TSOG 42.2 | TOXIC

191 24 4
                                    

Apa kabar? semoga sehat² yaaa

Azel menatap iba Felicia setelah membaca chat yang gadis itu tunjukkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Azel menatap iba Felicia setelah membaca chat yang gadis itu tunjukkan. Bahkan dirinya saja yang hanya membaca bisa ilfil bagaimana dengan Felicia yang merasakan sensasinya.

"Sabar ya, Fel. Gue gak tahu kalau Elvin suka ngegombal begitu."

"Gondok gue sama dia. Gue yakin semua gombalannya dapet nyolong di grup fesbuk."

"Jadi, lo mau terusin pdkt lo?" tanya Nayara.

"Dih, ogah banget. Stres gue kalau beneran jadian."

"Gak usah pengen cepet-cepet pacaran. Santai aja nanti juga ada yang suka sama lo. Gak usah di tungguin." Nasihat Azel.

"Tapi sampe kapan coba? Gue pengen kencan lah. Emang kalian doang yang bisa." Felicia terlihat sangat frustasi. Gadis itu benar-benar menginginkan seorang kekasih.

Bagaimana tidak ingin memiliki kekasih jika selalu di suguhkan momen uwu Nayara ataupun Azel dangan pacar mereka masing-masing.

"Udah nih makan cimol. Kalau lagi galau enaknya makan yang pedes-pedes."

Felicia menerima suapan cimol dari Nayara dengan raut muka yang masih merengut.

😲😲😲


"Mau kemana bawa-bawa buku?"

Yasmine menatap putera keduanya heran yang berjalan menuruni tangga sambil menenteng buku di tangannya.

"Mau belajar."

Jawaban Akhtar sukses membuat ibu dua anak itu tercengang. Ia yang semula tengah bersantai beranjak menghampiri Akhtar.

Punggung tangannya di letakan di dahi Akhtar. Keningnya mengerut saat merasakan suhu tubuh anaknya baik-baik saja. Tidak panas dan indikasi demam.

"Belajar? Kamu sakit? Tapi kok gak panas ya."

"Mah ...." Akhtar menatap malas Mamanya itu. Memang ada yang salah jika dirinya belajar?

"Abisnya kamu aneh. Gak ada angin gak ada ujan bawa-bawa buku. Biasanya juga tas kamu isinya cuma buku tulis satu."

"Ya emang salah?"

"Salah lah, harusnya dari dulu kamu tuh belajar. Jangan nongkrong sambil main roda-rodaan."

"Roda-rodaan?"

"Itu papan yang suka kamu naikin."

"Itu keyboard, Mah," jawabnya malas.

Yasmine menatap Akhtar ragu. "Keyboard? Masa sih keyboard. Bukannya itu buat ngetik ya."

"Akhtar! Kamu mau kemana?"

"Mau keluar sama Azel," balas Akhtar dengan sedikit teriakan. Ia mengambil sepatu yang berada di lemari.

"Gak ganti baju dulu?"

The Strait of GibraltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang