Prolog

970 44 0
                                    


Saat aku berumur 15 tahun, aku bertemu dengan seorang anak laki-laki, dan dia adalah cinta pertama ku. Ia seorang anak pindahan dari negara tetangga, yang kebetulan 100% ras negara ku, Indonesia.

Sejak pertama kali ia menginjakan kaki di hari pertama, tepatnya di depan pintu sekolah ku saat itu, aku tahu aku baru saja jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.

Kita satu angkatan. Saat itu, aku sudah duduk dikelas 11, yang berarti begitu juga dengan anak laki-laki itu. Ketampanan wajahnya menarik setiap perhatian para gadis di kelas ku, bahkan hampir satu angkatan, dan jelas itu termasuk diriku.

Sayangnya dalam cerita ini, akhir cerita dongeng bukanlah akhirnya.

Ku rasa itu hanya aku saja yang bodoh, karena aku tidak menyatakan perasaan ku sampai dengan sehari sebelum kelulusan. Dan di hari itu juga, aku mendapatkan penolakan pertama ku. Sampai sekarang, aku masih ingat perkataannya.

"Aku sungguh meminta maaf, andai saja aku tahu," ia menghela nafas pelan, "tapi, walaupun seandainya aku tahu, aku yakin perasaan mu tidak berbalas, dan aku minta maaf untuk itu," ia terdiam sesaat. Aku yakin wajah ku sudah semerah tomat saking malunya diri ku saat itu, lalu seolah itu belum cukup membuat ku malu, ia melanjutkan kalimatnya, "bagaimana kalau aku membuat perjanjian dengan mu? Kalau memang kita ditakdirkan, kita akan bertemu lagi, dan mungkin, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan untuk ku saat ini."

Saat itu aku hanya menganggukan kepala lemas, lalu ia tersenyum dan merangkul ku pergi. "Kau tahu, aku bisa terima kalau kau membenci ku," lanjutnya lagi, dan bodohnya, aku hanya menjawab, "aku tidak yakin aku bisa membenci mu, Greyr."

Anak laki-laki dalam cerita ini bernama Greyr Alexander. Dan sejak hari kelulusan itu, aku tidak pernah melihat batang hidungnya lagi. Karena tepat setelah kelulusan, kami sama-sama melanjutkan kuliah keluar, dan aku belum kembali ke negara ibu kami sejak saat itu.

Love Me Not.Where stories live. Discover now