TSOG 24 | BERJAMA'AH

254 40 2
                                    

Mumpung lagi gabut. Updatenya hari ini aja.
Nemu typo langsung tandai ya.

Pukul setengah tujuh malam di mana waktu ibadah baru saja di kumandangkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pukul setengah tujuh malam di mana waktu ibadah baru saja di kumandangkan. Orang-orang sudah berada di dalam rumah atau bersiap pergi berjama'ah di Masjid. Tetapi lelaki jangkung dengan jaket line putih dari bahu sampai dada datang ke rumah Azel dengan sekotak martabak sebagai sogokan.

Lelaki muda itu tetap perlahan meluluhkan hati sang Ibunda sebelum meluluhkan anaknya.l

Sebelum keluar seperti yang di utarakan Akhtar. Tiga orang di dalam rumah tersebut melaksanakan ibadah terlebih dahulu.

"Zel, anterin Akhtar dong. Dia kan gak tahu di mana sholatnya."

Azel langsung beranjak memenuhi perintah Ibunya menuju mushola kecil di ikuti Akhtar yang sudah mengambil air untuk bersuci.

"Nih sejadahnya. Untung lo pake celana panjang soalnya di sini gak ada sarung." Akhtar segera mengambil lipatan kain yang di sodorkan Azel.

"Lo gak mau sholat bareng gue?"

"Ogah," tolaknya secara spontan.

"Pahalanya gede tahu sholat berjamaah. Di ajak nyari pahala yang lebih besar kok gak mau," cetus Akhtar. Mulai menggelar sejadahnya terlebih dahulu sebelum memakai sarung.

"Setahu gue sholat berdua bukan mukhrim gak boleh, deh."

Azel mencuri lirik kearah Akhtar. "Kan bisa sama Ibu lo, Zel. Kebanyakan mikir, mau kagak? Keburu lewat."

"Hmm, gue panggil Ibu dulu." Azel segera keluar kamar menuju ruang Tv saat menemukan keberadaan Ibunya. "Ibu udah sholat?"

"Belum. Ibu nanti sholat di kamar aja. Kamu kok belum sholat?" Lyta menatap putrinya yang belum terkena air wudhu.

"Ini mau. Akhtar ngajakin sholat bareng, Bu."

"Bagus dong kalau gitu. Ya udah Azel siap-siapa sana. Ibu juga mau ganti baju dulu." Azel membelokan langkahnya menuju toilet lalu membawa mukena dan sejadah yang berada di kamarnya segera menyusul Akhtar.

Lelaki yang terbiasa memakai celana robek, hodie bermacam-macam warna serta rambutnya yang selalu berantakan kini berganti kostum dengan kaos pendek dan celana jeans. Poninya yang sudah agak panjang meneteskan air.

Azel pertama kali melihat tampilan Akhtar yang seperti ini. Lelaki yang memiliki sifat bossy itu berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya. Azel akui ia terpesona.

Tak mau kepergok tengah memuji walaupun dalam hati dan membuat pipinya dengan tak tahu diri langsung bersemu merah. Azel mengakhiri pikiran kotornya, segera memakai mukena sebelum waktu maghrib benar-benar sudah habis.

"Lo mau ngapain?!" Azel sontak memundurkan tubuhnya saat Akhtar mengikis jarak di antara mereka dan berada tepat di depannya.

"Rambut lo keluar." Azel melotot saat Akhtar akan menyentuh wajahnya. Ia segera menyingkir. "Gue gak mau wudhu dua kali," serunya menatap Akhtar tajam.

The Strait of GibraltarWhere stories live. Discover now