Bab 21

7.2K 777 102
                                    

sorry for typo's

-PAPA!- 

"POKOKNYA IAN MAU PAPA!" teriak Brian yang baru saja melempar botol susu kosong yang ada didekatnya, nyawanya belum 100% kembali, dia memaksakan diri untuk bangun dari tidur nya, matanya masih menyipit dan terdapat bekas-bekas air liur di pipi putihnya. 

"Ya, sabar dong sayang. Papa kan engga langsung kesini" ucap Sheira yang berada di pinggir kasur sang Putra. 

"Lagian kenapa papa pulang" ujar Brian yang sebal selalu di tinggal oleh Vero ketika dirinya udah tertidur. 

"ya, Papa gak bisa disini. Ntar kalau Bunda sama Papa udah Satu, Brian bisa seharian sama Papa" ucap Sheira menenangkan anaknya. 

"terus kapan satunya?" tanya Brian, pertanyaan itu sontak membuat Sheira terdiam dan menunduk malu. Dia membayangkan hidup bahagia dengan Vero pasti menyenangkan, membuatkan Vero cake, teh hangat, bercanda tawa di ruang tamu dan melakukan hal indah lainnya. 

"Bundaaaaa" teriak Brian yang menunggu jawaban. Mendengar teriakan Brian yang melengking membuat Sheira tersadar dari lamunan liarnya dan mengangkat Brian agar duduk di pangkuannya. 

"Sabar ya sayang, semua ada prosesnya." ucap Sheira sambil mengelus puncak kepala Brian. Brian menganggukan kepala tanda mengerti kemudian turun dari pangkuan Sheira dan berjalan keluar dari kamar tersebut. 

sebelum dia keluar, Brian tampak membalikan badan berisinya dan berkata"iya, Nda. Ian nunggu hehehe" sambil tersenyum lucu. 

-PAPA!-

Vero sedang berlari berkeliling komplek perumahan nya, dari jauh dia melihat Rio sedang asik bercanda dengan ibu sambungnya yang asik mengelus-elus perut yang agak membesar. Vero tersenyum membayangkan Sheira yang sedang mengelus-elus perut buncit. Pasti sangat menyenangkan. 

"Ha-Halo, Ver" ucap seseorang di belakangnya. Terlihat Vivian mengggunakan Celana pendek dan kaos hitam polos, terlihat simple tetapi tetap menarik. Vivian yang terlihat membawa botol mineral di tangan kanannya itu terlihat kelelahan sepertinya dia sudah berlari beberapa putaran. 

"Eh, Vi. Udah lari ?" tanya Vero sambil tersenyum. Senyum yang selalu membuat jantung Vivian berdebar. 

"Udahh tadi, lo ?" tanya Vivian balik.

"baru selesai" jawab Vero seadanya. 

"Veroo!" teriak seorang laki-laki dari kejauhan, ternyata Rio yang sedang menuntut ibu sambung nya dengan hati-hati. perempuan yang sedang memegang perut tersebut tampak cantik dan lebih segar dari terakhir dia melihat kakak kelasnya tersebut. 

"Ver, boleh minta tolong" ujar perempuan disebelah Rio yang dia ketahui adalah alumni di sekolahnya. 

"minta tolong apa ka?" tanya Vero bingung

"Elus perut kakak, kamu ganteng siapa tau anak kakak ganteng kaya kamu" ujar Lyta sambil tersenyum lebar, lebih kecentil. 

"Mommy!" teriak Rio yang kesal dan menghentak-hentakan kaki nya. 

"stttt, abang diem aja" ucap Lyta sambil mengusap kepala Rio. 

"Eh, emang boleh kak?" tanya Vero yang takut untuk mengelus perut tersebut. 

"Cepet, udah sih" geretak Rio yang gemas akan tingkah kaku teman sekelasnya itu. 

"i-iyaa" ucap Vero dan segera mengelus perut Datar milik Lyta. 

Papa!Where stories live. Discover now