Bab 5

12.1K 1.2K 18
                                    

sorry fot typo's

-PAPA!-

Sheira terlihat mondar-mandir di ruang tamu rumah nya, tangis Brian belum juga selesai sejak 2 jam yang lalu. Brian masih menanyakan Om kesayangannya dan sial nya Sheira lupa meminta nomor telfon Vero semalam. 

"Bunda bohong sama Ian huaaaaa Omaaaaaa Ian mau sama Oma aja Bunda bohong" teriak Brian sambil berontak di atas sofa, Sheira yang melihat anaknya menangis malah ikutan menangis karena bingung, dia hanya mencari Vero kemana, sekolahnya saja tidak tau. 

"udah dong Ian, ntar kita cari Om veronya ya. Ian udah nangis lama banget loh gak kasihan sama air matanya udah kering gitu?" ucap Sheira sambil mengendong Brian. Brian hanya bisa menganggukan kepala dan mengeratkan pelukannya. 

-PAPA!-

Ditempat lain, Vero sedang belajar bersama ketiga teman nya di depan tiang bendera. dengan beberada buku yang berserakan. Nana yang menggunakan rok terlihat tidak nyaman karena harus duduk bersimpuh melihat hal tersebut Jihan langsung melepas almamaternya dan memberikan kepada Nana. 

"makasih Jihan" ucap Nana kemudian kembali dengan cacatan nya. 

"semua karena Vero" ucap Salman sambil menunjuk Vero dengan pulpen yang ada di genggamannya. 

"Lo bloon, kalau lo gak pake acara ngegodain anaknya ibu kantin juga kita gak bakalan di hukum, paijo" balas Nana sambil menoyor kepala Salman. 

"hufttt gue aja terus." monolog Salman tetapi masih terdengar oleh ketiganya.

"ya emang lo!" gemas Jihan 

"Kalian! bukan nya ngerjain tugas malah berantem, mau saya tambahin tugas nya?" teriak Bu Vany dari lorong kelas. membuat ketiga langsung menunduk dan mengerjakan tugas lagi. 

waktu sudah menunjukan pukul 16.00, mereka berempat sudah bersiap-siap untuk pulang. Nana masih sibuk dengan tempat pensil nya seperti menghitung sesuatu di dalam kotak tersebut. 

"1..2...3..4.. woy pulpen gue ilang satu, siapa yang maling?" tanya Nana kepada 3 laki-laki yang tersisa di kelasnya.

"Ini elah engga gue ambil" ucap Salman sambil menaruh pulpen berwarna pink di atas meja Nana. 

"kalau engga di ingetin udah masuk ke kantong itu Na" ucap Xena yang sedang menyapu didekat pintu keluar 

"apasih lo, ikut-ikutan aja" sebal Salman sambil menarik rambut Xena yang panjang tersebut. 

"rambut merah, mau jadi cabe-cabean lo?" ucap Salman sambil menarik-narik rambut Xena 

"Asli woy Asli engga pake cat-catan gue" balas Xena sambil melayangkan sapu nya kearah bahu Salman. 

"aduh sakit woy sakitt dasar mak lampir" ucap Salman dari berlari keluar kelasnya. Vero dan Jihan melihat tingkahlaku Salman hanya bisa menghela napaa. Sudah bukan hal aneh melihat Salman mengejek Xena sampai anak tersebut kesal. 

"Xen, ayo balik" Ucap Nana sambil memberikan tas Xena yang ada di tangan kanannya. 

"yuk" balas Xena dan mengikuti Nana yang sudah berjalan terlebih dahulu. 

"mau kemana lo?" ucap Jihan yang hanya tinggal berdua dengan Vero. 

"mau pergi gue, bye jihan" balas Vero yang berjalan meninggalkan Jihan sendiri. 

"gue mulu yang tinggal" monolog Jihan dan berjalan keluar kelas. 

-PAPA!-

Vero sudah  berada di taman dekat rumah Brian, dia duduk dibangku taman selama 30 menit. banyak anak-anak yang sedang bermain di taman tersebut tetapi dia tidak menemukan anak menggemaskan tersebut. 

"kemana coba si Brian?" monolog Vero karna tidak melihat Brian, dengan inisiatif nya Vero berjalan mendekati rumah Sheira dan memencet bel rumah tersebut. 

pintu terbuka dan terlihat Sheira sedang menggendong Brian yang sedang menangis kejer, matanya memerah hidung nya memerah dan napas nya terdengar terseguk-seguk. 

"O-om Ve-Vero" ucap Brian sambil merentangkan nya tangan nya bermaksud ingin di gendong oleh Vero. 

'kenapa?' gerakan bibir Vero terlihat jelas oleh Sheira ketika Brian sudah berpindah ke tangan Vero.

"nangisin kamu dari pagi" ucap Sheira dengan suara pelan, melihat Vero mengelus kepala Brian dan membuat anaknya tenang hati Sheira menghangat. 

"Brian kenapa kok nangis?" ucap Vero yang sudah duduk di Sofa rumah sederhana tersebut.

"Nda bohong katanya Om Vero akan kerumah kalau Ian udah pulang sekolah, tapi pas Ian pulang Om Vero engga ada" ucap Brian, Vero tertawa mendengar Brian menyebut namanya sendiri dengan sebutan 'Ian' menggemaskan, masih terlihat jelas jejak air mata di mata bulat milik Brian.

"kan Kak Vero harus sekolah, kakak pulang sekolah jam 4 sore" jawab Vero yang masih menghapus sisa-sisa air mata di pipi Brian. Sheira datang dengan 2 gelas teh dan 1 botol kecil air putih, dengan inisitifnya Vero mengambil botol yang berisi air putih itu kepada Brian. 

"minum dulu ya, gak kasihan sama napasnya Brian yang seguk-seguk kaya gitu?" bujuk Vero dan di beri anggukan oleh Brian. Dengan telaten Vero memegang botol tersebut agar Brian tidak tersedak. Tidak lama terdengar napas yang teratur di dada Vero, terlihat jelas Brian tertidur dengan lelap disana. 

"hmm... maaf ya Ver, saya engga tau kalau Brian bakaln nangis kaya gitu. Untung kamu dateng kalau engga saya juga bingung mau nyari kamu kemana lagi" jelas Sheira sambil tersenyum 

"iya ka engga apa-apa. Kakak siniin deh hp nya" ucap Vero meminta Handphone milik Sheira, lalu Sheira memberikan Handphonenya dengan pandangan bingung. Vero terlihat mengotak-atik Handphone milik Sheira dan setelah itu mengembalikan Handphone tersebut kepada pemiliknya. 

"aku udah ngasih kontak aku ke kakak, kalau ada apa-apa kabarin aja ya ka. kasihan Brian kalau nangis kaya gini" ucap Vero sambil tersenyum dan Sheira tampa menganggukan kepalanya. 

waktu sudah menunjukan pukul 8 malam setelah menumpang makan, Vero ingin pamit pulang dengan pemilik rumah tetapi malah mendengar suara tangisan Brian karena tidak melihat Vero ketika bangun. 

"Huuaaa Om Vero nya ilang" teriak Brian dari depan pintu kamar anak tersebut. Vero segera berjalan menuju kamar Brian. 

"Ini Kakak disini. Ian, kakak pulang dulu ya, udah malem. besok kita main lagi okey" ucap Vero dan di beri anggukan kepala oleh Brian.

"tapi Janji ya" ucap Brian yang masih mengucek matanya. 

"iya kakak janji, ya udah ya. byee jagoan" Kata Vero dan mengusap kepala Brian. Dari dapur Sheira melihat itu jadi tersentuh karena perlakuan Vero kepada Brian. 

 "kak pulang dulu ya" ucap Vero dan di beri enggukan oleh Sheira 


-PAPA!-

seneng nya ada yang baca hehehe..... 

aku jadi semangat buat nulisnya 

makasih makasih 

jangan lupa buat vote dan comment yang banyak 

Papa!Where stories live. Discover now