SHAQERS 07 | MENJEMPUT AJAL

481 51 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Jadi santuy dong! 😎

Tebar emot dulu sebelum ketemu yang ganteng 😎😎😎

Tebar emot dulu sebelum ketemu yang ganteng 😎😎😎

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu minggu. Waktu yang di berikan pihak sekolah untuk memperbaiki nilai sebelum pembagian rapot atau kita sering menyebutnya remedial.

Hari ini tepat hari Rabu, hari ketiga dilaksanakan remedial. Yang berkepentingan maupun tidak tetap kehadiran menjadi perhitungan dengan alih-alih absen masih tetap berlaku.

Azel hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku salah satu teman sekelasnya sesekali ikut tertawa mendengar banyolan mereka.

Di kelas hanya ada beberapa siswa, mungkin sebagian sedang menonton pertandingan futsal atau pergi ke Kantin, bisa juga mengikuti remedial mata pelajaran lain. Biasanya untuk mengisi waktu sebelum pembagian rapot tiap kelas selalu mengadakan pertandingan olahraga antar kelas.

Di hadapan Azel ada Rio dan Nayara dan di sebelahnya ada Ray yang selalu memelas meminta bantuan tugas fisika dengan segala macam rayuan.

"Ray, kalau soal gue juga bantuin dikit-dikit tapi ini ngerangkum, masa gue ikut nulis. Nanti tulisan lo insecure lagi sebelahan sama tulisan gue," ucap Azel diselingi candaan.

"Iya deh yang tulisannya bagus, gue yang calon dokter apa daya," keluh Ray dan kembali meneruskan tulisannya dengan lesu.

"Gaya lo calon dokter. Biologi aja lo remed mulu, anak ipa kok gak paham biologi," ejek Rio yang di balas delikan oleh Ray.

"Biarin. Lebih aneh lagi anak ips jago biologi."

"Bener, siga si Mario kan. Aneh banget tuh anak," timpal Ray.

"Kalian gak ikut tanding futsal?" tanya Nayara

"Oh iya gue kan lagi kesel sama Pak Damar. Bisa-bisanya gue di seret pas mau tanding," adu Ray.

"Itukan salah lo yang nilainya burik."

"Tapi nyeretnya selow aja dong. Jangan nyeret kek anak monyet."

"Berarti lo Ray udah di anggep monyet sama Pak Damar," cetus Rio.

"Bangke lo. Gak papa monyet tapi lo orang utan."

Azel terkekeh menatap keduanya yang sibuk menulis dengan obrolan mereka yang tidak pernah putus. Mungkin bukan lagi obrolan tetapi cemoohan. Berbeda dengan Nayara yang mengangguk-angguk kepala menikmati musik melalui earphone yang terpasang di telinganya tidak terganggu oleh cuitan si kembar beda ibu dan bapak.

Azel tersentak ketika mendapati Felicia yang sudah duduk di sebelahnya dengan menyeret kursi di belakang dengan tidak sabaran hingga menimbulkan aksi protes dari teman-temannya yang berada di kelas.

The Strait of GibraltarWhere stories live. Discover now