sorry for typo's
-PAPA!-
Pagi yang indah terlihat seorang remaja laki-laki yang masih bergulung dengan selimut diatas kasur, remaja tersebut masih asik di dunia mimpi nya sampai tidak menghiraukan panggilan masuk dari handphone miliknya.
"Ver!! Vero buka pintu nya" teriak Nindi dari balik pintu kamar Vero.
"Hm.." balas Vero yang hanya berguman.
"Udah jam 10 loh kamu mau hibernasi didalam kamar?" tanya Nindi yang masih di depan pintu.
"heran punya anak, udah gede masih kaya gitu. gimana mau punya pacar coba?" gerutu Nindi di depan pintu kamar Vero.
"Aku denger!!" teriak Vero dari dalam kemar, tidak lama pintu tersebut terbuka. muncullah Vero dengan hidung merah dan mata yang sembab.
"Idih, ngapa lo? abis di tolak cewe?" nanya Nindi yang heran.
"engga gitu, ah mama gak bakal paham" seru Vero dan kembali berjalan kearah kasurnya.
"Ya, gimana mau paham. Kamu aja engga cerita apa-apa" sambung nindi kemudian berjalan kearah jendela dan membuka hordeng nya agar ada udara masuk kedalam kamar anak semata wayang nya tersebut.
"Mom! tolong lah, Vero ngantuk" jelas Vero sambil menarik selimut keatas kepalanya.
"terserah padalah di bawah ada anaknya pemilik toko kue langganan mama di bawah" Jawab Nindi sambil menutup pintu kamar Vero dari luar.
1
2
3
"ada Brian" monolog nya dan berlari keluar kamarnya.
Brukkk
"aduhh, ini siapa sih yang naro selimut disini!!" teriak nya ketika dia terjatuh dari kasur karna selimut yang dia pakai jatuh ke lantai. Dengan berat hati Vero berjalan keluar kamar dengan tangan kanan yang memegang pinggang.
"PAPA!" teriak Brian yang sedang duduk di sofa sambil memeluk toples yang berisi makan kering.
"Huaa Papa!!! Bunda nya paaaaa" adu Brian sambil berlari mendekati Vero, untung Toples makanan yang tadi di peluk Brian jatuh kesofa coba jatuh ke lantai dan pecah tamat sudah Vero.
"pelan-pelan Ian, nanti jatoh" ucap Vero sambil mengelus kepala Brian. Tangan Brian di rentangkan bermaksud ingin di gendong oleh Vero.
"Bunda Jahat pahhh" ucap Brian sambil memeluk leher Vero.
"Jahat gimana?" ujar Vero sambil mengucap kepala Brian dan duduk di sofa.
"Bunda engga ngebolehin Ian ketemu papa" adu Brian sambil mendongakan kepalanya, Vero melihat bekas air mata Brian di pipi anak tersebut, mata yang sembab dan sisa makanan di pipi dan sekitar mulut anak tersebut.
"kenapa kok enga di bolehin? terus Ian tadi kesini sama siapa?" tanya Vero heran
"sama ibu Nindi" jawab Brian
"Kok bunda percaya nitipin kamu disini?" tanya Vero heran, apa Sheira gak tau kalau kalau dia anak nya Bu Nindi, kan sudah tau dan memperbolehkan Brian ikut pikir nya heran.
"Aku sering ikut Bu Nindi kesini tapi aku engga tau kalau papa anaknya Bu Nindi" jelas Brian.
"eh udah kenal ya sama ka Vero?" tanya Nindi yang datang dari arah dapur.
"Aku sering ketemu Ian di toko langganan mama, terus sesekali main bareng" jawab Vero sambil tersenyum.
"papa tuh baik, mangkannya Ian sayang papa" lanjut Brian sambil memeluk Vero
أنت تقرأ
Papa!
العاطفية"papa!!!" -Brian "hah? gue papa lo?" -Vero "kata bunda, Papa brian orang yang manis. nah om manis" -Brian ----- "Nda!!! aku tadi ketemu Papa!" -Brian "What?" - Sheira (anak gue gak mungkin mati suri kan?)
