14

76 9 0
                                    

Saat kehidupan datang untuk menghabisi mu, tidak ada yang bisa kau lakukan untuk menghentikannya. Kadang ada yang indah dan baik, ada juga yang buruk dan menyesatkan.

Saat ini, dalam hidupku ada orang tua ku, adik-adik ku, teman-teman ku, Alexa dan Greyr, dan terakhir, ada Kei. Jujur, aku sungguh tidak tahu apa yang harus ku lakukan dengan hidupku. Aku merasa aku selalu berbuat baik pada yang membutuhkan, tapi mengapa aku selalu saja mendapatkan yang buruk dan menyesatkan? Apa karena aku kurang bersyukur dengan apa yang tuhan telah berikan? Karena lihat saja nyatanya, aku selalu komplain, dan saat ini adalah contoh kongkrit. Apa tuhan memberikan ku peringatan? Apa yang aku lakukan seburuk itu? Apa yang sebenarnya terjadi dengan hidupku? Apa aku melenceng dari takdir yang sudah ditetapkan? Apa pernikahan tidak sengaja ku ini terjadi karena memang aku ditakdirkan untuk itu? Kalau hal yang kupikir sebagai kecelakaan sesungguhnya memang jalannya? Sungguh, aku tidak tahu yang mana kenyataan, dan mana yang hanya pikiran ku.

Oh, membicarakan Alexa dan Greyer, aku jadi teringat. Aku sungguh tidak tahu mengapa Greyr masih berusaha membujuk ku untuk membiarkan Alexa tidak berpengacara, ia berkali-kali mengajak ku berbicara saat setelah ruang sidang. Greyr tidak mau ada perceraian, dan dia memaksa ku untuk membujuk Alexa yang sama. Berbagai taktik ia gunakan, tapi ia tidak pernah berhasil menggoyahkan ku, karena pada dasarnya aku setuju dengan Alexa untuk menceraikan bajingan itu. Cukup mendengar cerita yang Alexa ceritakan, aku sudah cukup teryakinkan, lalu ditambah lagi baru-baru ini Greyr membuktikan cerita Alexa langsung pada ku. Untungnya saat ini aku sudah cukup imun dengan pesonanya.

Pada suatu hari, seseorang mengetuk pintu ku, dan tentunya aku sebagai tuan rumah siap untuk membuka pintunya. Tapi Kei, pria keras kepala yang selalu menemani ku di apartemen orang tua ku setiap saat aku tidak dengan Alexa, sudah mendahuluiku sampai di pintu dan membukanya. Terserahlah, aku juga yakin siapapun tamu ku pria itu tidak akan mengenalinya ataupun mengerti apa yang dibicarakan sang tamu, kecuali mereka langsung berbicara dalam bahasa Inggris saat melihat wajah baratnya.

"Apa aku salah unit?" ucap sang tamu

"Sorry?" ucap Kei tidak mengerti. Lihat? Apa yang ku katakan tadi?

Aku hanya tertawa pelan dan berjalan ke arah Kei, "let me handle this," ucapku pada Kei setelah menepuk bahunya, lalu beralih pada Greyer dan mengutarakan pikiran ku, "kalau kau datang untuk kembali membujuk ku, jawaban ku masih sama, tidak."

"Mengapa kau memiliki pria di dalam apartemen mu?" tanya Greyr sambil menunjuk Kei yang menolak untuk pergi dan hanya diam di sisi ku tanpa bicara, "dan kalian hanya berdua!"

"Apa urusan mu?" tanya ku santai

"Ali, kau pernah mengatakan padaku kalau pria menikah itu kurang menarik, apalagi yang peselingkuh, mereka sama sekali tidak memiliki daya tarik!" ucapnya

"Apa pembicaraan ini memiliki arah?" tanya ku tak sabaran

"Dia!" ucapnya kembali menujuk Kei, "kau berduaan dengan pria menikah di dalam apartemen mu! Apa yang kau lakukan?" lanjutnya

"Oh, dia?" ucapku menunjuk Kei dengan jempol ku, "dia suami ku, apa salah aku di apartemen berdua saja dengan suami ku?"

Ah, sepertinya akhirnya aku kalah juga. Aku sudah menahan diri ku untuk tidak menggunakan kata tersebut, karena aku merasa itu akan membuat segalanya menjadi resmi, dan sekarang aku telah menggunakannya. Tidak ada lagi kata mundur sekarang.

"Tapi kau tidak memakai cincin!" ucap Greyr keras kepala

"Kau juga," balas ku ringan, "memang apa urusan mu kalau aku sudah menikah? Iri karena kau akan segera bercerai?"

"Tapi kau belum menikah," ucapnya

"Well, aku sudah, terima kenyataan, Greyr," ucap ku malas, "sekarang bisa kau pergi?" lanjut ku sambil menarik Kei untuk masuk

Love Me Not.Onde histórias criam vida. Descubra agora