Bab 11

8.7K 822 23
                                    

soryy for typo's

-PAPA!-

Brian sedang bermain di tamn dengan membawa mobil-mobilan yang di berikan oleh bundanya minggu lalu, sebab menangis selama 2 jam. Brian menangis bukan tanpa sebab, dia menangis karena sudah tidak bertemu Vero selama 1 mingu belakangan ini. 

"Ian, katanya kamu punya Papa, mana Papa kamu ?" ucap Bima temannya. 

"hmm... Papa aku belom pulang" jawab Brian sebisanya. 

"Bilang aja kamu engga punya Papa" sambung teman nya yang lain. 

"Biarin aku engga punya papa! yang penting Bunda aku engga pernah muluk aku kaya mama kalian suka muluk kalian pake sapu" jawab Brian sarkas membuat ketiga anak kecil di depannya terdiam. 

"Bunda aku mah sayang sama aku, mangkannya aku engga pernah dipukul, mama kalian engga sayang kalian kan. mangkannya kalian dipukul" sambung Brian dan pergi dari hadapan ketiganya. Brian berjalan sambil memeluk mobil-mobilan nya air matanya terus berjatuhan dan mulai terdengar isakan dari mulut Brian. 

Vero sedang berkeliling Taman di dekat Rumah Brian, tidak di pungkiri kalau dia merindukan anak laki-laki menggemaskan tersebut. Vero melihat seorang anak yang memiliki postur tubuh seperti Brian. Dengan tekat kuat Vero berjalan mendekati anak tersebut. 

"Hei, kamu kenapa?" tanya Vero kepada anak tersebut, ketika anak tersebut mendongak, Brian langsung menerjang Vero dengan pelukan. 

"Papa! papa kemana aja ? Ian kangen" Ucap brian sambil menangis meraung-raung. 

"Ian, Papa engga kemana-mana kok. Tugas papa banyak banget kemaren" Jawab Vero ya walau tidak sepenuhnya berbohong tetapi lebih baik menjawab seperti ini bukan?

"Huaaaa tadi Ian dikatain engga punya Papa sama temen-temen Ian" adu Brian yang sudah berada di gendongan Vero. Tangan Brian terus memeluk leher Vero dan menaruh wajahnya lekukan leher Vero. tangan kanan Vero sesekali menepuk punggung Brian bermaksud untuk menenangka Brian. 

-PAPA!-

Siang yang terik, membuat Nana harus rela menunggu Jihan yang hampir 30 menit tidak terlihat wujudnya. 

"Jihan, bener-bener ya. Gue engga mau kehabisan makanan Promo nya" gerutu Nana sambil menghentak-hentakan kakinya. Tidak lama suara motor Jihan terdengar oleh Nana. 

"Lama banget" seru Nana kepada Jihan yang baru sampi di hadapannya.

"Ya maaf, Melky (nama motor jihan) ngadat" sambung Jihan sambil memukul stank motornya.

"Ayo cepet, keburu abis diskonannya" seru Nana dan Jihan menyalakan Melky. 

sesampainya di cafe tersebut, Jihan melihat Brian sedang di gendong oleh Vero, terlihat mata Brian yang basah dan pelukan anak laki-laki itu sangat kencang, tidak lama ada seorang perempuan yang datang dan menenangkan Brian yang ada di pelukan temannya tersebut. Dengan rasa penasaran Jihan berjalan menghampiri ketiga orang tersebut dan mengabaikan Nana yang sedang sibuk memesan makanan diskon di kasir. 

"Ver?" ucap Jihan sambil menepuk bahu kanan Vero. 

Vero menoleh dan membulatkan matanya "eh kok lo?" tanyanya bingung. 

"itu gue nganterin Princess jajan makanan diskonan" ucap Jihan, Brian yang mendengar suara asik terlihat bergerak tidak nyaman. perempuan yang ada di samping Vero terlihat mengambil Brian yang masih berada di pelukan Vero. 

"Yuk sama Bunda bunda aja, Om Vero nya lagi sibuk" ucap Sheira dan tersenyum kepada Jihan. Jihan menganggukan kepala tanda perpisahan dengan Sheira. 

"Biasa nya ngeliatnya" sure Nana yang tiba-tiba muncul di belakangnya. 

"Tadi siapa ?" tanya Nana kepada Vero

"Nyokap nya Brian" jawab Vero kemudian duduk di tempatnya, disusul oleh Jihan dan Nana yang duduk di depannya. 

"istri lo?" jawab Nana seenaknya dan mendapat pukulan dari Jihan.

"engga lah, gue masih SMA" jawab Vero sebal.

"iya sih bener juga" jawab Nana sambil menganggukan kepala tanda mengerti. Tidak lama pesanan Nana sampai dan gadis tersebut makan dengan khitmat. 

Izinkan kulukis senja~~~~~

Mengukir namamu di sana~~~~~

Deringan Handphone Nana memecahkan keheningan ketiganya. 

'WOY, lo lagi sama Jihan gak?' tanya salman yang bisa didengar kedua teman Nana sebab di loudspeakers

"ini sama gue, kenapa ?" jawab Nana tidak berdosa, padahal Jihan sudah mengkode untuk bilang kepada Salman kalau Nana tidak sedang bersama Jihan. 

'Jihan!! sumpah, dia ngambil bensin di motor gua pake suntikan yang di UKS. sekarang bensin motor gue abis' jelas Salman dengan nada yang menggebu-gebu

Vero menoleh kepada Jihan dan sang pelaku hanya tersenyum meminta maaf. 

"gue jemput. tunggu" Final Vero dan didengar oleh Salman. 

"Wah lo bener-bener teman, gue susah di tinggalin. dan lo malah ma-" jawab Salman kemudian di matikan sepihak oleh Nana. 

-PAPA!-

Brian membuka matanya dan yang dia lihat pertama kali adalah Sheira. matanya kembali berair karena tidak menemukan Vero. 

hiks-hiks

mendengar tangisan dari arah kantornya, Sheira bergegas masuk dan menemukan Brian yang sudah menangis. 

"Ian kenapa ?" tanya Sheira

"Papa nya ilang, Nda" jawab Brian sambil mengusap matanya. 

"Ian, Bunda mau ngomong deh sama ian. Om Vero itu bukan Papa nya Ian. Nanti Bunda kenalin ke Papa nya Ian ya" ucap Sheira sambil mengelus kepala Brian.

"Tapi, Om Vero manis" jawab Brian singkat 

"Tapi bukan Om Vero papanya Ian" sambung Sheira 

"Om Vero mau kok jadi Papa nya Ian" ucap Brian tidak terima kalau ternyata papanya bukan Vero. 

"Ian kalau engga mau nurut sama Bunda, besok Ian engga usah jadi anak Bunda lagi"perintah Sheira yang gemas akan jawaban Brian. 

mata anak terseut membulat tidak percaya yang dikatakan oleh sang Bunda. 

"I-Iya, Ian nu-nurut sama Bunda" jawab Brian terbata-bata 

'maafin Bunda sayang, Vero belum tentu bisa ngejagain kamu dan dia masih terlalu kecil untuk jadi papa buat kamu' monolog Sheira. 

-PAPA!-

akhirnya setelah hampir 1 minggu ya? hehehe sorry ya abis UAS aku hehehe 

ada yang nunggu ? yang pasti engga ada hahaha.... 

terima kasih sudah mau membaca 

jangan lupa Vote and Comment nya sayang sayang akuu 

Papa!Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon