dari meja no 25" ucap Dela yang memegang notes tersebut.

"Emang apa isi nya la?" Tanya Sheira yang ikut penasaran.

" 'Hai kakak yang pakai baju biru, boleh kenalan kan? Saya Vero. Yang tadi pake baju putih. Besok saya kesini lagi ya. Kakak jangan lupa sama saya' gitu kak" ujar Dela. Sheira yang mendengar itu hanya bisa mengerutkan dahi, dia terlihat berfikir keras mengingat laki-laki berpakaian putih tersebut.

Tidak lama dia teringat orang gila yang membeli cheesecake dan cappucino.

"Ohh... Yang cowo ganteng tapi stress itu ya?" Ucap Sheira memastikan.

"Stress? Engga kok, dia manis banget" sanggah Dela gemas

"Manis? Kok kamu?" Ucap Sheira bingung

"Sering kesini ka, ya seminggu 2-5 kali lah. Mesen nya itu-itu doang lagi" jawab Dela 

"pelanggan gue stress" monolog Sheira pelan 

"engga stress ih manis, emang suka senyum aja" balas Dela 

"iya iyaa... ya udah gue pulang ya udah jam segini kasihan Brian sendirian" pamit Sheira dan berjalan keluar dari Cafe tersebut. 

sesampai nya di rumah Sheira melihat anak satu-satunya sedang tertidur di kursi tamu sambil memegang crayon di tangan kanan nya, Sheira terlihat terkekeh pelan dan membereskan kekacauan di ruang tamu. Setelah selesai ibu satu anak tersebut menggendong Brian membawa anak tersebut masuk ke dalam kamarnya. 

-------

hari minggu siang terlihat Brian berjalan seorang diri menuju supermarket yang berada dekat rumah nya. Brian sudah cukup pintar untuk jajan sendiri bahkan dia mampu untuk berangkat sekolah sendiri tetapi belum di berikan izin oleh sang Bunda karena sekolah nya harus keluar dari Perumahan tersebut. 

"Brian?" tanya seseorang yang dia kenal di dalam super market tersebut. 

"om Vero." jawab Brian dan kemudian berlari menuju Vero. 

Vero tampak berjongkok untuk menyambut pelukan dari Brian.

"Om mau ngapain?" tanya Brian ketika sudah melepas pelukannya.

"jajan, Brian ngapain? kok sendirian?" tanya Vero heran 

"Brian kan cowo. Harus berani dong" ucap Brian dengan senyum yang masih. Vero tertawa mendengar ucapan Brian kemudian menganggukan kepalanya. 

"Brian mau jalan-jalan gak ? Om bosen nih" tanya Vero, hari minggu siang dengan cuaca yang tampak berawan membuat Vero berniat mengajak anak yang ada di depan nya untuk jalan-jalan menggunakan motor matic nya. 

"Mau!" Teriak Brian tidak sengaja, dia terlalu bersemangat untuk bisa jalan-jalan dengan Vero.

"Om, om bukan orang jahat kan?" tanya Brian, membuat Vero tertawa, bagaimana jika Dia orang jahat mungkin sudah menculik Brian sejak mereka bertemu pertama kali 

Vero menggelengkan kepala, kemudian berkata "engga kok, yuk izin sama Bunda kamu dulu" ucap Vero dan mengandeng tangan Brian menuju motor meticnya. 

setiba nya di depan rumah milik Brian, anak laki-laki tersebut berlari memasuki rumah tidak lama datang perempuan dengan pakaian rumah dan apron menggantuk di lehernya jangan lupakan sodet yang masih di ganggam oleh perempuan itu. 

"oh jadi kamu yang mau ngajak anak saya jalan-jalan?" ucap sheira dengan tangan yang berada di pinggang. 

Dahi Vero berkerut ketika melihat perempuan tersebut, tangan kanan nya menunjuk muka perempuan itu dan berkata "Loh mba kan yang ada di City Cofe kan?" 

"Loh? kamu orang stress yang semalem senyum-senyum itu kan? mau ngapain kamu kesini? nyulik anak saya?" cecar Sheira sambil menunjuk-nunjuk vero menggunakan sodet. 

"eh engga, saya mau ngajak Brian main aja, saya sering ketemu Brian di taman kok" ucap Vero meyakinkan Ibu dari anak laki-laki tersebut.

"iya Nda, Om Vero sering main sama Brian kok kalau Bunda lagi ke Cafe" bela Brian yang sudah berada di dekat Sheira 

"oh ya?" tanya Sheira kali ini dengan nada yang sangat lembut membuat hati Vero tersentuh 

'cantik, manis, lemah lembut kurang apa coba ini cewe. kurang nya dia untuk punya anak' monolog Vero dalam hati 

"ya udah kamu boleh main sama om itu tapi pulang nya jangan sore-sore ya. kalau laper minta makan sama om itu" ucap Sheira kepada anaknya 

"Dan kamu, awas kamu bikin anak saya celaka" lanjut Sheira dengan nada ketus dan di angguki oleh Vero. 

setelah itu Brian duduk di jok dengan dengan kacamata hitam dan juga hoodie yang pas di tubuh kecil nya. 

"Hati-hati" ucap Sheira kepada Vero dan di angguki oleh Vero


-------

berharap banget ada yang baca cerita ini

jujur aku tuh ngerasa kaya aku tuh gak bisa ya bikin cerita? aku tuh gk cocok buat jadi pembuat cerita karena cerita aku jarang banget ada yang nungguin. 

bahkan pernah berfikir kalau, gue bisa bikin cerita karena kebetulan, me.. your mom ada karena kebetulan aja, sedih deh cerita gue selain me your mom engga ada yang  ngelirik. 

hehehe ya udah aku cuman cerita aja kok

terima kasih yang udah mau vote dan comment, vote kalian di cerita ini berarti banget buat aku 

Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang