3

274 18 0
                                    

Sungguh penerbangan yang panjang. Sejak aku belum menyiapkan tempat tinggal milik ku sendiri atau apapun yang lainnya, jadi aku meminta teman ku yang terlalu kaya untuk menyewa apartemen 1 kamar untuk tinggal di tempatnya di kamar yang satunya. Saat aku menghubunginya kemarin, dia luar biasa senang untuk menerima ku, bahkan ia memberiku gratis 1 bulan sewa, tapi kalau ternyata aku akan lebih lama tinggal disana, ia akan memulai membebani ku dengan setengah biaya sewa. Tawaran menarik, bukan?

Sampai di pintu kedatangan, aku sudah melihat Mia dengan gaya kerennya berdiri di bagian penjemputan memegang papan nama sambil berbicara asik di teleponnya. Ia bahkan tak sadar aku sudah berdiri di depannya beberapa detik sampai aku menepuk bahunya

"Oh, Tay, aku akan menghubungi mu kembali, Ali sudah datang, bye!" ucapnya ke hpnya lalu memasukannya ke dalam tas, "hey, b!" sapanya ke arah ku, "bagaimana penerbangan mu?"

"Panjang!" balasku singkat

"Ayo, aku sudah tidak betah berdiri di sini lagi!" ucapnya sambil mengempit tasnya di ketiak

"Terima kasih telah menjemput ku," ucap ku berjalan mengikutinya

"Tidak masalah!" balasnya santai

Sudahkah aku bilang Mia itu terlalu kaya? Sepertinya sudah. Mia membawa ku ke arah mobil porshe merah kerennya. Sayangnya, tak cuma mobilnya saja yang keren, ia juga memiliki apartemen tengah kota yang cukup luas dan nyaman, aku sudah pernah melihatnya sebelumnya, dan karena itu aku jadi berpikir dua kali untuk membayar setengah sewanya, aku bahkan tidak tahu betapa penghasilan yang akan ku dapatkan dari pekerjaan ini. Bagaimana kalau ternyata tidak sampai cukup? Untung-untung kalau ternyata lebih.

Yang bisa ku lakukan setelah sampai di apartemen nyaman milik Mia hanya tidur karena kelelahan. 42 jam perjalanan itu sangat melelahkan, bahkan untuk orang yang kerjanya melibatkan penerbangan dan perjalan pun pastinya tetap merasakan hal yang sama setelah bertahun-tahun, setidaknya sedikit.

Hmm, kasur yang nyaman, walau tidak seempuk kasur air ku, tapi tetap kasur ini nyaman, luas dan lembut. Tanpa ku sadari, dalam waktu beberapa detik, aku sudah hilang terlelap.

**

Aku terbangun tepat jam 6 pagi, 4 jam sampai aku bertemu dengan klien resmi pertama ku. Apa tepatnya kasus yang ingin dibicarakan oleh Mr. Rockham? Kasus yang sampai harus membuat ku memperpendek kunjungan ku setelah 8 tahun tidak berkunjung?

Mr. Rockham adalah seorang pemilik macromart terbesar di kota. Apa yang bisa terjadi pada orang itu? Apa masalah yang membuatnya sampai harus menggunakan seorang pengacara? Pastinya tidak terlalu besar, bukan? Karena ia jelas mengambil resiko menggunakan tenaga baru lulus kuliah yang visanya masih visa pelajar yang membuat dirinya menjadi seorang penghuni illegal untuk kerja.

"Ms. Alice, senang kau bisa datang tepat waktu!" ucap Mr. Henson saat kita berpapasan di lobby kantor

"Saya mengambil penerbangan tercepat setelah anda menghubungi, baru sampai kemarin malam," balasku tersenyum sopan

"Mr. Rockham akan datang jam 12, sampai saat itu, saya akan mempersiapkan mu untuk kasus ini," ucapnya menggiring ku menuju ruang conference yang akan menjadi tempat pertemuan ku dan sang klien.

2 jam berlalu, aku kurang lebih sudah mengerti apa yang harus ku hadapi, hanya saja aku tidak yakin apakah aku bisa menenangkan kasus ini di pengadilan nanti.

Sekarang, mari bicarakan klien baru ku ini. Mr. Nabiel Rockham, pria campuran inggris-india, berumur kepala 5, dan bertubuh gempal. Lalu ada Mr. Galilee Rockham, anak dari Nabiel, seorang pengusaha kecil-kecilan, dan klien ku. Perusahaan Galilee terlibat semacam penipuan yang ia yakini kalau ia dijebak, ia sama sekali tidak tahu apa-apa dan sekarang, negara menuntutnya. Ini akan menjadi kasus besar.

Love Me Not.Where stories live. Discover now