TSOG 32 | SAD BOY

270 42 0
                                    

"Gue liatin dari tadi, lo kayak gelisah gitu?" Matanya menatap Eezar dengan intens

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue liatin dari tadi, lo kayak gelisah gitu?" Matanya menatap Eezar dengan intens. Lalu mendudukkan bokongnya di sebelah Eezar. Tepatnya kursi milik Elvin.

"Gak papa."

Gabriel sudah mengira jawaban dari salah satu sahabat yang di temui saat masa abu-abu. Ia diam sejenak. "Lo jadi bawa doi lo ke party-nya Akhtar? Gue juga mau bawa Sherlyn."

"Gue gak tahu dia mau atau enggak."

"Lo udah ajak?" Tanya Gabriel yang di balas gelengan kepala.

"Ya Tuhan, Ez. Tinggal ajak doang malah galau. Kayak anak perawan aja lo," sahut Gabriel dengan geram. Ia tak habis fikir dengan Eezar yang selalu berfikir rasional malah kelimpungan dengan hal sepele seperti ini.

Eezar mendengus tidak suka mendengar nada suara Gabriel. Ia mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru kelas. Hanya ada beberapa siswa yang menghabiskan waktu istirahat di sini.

"Sekalian lo tembak dong. Jadi, pas ke Pesta Akhtar lo udah official."

"Atau lo tembak aja di party-nya Akhtar. Akhtar gak akan marah, malah gue yakin dia ngedukung." Eezar melirik Gabriel sekilas. Mempertimbangkan saran yang di berikan.

"Gak usah banyak mikir. Sebagai cowok lo harus gercep. Apalagi kalo ceweknya bening. Inget! Tikungan tajem, Bro."

"Yok cabut. Kayak anak kutu buku aja lo diem di kelas." Gabriel beranjak dari tempatnya yang di ikuti Eezar di belakang.

┏○)) ━━━━━━━━!

Selang tiga hari dari hari ulang tahun Akhtar. Sesuai rencana awal, malam hari ini akan di adakan party kecil-kecilan di Cafe yang sudah di booking.

Tidak banyak teman yang di undang, selain teman nongkrong di Warung Bini dan teman-teman sekelasnya. Party kali ini lebih santai dari acara ulang tahun seperti biasanya. Tidak ada pemandu acara, tidak ada panggung, bahkan tidak ada kue ulang tahun dan lilin angka khas pesta ulang tahun.

Akhtar berulang kali menolak keras usulan neneknya yang berada di Surabaya untuk membuat pesta mewah ulang tahunnya kali ini. Baginya itu terlalu berlebihan apalagi ia laki-laki. Akhtar tidak mau acara miliknya di huni orang-orang asing berasal dari tamu orang tuanya.

"Bang, lo jangan kemana-mana ya."

"Heh lo mau kemana?" Kevlar menatap adiknya yang akan keluar dari pintu Cafe. Lelaki berkemeja hitam itu sontak berdiri.

"Jemput cewek."

"Heh ini acara lo ya, Akhtar! Anjir malah kabur."

"Adek siapa sih itu? Anjim gara-gara papah nih. Udah tahu gue kagak mau adek malah di bikinin." Kevlar misuh-misuh melihat adiknya pergi begitu saja.

Di pikir ini acara siapa bisa kabur begitu saja.

"Marah-marah mulu lo bang? Jodoh lo ilfil ntar," cetus Elvin yang datang dengan kemeja kuning bermotif pohon kelapa.

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang