44

62 5 0
                                    

Aku selalu suka kembali ke kota dan merestok persediaan, terutama saat belanja bulanan, karena saat itu, aku bisa membeli tanpa mengeluarkan seperak pun, karena Kei yang memasak dan aku memakan apa yang Kei masak, jadi kurang lebih isi trolley belanja bulanan kita kebanyakan makanan mentah dan snack milik ku, selain dari itu, semuanya sepenuhnya milik Kei, dan untuk barang-barang pribadi ku, aku biasanya belinya tidak sekaligus disini, pikirkan dengan akal sehat saja kalau ingin tahu kenapa.

Apakah aku sudah mengatakan berapa banyak minor yang Kei urus? Ternyata cukup banyak. Ingat beberapa minggu lalu saat Kei terlihat sangat bahagia? Itu adalah saat ia menerima kabar anak dari salah satu teman keluarganya melahirkan. Sepertinya Kei suka sekali mengurusi orang lain, terutama saat memang orang itu membutuhkan. Sungguh bukan aku tidak suka atau apa, tapi tidakkah ia merasa terbebani harus mengurus anak orang lain? Aku tidak tahu apa aku bisa melakukan apa yang dia lakukan, aku saja sedikit kesusahan mengurus diri ku sendiri, sementara Kei, ia mengurus lebih dari hanya dirinya. Ternyata setelah mengenalnya, Kei tidak seperti yang aku kira saat pertama, dia tidak egois, dia jelas sekali memperdulikan orang lain, dia tidak menjauhi orang yang di bawahnya, walaupun ya dia kadang suka galak pada mereka tapi dia tetap menjangkau mereka, aku sungguh merasa iri dia bisa seperti itu.

Oh, kembali pada cerita. Ya, anak dari teman keluarganya melahirkan, dan seperti standar anak SMA yang lain, dia terlalu muda untuk membesarkan bayinya dan akan memberikannya untuk diadopsi. Aku sungguh mengira Kei akan mengadopsi bayi itu, tapi tidak, untungnya. Mereka, si orang tua anak yang melahirkan, memang menawarkan, tapi Kei menolaknya, tapi ia akhirnya beralih padaku dan bertanya, apa aku mau mengadopsi bayinya? Apa yang harus aku katakan? Aku tidak tahu, dan aku pun saat itu terlalu terkejut untuk bahkan berpikir dan menjawab yang lain. Tidak aku tidak mengadopsi bayi itu, tapi aku kemungkinan mengatakan akan mengurus bayinya. Jadi ya, sekarang aku memiliki bayi untuk diurus. Sungguh bodoh bukan? Setelah kita keluar dari kamar rumah sakit, Kei mentertawai ku. Sialan. Aku seharusnya keras hati saja seperti Kei dan menolak, sekarang, bayi ini akan menjadi penghambat ku, sekarang, aku tidak bisa menceraikan Kei begitu saja. Sial. Sial. Sial. Ergh, sekarang mengerti kan kenapa aku merasa begitu bodoh? Omong-omong bayi ini bernama Logan.

Yang berarti membuat isi keranjang belanja kita bulan ini sedikit berbeda. Aku akan jujur saja, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara mengurus bayi, maksud ku ya, aku tahu, aku pernah melihat ibuku mengurus 2 adik ku saat mereka bayi, tapi aku tidak pernah mempraktekkannya, jadi.. aku butuh ibuku, setidaknya saran-saran tentang apa yang harus ku lakukan. Dan aku sudah bertanya, dia memang tidak begitu senang aku mengurus bayi orang lain, tapi dia cukup senang aku cukup perduli untuk mau mengurus Logan. Tentang benda-benda yang diperlukan untuk mengurus Logan, semuanya pinjaman dari yang tak lain dari keluarga Saxman, mereka memiliki semuanya.

"Dimana bayi mu?" tanya Kei jahil

"Bukan bayi ku," ucap ku ketus dan Kei tertawa

"Okay, okay, di mana Logan?" ucapnya santai

"Aku taruh dia di daycare," ucap ku

"Sudah lelah dengannya?" ejeknya jahil

"Asal kau tahu, dia berat," komen ku sarkastik

"Aku sudah menawarkan bantuan dan kau menolak, itu salah mu," ucapnya tidak mau disalahkan

"Well, lain kali kau mau membantu, langsung lakukan saja, jangan hanya menawarkan, karena aku pasti akan jawab tidak," ucap ku tidak mood, "kecuali kalau kau hanya basa-basi."

"Sepertinya ada yang sedang moody," ucap Kei jahil, dia jelas sekali benar, "apa ini karena aku tidak membantu mu?"

"Bukan," balas ku singkat

"Tapi sungguh, di mana Logan, Ali?" tanyanya lebih serius

"Sudah ku katakan, daycare!" ucap ku berdecak dan untuk suatu alasan ia tersenyum tahu

Love Me Not.Where stories live. Discover now