Bab 20

7.6K 757 22
                                    

Sorry for typo's

-PAPA!-

Dirumah yang sederhana tersebut terlihat seorang ibu yang masih menangis dan sesekali mengelus punggung anaknya yang masih sesegukan tidak lama datang seorang ayah yang membawa dua gelas air putih dan menaruhnya di meja ruang tamu. 

"udah dong nangis nya, Sher. Kasihan itu Brian" ujar Vero yang kembali duduk di samping Sheira dan mengelus punggung perempuan tersebut. 

tidak lama terdengar suara panggilan telfon dari saku seragam milik Vero. tertera nama 'Nana dalem'

"Halo?" 

'Verooo bener-bener lo yak. Vivian lo tinggal disupermarket?'

"Eng- eh iyaa gue lupa soal nya. Motor gue juga masih di supermarket lgi" keluh Vero yang baru mengingat motor nya yang tertinggal bersama teman sekelasnya. 

'Bisa-bisa nya lo ninggalin motor. Dimana lo? biar Jihan yang lo di jemput' 

"Rumah Sheira, ntar gua Share lock" seru Vero dan mematikan telfon dengan sepihak. Masa bodoh dengan Vivian yang tertinggal, motor nya lebih berharga. 

Setengah jam kemudian, Jihan datang dengan motor yang biasa ia gunakan, tidak lama keluarlah Vero bersama Brian yang berada di gendongannya.

"Ha-al-lo om" ucap Brian yang masih terseguk-seguk.

"Halo jagoan, kok mata nya sembab gitu?" Tanya Jihan kepada Brian.

"Bunda nangis, jadi Ian ikut nangis. Kasihan bunda" ujar Brian takut-takut dan masih menyenderkan kepala nya di bahu Vero. 

"Udah ayo, keburu dimalingin motor gue" ucap Vero yang sudah duduk di jok belakang motor Jihan.

"iya iya" ujar Jihan dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. 

-papa!-

Vivian baru sampai di rumah nya setelah Salman mau menjemputnya di tempat Vero meninggalkannya. 

"makasih ya, man. kalau lo engga lagi sama Nana mungkin gue udah jalan kaki kali" ujar Vivian sungkan, kemudian membenarkan rambutnya ke belakang telinga.

"Iya santai aja, namanya juga temen." ujar salman dan diangguki oleh Vivian. 

"Mau masuk dulu?" tawar Vivian dan di balas gelengan oleh salman

"Engga, gua mau langsung cabut. Kasihan Nana sendirian di rumah" ucap Salman dan di angguki oleh Vivian.

Setelah itu Salman menjalan kan motor nya dan pergi meninggalkan rumah besar tersebut.

-PAPA!-

Pagi hari, Vero sedang berjalan di koridor seorang diri, jangan lupakan tas yang tersampir di bahu kanan nya. kancing kemeja yang tidak terpasang yang membuat kaos hitam nya terlihat. Tangan yang sesekali menyisir rambutnya yang sudah mulai memanjang. 

Perempuan yang berapa di koridor sesekali memekik heboh karna perbuatan yang tidak di sadari oleh vero. 

"Pamer mulu, situ ganteng?" ujar Salman yang dari tadi memperhatikan Vero dari perkiran sekolah. 

"Ganteng lah, berkah dari tuhan jangan di sia siakan" sambung Jihan yang masih di atas motor nya. 

"gua juga ganteng, tapi gak pernah pamer" Bela Salman. 

"sok banget, najis" seru Nana dan berjalan mendahulu Jihan dan Salman yang masih beradu argumen. 

"Gua ganteng, Mas mas Classic idola lo aja, kalah ganteng sama gue!" teriak Salman yang masih tidak terima di pandang remeh soal ketampanan. 

Papa!Where stories live. Discover now