Bab 24

6.6K 697 35
                                    

sorry for typo's

-PAPA!-

Sheira terlihat mondar-mandir di depan Tv, Brian sampai pusing melihat Bunda seperti itu. Ditangan Sheira terdapan handphone yang sudah dia gigit-gigit kecil ujungnya. Brian sudah menghela napas berkali-kali. 

"Ndaaa, udah lahh. Ian cape" ucap Brian yang sebal, acara menonton Tv nya terganggu lagi hari ini. 

"Engga bisa berenti sayang, Papa kamu engga ngabarin Bunda 3 Hari," ucap Sheira yang masih saja bolak-balik di depan Tv. Ian kembali menghela napas kesal. 

"ya udah, Bunda samperin aja. Ian cape Bundaaa" ujar Brian dan berjalan kekamarnya, dia tidak jadi menonton doraemon kalau kaya gini caranya. Mulut Sheira terbuka lebar ketika mendengar ucapan Brian, tidak habis pikir bagaimana bisa anak nya berbicara seperti orang dewasa. Sudahlah Sheira tidak mau memikirkannya, lebih menyusul Vero seperti yang di katakan Brian. 

"Iann, kamu sama mba ya di rumah, Bunda pergi sebentar" teriak Sheira dari ruang tamu, setelah merasa Brian memperbolehkannya pergi, Sheira bergegas mangambil kunci mobil dan pergi dari menuju rumah Vero. Brian hanya menggelengkan kepalanya melihat Sheira terburu-buru seperti itu.

"Punya Bunda kok begitu" monolognya dan kembali ke ruang tamu untuk menonton doraemon yang sempat tertunda. 

-PAPA!-

Tolong ingatkan Nana sebelum berkumpul dengan teman-temannya harus membawa stok sabar lebih banyak. jika kalian memiliki teman seperti mereka di jamin akan menyerah. Kalau bisa Nana melambaikan tangan Kekamera ingin rasanya Nana melakukannya. 

"Udahh woyy, Lo cuman di kenalin ke cewe itu bukan mau nikah besok" seru Nana yang sebal melihat Salman sedang karaoke dengan lagu afgan-terima kasih cinta. Tangannya terus menerus menunjuk Xena yang berada tidak jauh darinya. Xena terus memandang Salman dengan pandangan jijik. Tidak tau saja kalau jantung Xena sudah berdisko karna kelakuan salman. 

"udah ketemu cewenya ?" tanya Vero yang baru datang, rambutnya tampak basah karena baru selesai mandi. 

"ya belom lah" jawab Jihan yang masih sibuk memasukan kue yang di bawa Xena kemulutnya/ 

"yeuu, kirain udah terus cewenya jelek. baru lo galau" seru Vero sambil tertawa meledek. 

"bukan masalah itu, Ada hati yang harus gue jaga" ucap Salman kemudian menjatuhkan dirinya di samping Xena. 

"bahasa lo berat, jomblo" seru Jihan sambil menggelengkan kepalanya. Vero terus menggelengkan kepalanya melihat perkelahian antara Jihan dan Salman yang sudah berguling di lantai. 

tingtong~

suara bell membuat kelima nya terdiam dan menoleh serempak. Vero menghela napas dan berjalan keluar rumah, terlihat Sheira dengan baju tidur dan rambut yang berantakan. Vero tersenyum dan memeluk badan kecil Sheira. 

"kemana aja?" tanya Sheira yang masih dipelukan Vero. 

"maaf ya, diamond. Aku kemaren harus ikut Papa ke kantor" jawab Vero sambil mengusap rambut berantakan milik Sheira. 

"kamu engga mandi ?" tanya Vero yang melihat pakaian Sheira. 

"hehehe, sorry. Aku takut kamu nikah sama orang lain" ucap Sheira malu-malu. Tangan Sheira bertautan dengan milik Vero. Tawa Vero terdengar renyah di pendengaran Sheira. Rambut Sheira di ajak kembali oleh Vero. 

"Engga dong, Kan tujuan aku cuman kamu, Cutie pei" Seru Vero dan menuntun Sheira untuk masuk kedalam rumah Vero. 

Sheira terdiam ketika melihat rumah Vero sangat berantakan, terlebih chiki yang sudah di lempar-lempar oleh Salman dan Jihan.

"Eh, kakak. Makan ka?" ucap Xena yang baru saja keluar dari dapur ruamh tersebut. Dahi Sheira mengkerut, ibu Nindi tiddak terlihat batang hidungnya. 

"ibu?" tanya Sheira kepada Vero yang masih memeluk pinggangnya dari belakang. 

"Mama pergi sama Papa. Urusan kantor" ujar Vero sambil mencium puncak kepala Sheira. 

"Hey... heyyy, tolong yaa kita semua jomblo jangan bermesraan di depan kita" seru Jihan yang sebal melihat adegan romantis di depannya. 

"Iri lo, jomblo" ucap Vero yang  makin merapatkan pelukannya kepada Sheira. 

"Kak, Ian?" tanya Nana yang tidak melihat keberadaan anak itu. 

"Di rumah, lagi nonton doraemon" jawab Sheira dan di balas anggukan oleh Nana. 

"ke rumah mu yuk, jemput Ian. Kasihan sendirian" tawa Vero, Sheira tersenyum dan di angguki sebagai jawaban. 

-PAPA!-

Brian masih asik dengan tonton di depannya, dengan susu coklat favoritnya dan juga beberapa cookie yang tadi pengasuhnya berikan. Brian sangat menikmati waktu kesendiriannya, sudah lama dia tidak seperti ini, pengasuhnya sedang sibuk di dapur jadi dia bebas menonton tv. 

tidak lama pintu utama terbuka, Vero yang melihat Brian sedang asik dengan kartun naruto di depannya sampai tidak sadar kalau ada orang masuk ke dalam rumah. 

"Selalu kaya gitu, anak mu tuh" ucap Sheira dari belakang Vero dan mendapat dengusah sebal dari Vero. Selalu seperti itu, yang jelek-jelek pasti dirinya. 

"Ian" panggil Sheira, Brian yang di panggil segera duduk dengan benar. Senyum nya sangat lebar sampai membuat matanya tidak terlihat. Brian berlari kearah Vero dan di tangkap oleh Vero. 

"Papa, tau gak. Tadi Bunda kaya setrikaan, bolak -balik kaya setrikaan, Ian pusing" adu Brian dan mendapat kekehan dari Vero. 

"bawel banget sih, siapa yang ngajarin?" tanya Vero yang gemas akan tingkah laku Brian. 

"Bundaaaa" ujar Brian bangga dan mendapat jitakan dari Sheira yang masih berada di dekat Vero. 

"Yuk yuk mandi, kita pergi" ucap Vero dan membawa Brian menuju kamar anak tersebut. Sheira tersenyum dan berjalan menuju kamarnya untuk mandi. 

setelah mandi, Sheira bergegas menuju kamar Brian karena mendengar tawa Brian yang sangat keras, ternyata Brian sedang bercanda dengan Vero. 

"wahh seru banget, Bunda engga di ajak ?" tanya Sheira yang sudah rapih. 

"Bunda cantik ya" bisik Vero kepada Brian tetapi masih terdengar oleh Sheira, pipi Sheira memerah sempurna. 

"yang duluan peluk Bunda, dia yang disayang bunda!" teriak Vero yang sudah berlari terlebih dahulu menuju Sheira kemudian di susul oleh Brian yang terburu-buru karena langkah kakinya yang kecil. 

-PAPA!-

wahhh doubleeee, belom konflik kok guys, mungkin besok yaaaaaa.

Jangan lupa Vote dan comment yaaa

Caramell sayang kalian Sweety. 

Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang