SHAQERS 13 | NIHIWATU

380 36 1
                                    

Jangan lupa klik tombol vote, karena vote itu gratis.
1 ...  2 ... 3 ...
Terimakasih sudah vote.
Enjoy!

Lima belas anggota Warbin orang yang  tercatat akan pergi berlibur di Sumba hanya tersisa dua belas orang dari tiga angkatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas anggota Warbin orang yang  tercatat akan pergi berlibur di Sumba hanya tersisa dua belas orang dari tiga angkatan. Sore tadi mereka baru saja landing di bandara dan memutuskan untuk segera ke resort milik papa Ezar.

Resort yang mereka tempati cukup luas, atapnya bukan lagi genteng atau beton melainkan tumpukan jerami berwarna abu-abu yang menjadi rumah adat daerah Sumba.

Dinding kayu cokelat yang terlihat semakin nyaman, apalagi di depan resort sudah ada kolam renang dan di sampingnya gazebo. Mereka salah menentukan destinasi liburan bersama teman-teman, justru ini terlihat menjadi destinasi para pasangan yang menikmati honeymoon.

Di resort hanya ada empat kamar, masing-masing kamar diisi tiga orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di resort hanya ada empat kamar, masing-masing kamar diisi tiga orang. Terdapat juga ruang santai, dapur, dan halaman. Para lelaki tentu tidak terlalu memikirkan seberapa besar resort yang di tempati sekarang. Mendapat gratis saja sudah syukur untuk mengurangi bajet liburan. 

"Ah ... nyaman banget sih"

Akhtar menatap Gabriel sekilas yang tengah berbaring di kasur king size. Lelaki itu mengusap-ngusap kedua tangannya dan kedua kakinya pada kasur seperti berenang. Akhtar menuju tempat tidurnya yang terpisah dengan Gabriel dan Eezar.

Akhtar tidak akan mau lagi untuk berbagi kasur dengan Gabriel yang tidurnya tidak bisa diam.

"Zar, bapak lo gak bangkrut gratisin resort buat kita?"

"Gak lah segini doang buat Eezar mah bukan apa-apa." Akhtar menimpali.

"Kali-kali bapak gue gini."

Gabriel memejamkan matanya nyaman. "Ngedenger suara ombak gak sabar gue berenang. Kalau boleh bawa Sherly kemari lebih mantep pasti liburan gue."

"Gak punya malu emang lo, udah numpang bawa pacar lagi kemari." Akhtar menatap Gabriel yang memejamkan mata.

"Gue gak izinin nginep disini. Pasang tenda aja noh di pantai biar ke bawa arus sekalian."

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang