TSOG 26 | SEBLAK

276 41 3
                                    

Berteman akan jauh lebih baik di banding pacaran yang berujung perpisahan

-Azalea Myesha Fairuz


"Mah, hari ini mau keluar?"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Mah, hari ini mau keluar?"

"Tumben nanya gitu."

"Bikinin seblak dong, Mah," pinta Akhtar. Kerutan alisnya nampak dalam. Masih tak percaya putera bungsunya meminta seblak.

"Seblak? Gak salah? Kamu kan gak suka pedes." Yasmine kembali bertanya. Bisa jadi ia yang salah dengar.

"Iya seblak. Mamah bisa kan?"

"Aneh banget kamu. Mau seblak yang kayak gimana?"

Akhtar menoleh ke samping lalu kembali menghadap televisi. Mencoba mengingat seblak apa yang di sukainya kira-kira.

"Apa aja yang penting enak. Bikin dua porsi," sahutnya.

"Yang satunya jangan pedes!"

"Mana ada seblak gak pedes."

Mengabaikan teriakan putranya. Yasmine langsung membuat apa yang di inginkan Akhtar. Ini pertama kali putranya meminta seblak. Makanan yang memiliki cita rasa yang pedas. Entah untuk apa dua porsi seblak itu.

Membiarkan mamanya mengeksekusi dapur selama setengah jam. Akhtar tersenyum sumringah mendapati seblak yang baru selesai di buat.

"Masukin wadah aja, Mah."

"Emangnya ini buat siapa?"

"Ada deh," jawabnya.

Setelah dua kotak yang berisi seblak siap. Akhtar segera mengambil kunci motor dan meninggalkan rumah.

(☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞

Setelah kejadian tembus tempo lalu. Tepat hari ini adalah hari ke sepuluh Azel menjaga jarak dengan Akhtar karena malu.

Sebagai perempuan yang tidak pernah mengalami hal memalukan di depan lelaki. Urat malunya langsung terbentang panjang. Tidak usah lagi di tanyakan seberapa merah pipinya. Itu akan lebih malu. Berbeda jika ketahuan oleh perempuan. Azel, fine-fine saja karena ia rasa hampir semua wanita pernah merasakannya.

Satu alasan yang semakin menguatkan rencananya ialah kedekatannya dengan Akhtar terlalu intens. Azel tidak bisa mengabaikan itu semua, apalagi pengakuan Akhtar yang mencintainya. Entah itu benar atau hanya sekadar guyonan.

Azel rasa sudah cukup sampai disini. Ia tidak mau melangkah semakin jauh. Prioritasnya saat ini adalah pendidikan. Berusaha memperoleh nilai terbaik untuk bisa lulus seleksi kuliah di luar negeri dengan jalur full beasiswa.

The Strait of GibraltarWo Geschichten leben. Entdecke jetzt