SHAQERS 09 | PEMBAGIAN RAPOT

474 51 3
                                    

Typo? koreksi

Hari ini menjadi hari terakhir para siswa bersekolah dan hari ini pula para siswa di berikan nilai dari hasil belajarnya selama satu semester

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini menjadi hari terakhir para siswa bersekolah dan hari ini pula para siswa di berikan nilai dari hasil belajarnya selama satu semester. Sebagian siswa terlihat resah ketika menunggu nilai yang mereka peroleh. Ini juga salah satu bekal untuk mengikuti SNMPTN nanti.

Bagi anak anak Warbin pembagian rapot bukan suatu hal yang harus di takutkan. Itu menjadi kabar baik karena liburan akan segera datang.

Ketika orang lain menunggu di depan kelas masing-masing, Akhtar berjalan ke belakang sekolah menuju tempat nongkrong selama ia dan ketiga temannya bersekolah di Zenith. Mereka resmi menamainya Warung Bini atau lebih jelasnya warung bi Marni.

"Tumben sendiri, A"

Akhtar menatap Bi Marni yang sedang menggoreng bakwan. Melihat wajan dan minyak, sudut bibirnya terangkat. Teringat kejadian beberapa hari lalu di Rumah Azel.

Akhtar tidak bisa menyembunyikan senyumnya lagi ketika mengingat seberapa lucu dan memalukan ketika mereka memasak telor.

"Pada bagi rapot, Bi. Biasa kalau ada Ibu negara pasti mendadak so jadi anak paling baik." Bi Marni terkekeh.

"Mau sarapan, A?"

"Kopi dingin yang biasa aja, Bi"

"Siap."

Akhtar menatap sekeliling Warung Bi Marni. Hujan kemarin malam masih terasa bekasnya di pelataran Warung. Pohon mangga di pojok depan dengan sebelahnya kursi kayu santai. Elvin sudah mengklaimnya tempat pewe milik lelaki itu.

Lalu di seberangnya halaman kosong yang di jadikan parkiran. Jika hari biasa disana penuh dengan sepeda motor milik teman-temannya.

Jika kalian pikir ini markas, tentu salah jelas-jelas ini Warung. Di depan sudah jelas terdapat plang Warung Bi Marni, para teman-temannya sepakat dengan memaksa Bi Marni untuk mengubahnya menjadi Warung Bini.

Dan jika ada yang menyebutnya ini tempat nongkrong mereka. Akhtar mengiyakan, hampir setiap hari sepulang sekolah mereka akan mampir kemari. Spanduk geng warbin tercetak jelas di dinding dalam warung.

Para penghuni warung bini berjumlah sekitar dua puluh orang. Mungkin yang akan kemari segan dengan perkumpulan cowok-cowok ganteng penghuni Warung Bini.

Di banding cafe, mereka tentu lebih nyaman di tempat ini. Selain karena tempatnya nyaman, terbukti dengan Gabriel dan Elvin yang sering tidur disini dan yang paling penting harga tiap porsi makanan ramah di kantong.

Ya walaupun sebagian isinya anak-anak orang kaya. Tetapi disini tempat mereka mengadu kelaparan jika di usir atau di potong uang jajan karena ketahuan bolos.

The Strait of GibraltarWhere stories live. Discover now