Extra part II

10.2K 770 31
                                    

Terserah! Brian lelah. Bayangkan dia baru tidur pukul 3 pagi, dan Vero malah asik selingkuh dengan berkas-berkasnya diruang kerjanya. Brian mau pindah rumah saja kalau seperti ini caranya. Sheira seperti beruang mengamuk, Brian tidak kuat.

"Ian, kamu udah gak sayang bunda ?" seru Sheira yang sedang berdiri di depan pintu sambil mengelus perut besarnya.

Tolong jangan lagi, Brian lelah. helaan napas kembali keluar dari bibir Brian. "Engga dong, Nda. Ian sayang sama Bunda, Bunda mau apa ?" tanya Brian dengan senyum terpaksa.

"Elusin perut bunda" perintahnya dan berjalan menghampiri Brian yang masih berada di tempat tidur.

Dengan terpaksan Brian bangun dari tidurnya dan bergegas menuntun Bunda nya yang sedang hamil besar tersebut.

"Bang, kata Dokter besok bunda lahiran" ujar Sheira sambil tersenyum karena melihat putra sulungnya masih terkantuk-kantuk tetapi tetap mengelus perut besarnya.

"hmm..." jawab Brian yang masih sibuk mengelus perut Sheira.

"kalau Bunda engga selamat. Kamu jagain ade ya, terus liatin papa jangan sampe nikah lagi, Bunda engga terima. Masa bunda mati gara-gara ngelahirin anaknya, dianya malah nikah lagi" gerutu Sheira

"Bunda ih ngomongnya, Bunda harus selamat. kasihan ade masa baru lahir engga ketemu Bunda. Bunda sehat-sehat aja ya" seru Brian sambil mengelus perut Sheira gemas, rambut Brian yang acakan di sisir dengan tangan oleh Sheira.

"AKHHHH" teriak Brian karena rambutnya di tarik dengan kencang oleh Sheira.

"Bundaaaaa kenapa?" tanya Brian yang melihat Sheira kesakitan di kakinya terlihat sudah basah sepert air ketuban.

"PAPA! PAPA!" teriak Brian sambil menggendong Sheira. Vero yang mendengar teriak Brian segera berlari ke sumber suara. Dia melihat Sheira sudah di gendong oleh Brian dan masuk ke dalam mobil, tanpa pikir panjang, Vero masuk kedalam mobil dan menjalankan mobil nya dengan kecepatan penuh. 

"Mas! jangan cepet-cepet, Aku masih mau jadi ibu!!!!" teriak Sheira sambil menjambak rambut putranya.  

"iya iya, ini sebentar lagi. Berdoa yang bener biar kita engga mati" seru Vero dan di angguki oleh Sheira. 

"Ya Allah, selamatkan anak hamba" ujar Sheira

"Amiin" sambung Vero 

sempainya di rumah sakit, Sheira langsung dibawa keruang bersalin untuk melakukan persalinan. 

diluar ruang, Vero terberdoa agar keduanya bisa selamat. Di sampingnya terlihat Brian yang sangat panik hingga mengeluarkan air mata. 

"Eh, masa nangis sih?" tanya Vero yang melihat putranya menangis tanpa suara. 

"Takut" ujar Brian yang masih panik. 

"Engga apa-apa, Bunda pasti baik-baik aja kok" ujar Vero yang mengelus kepala anaknya. 

tidak lama keluar perawat dari ruang bersalin tersenbut. "Suami dari ibu sheira?" tanyanya kepada Vero. 

"saya" ujar Vero 

"Silahkan masuk, adzanin dulu ya pak anaknya" perintah perawat tersebut, dan di angguki oleh Vero. sebelum masuk, Vero menepuk bahu Brian terlebih dahulu. 

Vero melihat bayi yang ada di gendongan hanya bisa tersenyum dan mengeluarkan air mata tanpa ia sadari, sungguh anunggah terindah yang pernah dia dapatkan selama hidupnya. malaikat kecil yang sangat cantik telah lahir di dunia. 

"cantik sekali" ujar nya sambil mengelus pipi berisi putrinya. setelah itu dia segera mengadzani putrinya.

"baik, pak. anaknya saya mandikan dulu. Nanti bisa di lihat lagi diruang rawat." ujar perawat tersebut dan Vero berjalan menjauhi bayinya, dan melihat istrinya tersenyum hangat dengan keringat didahinya. 

-PAPA!-

DONE!!! yeayyy! 

next story nih, menurut kalian. aku bikin cerita kaya gini lagi atau school life ?

di tunggu jawabannya yaaa sayang sayang aku muachh 

selamat hari senin  

Papa!Onde histórias criam vida. Descubra agora