Bab 19

7.6K 760 65
                                    

Sorry for typo's

-PAPA!-

Sore yang sangat cerah, terlihat 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan yang sedang makan di pinggir jalan raya. kejadian Xena membawa kabur uang milik Salman sudah terselesaikan 2 hari yang lalu, berakhir dengan Vero yang harus mengikhlaskan uang jajan nya untuk makan Salman selama 4 hari. 

"Makasih ya udah di ajak makan bareng kalian" ujar Vivian yang baru menyuapkan nasi kedalam mulutnya. kenapa bisa ada gadis itu ikut makan dengan mereka, karena saat mereka ber 5 ingin pergi makan, Xena melihat Vivian seorang diri di halte bus jadi di ajak = di paksa oleh Nana untuk ikut dengan dirinya dan teman-temannya. 

"ya elah santai aja kali, gak apa-apa sekali-kali nambah anggota, kita kan bukan boy grup yang harus fix anggotanya" ujar Salman sambil tersenyum dan mendapatkan lemparan tissu kotor oleh Xena. 

"Gombal lo, gembel" ujar Xena sambil tertawa kecil. 

"lo tuh, suka banget gangguin gue heran deh. Suka lo sama gue?" ujar Salman yang gemas akan sikap aneh Xena beberapa hari terakhir ini. 

"HEH! Maman jangan Geer lo. gue ngambil duit lo juga itu hak gue dan satu lagi ya Maman gue tau lo anak orang kaya, masa gara-gara Ice Cream aja lo gk bisa jajan seminggu" balas Xena yang kesal akan sikap Salman yang sudah menyebalkan dari dulu. 

"Ribut terus.. ribut mulu, lebih- lebih dari Brian lo berdua" ujar Vero yang masih sibuk dengan Handphonenya. Dahi Vivian mengkerut sempurna mendengar nama lain yang di sebut oleh Vero.

"bocah hahaha" ujar Nana sambil tertawa pelan takut di pukul oleh Salman kalau dia tertawa lebar. 

"sttt" ujar Jihan pelan, muka salman sudah memerah sempurna siap untuk mengamuk. 

"sorry" ucap Nana sambil tersebut lebar dan kembali memakan nasi yang ada di hadapannya. 

Vivian yang melihat interaksi teman-teman nya tersenyum senang, sebab dia tidak mempunyai teman seperti mereka, teman-teman nya hanya membahas berita terkini dan barang-barang brand terkenal yang sedang di cari oleh anak remaja seperti dirinya. 

"Makan lagi Vi, apa mau nambah? hari ini gue yang traktir" ujar Vero sambil tersenyum. Melihat Senyum Vero yang lebar membuat hatinya menghangat sebab Vero adalah satu-satu nya laki-laki yang tidak pernah melihat nya sebagai seorang perempuan cantik yang harus dimiliki. 

"iya, ini mau makan" ujar nya dan kembali makan dengan tenang. 

"Vi, pake sendok? engga pake tangan aja? makan pecel ayam lebih enak pake tangan tau" ujar Jihan sambil memperagakan cara makan nya yang sangat menabjubkan, bagaimana tidak menabjubkan, nasi segumpal besar dia taruh di tangan dan memasukan kedalam mulut nya. 

"eh, hehehe gue engga bisa" ujar Vivian sambil tersenyum dan menundukan kepala nya malu. 

"santai aja, emang Jihan suka gitu. Bikin malu, udah makan aja Vi santai sama kita mah, kalau biasa pake sendok ya udah lanjutin aja" ujar Nana sambil tersenyum, dia tidak enak pada Vivian yang baru bergabung sudah di ledekin oleh Jihan.

Mendengar hal tersebut Vivian langsung menganggukan kepalanya tanda mengerti. 

-PAPA!-

"Bundaaaa" teriak Brian yang baru saja membuka pintu rumah. Sheira yang berada di dapur hampir menumpahkan 1 sendok garam kedalam masakan nya. 

"Ian, engga boleh teriak-teriak kaya gitu, ada apa ?" tanya Sheira sambil menahan amarah kemudian berjongkok untuk menyamai tingginya dengan Brian. 

Papa!Where stories live. Discover now