36

44 6 1
                                    

Aku tidak menemukan apapun dari Landerson Queen. mungkin memang aku hanya membayangkan sesuatu yang tidak ada dan gambaran di Nice hanya sebuah ilustrasi dari karya imajinasi sang pelukis. Itu satu kemungkinan, kemungkinan lainnya adalah remaja Landerson ini bukan salah satu dari keluarga Queen, ia hanya kebetulan mirip saja dengan anak laki-laki mereka.

Saat aku keluar kamar ku setelah berbicara dengan Calista tentang remaja misterius yang menghantui mimpi ku ini—yang dia juga tidak menemukan apapun dari orang yang ku cari ini—aku keluar dan menemukan kalau Kei tahu apa yang sedang aku lakukan, dia ingin tahu kenapa aku tiba-tiba tertarik dengan bocah dalam lukisan imajinasi di Nice yang aku jawab dengan 'bukan urusan mu'. Tapi Kei tahu kalau aku sering memimpikannya, aku memberitahukannya di depan lukisan besar tersebut, dan dia juga mendengar ku mengigaukan nama Landerson, aku baru saja berbicara dengan Calista menyebutkan namanya. Siapa sebenarnya Landerson sialan itu?!

"Apa kau tahu sesuatu yang aku tidak tahu?" Tanya ku curiga dengan keingintahuannya

"Saat kau tidak bisa menemukan seseorang.." ucap Kei memulai, "..itu mungkin karena ia memang tidak ingin ditemukan," lanjutnya datar

"Jadi kau mengakui kalau bocah di lukisan itu nyata?" Balas ku tertarik

"Mungkin," ucapnya cuek, "dan kalau pun ia memang nyata, kurasa 'bocah' bukan lagi kata yang tepat untuknya," tambahnya mengangkat bahu

"Ya, dia sekarang sudah remaja, 17," balasku otomatis

"Kau berbicara padanya?" tanyanya bingung

"Ya," bicara teknis, dia memang bicara pada ku, tapi bukan aku yang ini.

"Apa dia memberitahu mu kenapa ia ada dalam mimpi mu?" tanyanya ingin tahu

"Kita saling membutuhkan untuk sesuatu, hanya itu yang dia katakan," balasku "tapi dia membahas sedikit tentang tidak membiarkannya mati," lanjutku

Kenapa aku terus menceritakan mimpiku padanya? Itu bukan urusan dia untuk mrngetahui mimpiku, hubungan antara mini diriku dan Lander bukan urusan dia sampai dirinya mulai terlibat dalam mimpi tersebut. Aku harus berhenti memberi tahunya tentang apa isi mimpiku.

**

Hari ini adalah hari ulang tahun Shania dan Brody, tapi tidak satupun dari mereka sepertinya peduli akan ucapan selamat dari ku, aku sudah berusaha menghubungi mereka, tapi tidak diangkat. Aku tidak mau menjadi kakak yang jahat, tapi sepertinya mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka, jadi kurasa aku akan melewatkan ucapan selamat secara langsung di tahun ini.

Aku tidak tahu kenapa aku bertanya pada Kei tentang masalah ini, apa mungkin itu karena dia memiliki banyak adik dan dia mengenali kedua adik ku? Atau karena dia satu-satunya orang yang bisa ku temui saat ini? Atau malah sepenuhnya hal lain?

"Apa yang aku lakukan sampai mendapatkan kunjungan spesial dari mu?" ucapnya membukakan pintu kamarnya lalu kembali ke dalam

"Kenapa kau hanya memakai handuk?" pertanyaan bodoh, aku tahu, tapi entah kenapa, setiap saat aku mengunjunginya di kamarnya, seringnya ia sedang hanya menggunakankan handuk. Kebetulan?

"Baru selesai mandi, kau pikir kenapa aku hanya pakai handuk?" balasnya tertawa ringan

"Aku akan kembali nanti," ucap ku ragu

"Aku berjanji tidak akan melepas handuk ku di hadapan mu," ucapnya memberi tahu sambil menatap ku, "sepertinya sangat penting kalau sampai kau datang kepada ku," lanjutnya mengangkat bahu, "apa kau butuh undangan untuk masuk?" tanyanya melihat aku hanya diam di pintu

"Semacam itu," balas ku datar

"Aku mengundang mu untuk masuk ke dalam kamar ku, Ali," ucapnya santai dan aku merasa sungguh canggung dengan situasinya tapi aku tetap saja masuk, "what's up?" ucapnya setelah menutup pintu

Love Me Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang