Bab 8

10K 955 31
                                    

sorry for typo's

-PAPA!-

Vero dan Brian baru selesai makan bersama di restoran dekat sekolah Brian. Brian masih terus memperhatikan Vero sampai anak laki-laki itu tidak berkedip. 

"Om, Om Vero mau jadi Papa aku ya?" tanya Brian bingung 

"Eh, kok gitu? emang kenapa?" tanya Vero kembali 

 'Gue juga maunya gitu, Gue suka sama nyokap lo' monolog Vero dalam hati. 

"aku juga mau di anter jemput sama papa kaya temen-temen aku" jawab Brian dengan nada sendu, mata bulatnya sudah berarti. 

"iya ntar, kalau sempet kakak yang anter kamu sekolah ya" tawar Vero sambil mengusap kepala Brian. 

"iya bener ya, Jadi aku boleh kan manggil Om Vero Papa?" tanya Brian dengan mata berbinar 

'Boleh banget lah' "iya boleh kok" jawab Vero sambil mengusap kepala Brian 

"Tadi, Ian di katain temen Ian kalau Ian engga punya Papa. Ian malu" Adu Brian  kemudian Vero memeluk anak tersebut dan mengusap kepala Brian.

"Besok Papa ya yang nganter Vero sekolah okey" ucap Vero dan di angguki oleh Brian. 

"Yuk pulang, nanti Bunda nanyain Ian, Kita ke Cafe bunda aja ya" ucap Vero dan di angguki oleh Brian. 

-PAPA!-

Vero kembali ke Cafe milik Sheira dengan Brian yang ada di gendongannya, bersyukur hari ini dia menggukan mobil ketika berangkat sekolah. 

"ya ampun si ganteng tidur" teriak Dela di depan pintu Cafe. Brian tampak terganggu dengan suara Dela, tangannya semakin erat memeluk leher Vero dan kepala nya di tenggelamkan di leher putih Vero. 

Mendengar suara Dela yang cukup kencang sehingga Sheira bergegas keluar dari Dapur cafe tersebut. 

"eh, tidur?" tanya Sheira dan mendapat anggukan oleh Vero. Ketika Sheira ingin mengambil Brian dari tangan Vero. Brian malah semakin mengeratkan pelukan nya. 

"udah kak, engga apa-apa. Dari pada nangis repot nanti" sanggah Vero, mendengar hal tersebut Sheira hanya bisa menghela napas nya. 

"tapi Ver, pesanan mama kamu udah jadi" kata Sheira 

"Ya Gimana ka, anaknya engga mau lepas. Mama juga engga akan keberatan kok nunggu agak lama" tampik Vero karena tidak bisa melepaskan Brian dari gendongannya. 

"Brian sayang, ini Bunda. Sama bunda aja yuk, Kasihan Om Vero nya" ucap Sheira pelan, tangan nya mengusap punggung Brian yang sedang tertidur. 

Dela yang memperhatikan ketiga orang tersebut sudah seperti keuarga bahagia, Dela mengusap matanya seolah-olah menangis tetapi tidak ada air mata yag terjatuh. 

Setelah Sheira berhasil membujuk Brian, anak tersebut sudah berada di pelukaannya. 

"PAPA!" teriak Brian ketika merasa kalau orang yang memeluknya bukan orang yang tadi. 

"Papanya pulang dulu, Ian" ucap Sheira tidak sadar. 

"Besok ya main lagi jagoan" ucap Vero yang sudah menenteng pesanan milik Mama nya. Tangan kanan nya mengusap kepala Brian. mendengar suara Vero, Brian tampak tenang kembali. 

Sheira merasa Vero sangat dekat dengan Brian hatinya menghangat karena ada orang bisa di dengarkan oleh Brian. Putranya terlalu keras kepala sama seperti almarhun Papa kandungnya. 

-PAPA!-

Vero sedang berjalan di koridor sekolah nya, Tangan kanan nya berisi es teh manis dan tangan kirinya terdapat Nasi goreng yang di pesan Nana tadi sebelum dia berangkat ke kantin. 

"Na, Ini pesanan nya" ucap Vero dan memberikan Nasi goreng pesanan Nana. 

"Wah, makasih ya.. Sayang Vero" ucap Nana dan langsung memakan nasi Goreng pesanannya. 

"Ribet ya cewe lagi mens gitu" ucap Salman yang sedang mengelus lengan kanan nya.

"Galak kaya singa liar" lanjutnya dan mendapat lemparan buku dari Nana.

"Ampun Na ampun" ucap Salman sambil mengatukan kedua tangan nya seperti meminta pengampunan

"Diem! Gue cabein mulut lo nanti" jawab Nana kemudian kembali makan. 

"Salman!!!!" teriak Xena yang berada di depan pintu kelas. 

"aduh, kena amuk lagi nih gue" gerutu Salman kemudian menghela napas, cobaan apa lagi yang akan datang kepadanya. 

"Eh, jomblo. Liat nih rok gue, gara-gara lo kan! ngaku!" ucap Xena sambil menunjukan rok  yang terdapat permen karet berwarna pink. beruntung hari ini ada pelajaran olahraga jadi Xena alngusng mengganti rok nya menjadi celana olahraga. 

"Lo tuh jadi manusia berguna kek sedikit" Lanjut Xena kesal, tidak lama rok milik Xena terlempar tepat di muka Salman. 

"Cuci! awas lo jomblo" ucap Xena dengan muka garangnya. 

"Besok gue pacaran sama lo" ucap Salman dengan lantang, dan mendapatkan teriakan heboh dari anak-anak kelas, 

"amit-amit" ucap Xena sambi mengelus perutnya. 

"udah jadi anak aja, man" ucap Branden yang sedang berkumpul dengan ketiga temannya di pojok kelas. 

"lanjutin Man, pepet. jangan kaya Rio, kakel cantik malah jadi nyokap, Bloon" sambung Bagas dan mendapat jitakan dari Rio. dan tawa teman-teman sekelas Salman kembali terdengar. 

"Gue gak habis pikir sama Rio sumpah" ucap Nana yang sudah selesai makan nasi goreng

"kenapa?" tanya Vero yang masih duduk di samping Nana. 

"Kak Lyta kan cantik kenapa gak buat dia sendiri gitu" ucap Nana kepada Vero. Dahi Vero mengerut bingung dan mengangkat bahu nya seolah tidak mau ikut campur orang lain. 

"Karena, Kak Lyta mirip almarhum Nyokapnya Rio" ucap Jihan yang dari tadi mendengar pembicaraan kedua temannya. 

-PAPA!-

akhirnya bisa up, maaf ya aku telat up hehehe 

terima kasih yang udah mau baca cerita aku 

jangan lupa Vote dan comment ya 



Papa!Where stories live. Discover now