6

180 12 0
                                    

Ini adalah hari ke-3 aku secara resmi bekerja menjadi pengacara Kei Ryker. Aku baru saja selesai menghubungi nomer pengacara Graciela Raquel, wanita yang mengakui sedang mengandung anak klien ku, dan tebak apa yang dikatakan sang pengacara saat aku meminta tes DNA, ia menolak, kecuali kalau Kei datang sendiri ke sana dan melakukannya di sana. Ini tidak bisa diterima. Jadi aku mengatakan pada Mr. Francois Gruth, sang pengacara, kalau aku akan mendiskusikan hal tersebut dengan klien ku dan akan menghubunginya kembali dalam waktu dekat.

Selanjutnya aku menghubungi Kei untuk membicarakan tentang hasil yang baru saja ku terima, tapi ia tidak ingin berbicara di telepon—lalu buat apa ia memiliki HP bagus kalau tidak untuk dipakai telepon?—ia bersikeras untuk kita bertemu langsung. Sebelum aku sempat menolaknya, ia sudah berkata 'akan ku SMS alamatnya' dan sambungan terputus. Kalau saja saat ini aku tidak bekerja untuknya atau ia tidak membayar ku, aku mungkin sudah langsung bersikap sungguh tidak profesional.

Beberapa detik setelah aku menutup telepon, SMS masuk ke HP ku dari klien ku. Isinya hanya 5 kata, '19 Meadow Place, Old Greenwich'. Wew, itu jauh, mengapa aku harus menemuinya di sana? Ada apa disana? Itu terlalu jauh, dan memakan waktu, dia tahu itu bukan?

"Kenapa lagi?" ucap Kei saat kembali ku hubungi

"Kau tidak punya tempat yang lebih jauh lagi untuk bertemu?" sindir ku

"Tidak," ucapnya singkat, "apa kau sudah jalan?" tanyanya

"Memangnya kenapa kalau kita bicara di telepon, singkat saja, hanya—" telepon meja ku berbunyi, "tunggu sebentar," ucap ku pada Kei lalu beralih ke telepon meja, aku melihat itu dari nomer extension resepsionis depan, "ya?" Sapa ku

"Uh, ada Mr. Ryker mencari mu," ucap si resepsionis.

Aku sungguh memiliki klien sinting.

"Oh, suruh dia menunggu, thanks" ucapku pada si resepsionis dan mematikan sambungan, "kau ada di depan?!" desis ku ke HP ku

"Yep, keluar dan kita bisa bicara," ucapnya santai

"Mengapa kau menyuruh ku datang ke Old Greenwich kalau begitu?" ucap ku kesal

"Aku tahu kau tidak akan langsung berangkat, jadi ayo cepat keluar!" jawabnya tertawa pelan

"Kau bukan ayah ku, berhenti memerintah ku!" ucap ku kesal dan mematikan sambungan.

Sebelum aku keluar untuk menemui klien sitting ku itu, aku mengumpulkan barang-barang yang sebelumnya ku biarkan berserakan di meja kerja ku ke dalam tas.

Di luar, Kei sudah menunggu dengan santainya seolah tidak menyadari sang resepsionis tidak berhenti menatapnya seperti makanan, aku saja yang baru bergabung di ruangan langsung menyadari, sungguh aku tidak tahu bagaimana pria ini bisa memiliki kepercayaan diri bagaikan dewa. Dari caranya langsung mengangkat kepalanya sesaat aku memasuki ruangan depan untuk menatap ku, aku tahu ia menyadari tatapan si resepsionis. Belum pernah aku bertemu dengan orang jenis dia.

Entah karena sebuah kebiasaan atau apa, setiap saat kita bertemu, ku perhatikan ia selalu menatap muka ku dan tersenyum lalu melihat ke kaki ku dan kembali tersenyum, seolah ada yang salah dengan wajah ku dan cara ku memakai sepatu. Dari mulai di pesta ia telah melakukan itu, lalu saat kita bertemu untuk kedua kalinya tepat sebelum kita sama-sama memasuki lift, lalu 2 hari lalu saat ia menyerahkan sebuah amplop berisi foto pemersaan, dan sekarang. Sungguh aneh.

"Kemana kita akan pergi?" Tanya ku saat di lift, "aku harus kembali ke kantor jam 5."

"Alamat yang ku berikan pada mu," ucapnya santai sambil kembali memakai kacamata hitamnya

"Aku akan memberitahunya sekarang saja," ucapku

"Apa ada alasan mengapa kau selalu terburu-buru?" ucapnya menurunkan sedikit kacamatanya dan menatap ku, "apa yang salah dengan mu?"

Love Me Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang