TSOG 38 | AKHTAR BUAT ULAH

267 39 0
                                    

Udah pada baca hidden part Akhtar Azel belum? Yang penasaran silakan baca di karyakarsa Hasna Azulfa. Namanya sama kayak di akun ini.

 Namanya sama kayak di akun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi Azel pulang telat. Siapa lagi pelakunya yang menyebabkan ia pulang telat jika bukan Akhtar. Lelaki yang masih memakai celana SMA itu berdiri beberapa meter tengah menerima telepon dari Lyta.

Sayup-sayup terdengar suara Akhtar. Nada suaranya terdengar lembut jika berhadapan  dengan orang yang lebih tua. Berbeda jika berbicara dengan dirinya. Lebih banyak ketus ketimbang lembut seperti pria di luar sana kepada sang kekasih.

"Iya maaf banget Azel jadi pulang telat, Tante."

"Disini juga ada temen ceweknya. Akhtar bakal jaga kepercayaan Tante kok. Tante gak perlu cemas."

Azek menatap Nayara yang duduk di sebelahnya. "Nay, lo gak di cariin mama lo kan?"

"Enggak, tenang aja. Keluarga gue lagi di Palembang."

"Tumben lo gak ikut?"

"Males ah, jauh. Lagian gue males jadi orang bego pas balik sekolah lagi." Azel terbahak mendengarnya.

"Serius, Zel. Lo pinter sih jadi gak ngerasain. Gue ya kalo izin sehari aja pas masuk pelajaran kemarin kayak ketinggalan pelajaran jauh banget. Macem orang bego, bengong mulu."

"Yeee ... gue juga sama kali. Apalagi kalo kemaren pada di bagi kelompok. Lah gue sendiri planga-plongo cari kelompok," timpal Azel. Nayara mengangguk setuju. Jadi, ia lebih memilih di tinggal sendiri di rumah. Apalagi orang tuanya ke Palembang hanya sebentar.

"Eh gue nginep di rumah lo ya, Zel?"

"Boleh-boleh. Gue jadi ada temen kalau lo nginep," ujarnya antusias.

"Fel, ikut gak lo nginep di rumah Azel?" Nayara menatap Felicia yang sibuk berbincang dengan Sherlyn.

"Aahhh ... pengen. Tapi gue gak tahu di izinin gak tahu enggak."

"Lo izin aja dulu, besok kan sabtu."

Azel melihat Akhtar yang duduk di sebelahnya. "Di marahin?"

Melirik Azel sekilas. Sebelum menjawab ia menyandarkan punggungnya yang terbalut sweater. "Enggaklah."

"Masa? Enggak di marahin tapi di omelin kan?" tebaknya lagi.

"Gak papa lah di omelin calon mertua."

"Dih calon mertua. Gaya banget lo ngomongnya," sewot Azel.

"Gue makannya tiga kali sehari. Jajan dua kali. Kalo mau jadi suami gue harus kaya soalnya makan gue banyak. Lo belum kerja jadi gak bisa nikahin gue."

Akhtar mendengus. "Tiap keluar gue terus yang traktir lo kalo lo lupa."

"Ntar deh gue yang bayarin parkir." Azel kembali melanjutkan ucapannya setelah menelan gigitan terakhir bakwan. "Soalnya cowok kalo sekalinya di bayarin cewek pasti terus minta bayarin pake alesan dompet ketinggalan. Lagu lama."

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang