22

42 7 0
                                    

Mimpi yang sama terus-menerus terulang dalam tidur ku, dan setiap saat, mimpi itu berakhir di tempat yang sama, aku berdiri di sebuah jembatan. Semua orang yang saat ini dekat dengan ku mendapat peran dalam mimpi ini, semua teman-teman ku, Mia, Ryan, Trent, Thea, Zoe, bahkan Kei ada di mimpiku. Dalam mimpi itu, satu per satu teman ku berjalan menuju jembatan, mereka berhasil sampai di seberang dan aku selalu tertahan di tengah jembatan. Apa ini semacam symbol aku memiliki urusan yang belum selesai? Apa ini menggambarkan kematian atau sesuatu? Mengapa jembatan? Aku tidak mengerti mengapa mimpi ini terus terulang.

Sampai suatu hari, situasi berubah, mimpi ku tidak lagi berakhir dengan ku berdiri di jembatan. Mimpinya berlanjut dan aku melihat seseorang menghampiri ku. Aku tidak mengenalnya. Tidak dalam mimpi ku ataupun dunia nyata. Dia seorang orang asing dengan rambut sehitam ebonite dan mata yang sangat biru seperti samudra, dia juga terlihat tidak lebih daripada 15 tahun. Saat ia mengulurkan tangannya, aku sempat ragu untuk menerimanya, tapi pada akhirnya aku menerimanya. Ia tidak bicara satu katapun, ia hanya membawaku ke tempat yang terlihat begitu berbeda tapi berkesan sama. Tempat ini terlihat seperti apartemen orang tua ku. Aku melihat orang tuaku, mereka terlihat begitu muda, terlalu muda. Lalu aku menyadari, ini sebuah memori, mereka terlihat muda karena memang saat itu mereka masih muda. Kenapa aku memimpikan memori ku sendiri?

Lalu tiba-tiba semua tersapu bersih dan aku ada diruangan putih polos, aku berusaha mengedipkan mata ku dan menyesuaikan dengan cahaya dalam ruangan, dan itulah saat aku menyadarinya. Aku berdiri di rumah sakit, dan bocah berambut hitam ebonite tadi tergeletak lemas di kasur rumah sakit. Apa yang terjadi dengan dirinya? Mengapa ia terbaring di sana saat semuanya terlihat begitu normal?

Sungguh lucu, bahkan dalam mimpi sekalipun aku masih tetap saja selalu ingin tahu, jadi aku berjalan ke bagian kaki kasur dan membaca papan diagnosa, kolom nama tidak diisi, namun disana tertulis bocah ini baru saja mengalami kecelakaan tunggal. 13, adalah umur bocah ini. Saat aku berbalik, bocah itu sudah berdiri di sana dengan tatapan kosong seperti mayat hidup. Lalu ia membuka mulutnya untuk berkata satu kata, 'fate', lalu setelah itu aku langsung terbangun.

Takdir? Kenapa bocah itu mengatakan takdir pada ku? Takdir apa? Siapa bocah itu? Apa aku mengenalnya? Mengapa ia ada dalam mimpi absurd ku ini?

**

Siapa sangka kalau ternyata peramal itu nyata? Hari ini entah kenapa aku tertarik untuk memasuki toko peramal yang biasa ku lewati setiap hari saat perjalanan dalam bus ke kantor. Aku memang tidak percaya dengan hal seperti ini, tapi saat sang peramal 'membaca' ku, dia membicarakan tentang mimpi yang ku alami akhir-akhir ini, secara tepat dan detail, seolah dia memang bisa melihatnya. Lalu setelah itu, peramal akan mengocok sebuah tumpukan kartu. Yang harus ku lakukan hanyalah mengatakan stop saat aku merasakan waktunya tepat, setelah itu ia akan mengambil 6 kartu teratas. Saat aku melakukan sesuai instruksinya, yang ku dapatkan adalah the high priestess, seven of pentacles, two of swords, the fool, the tower, dan five of cups. Aku tidak benar-benar mendengarkan penjelasan si peramal, tapi kartu-kartu yang terbuka rasanya memang seperti hidup ku. Bagaimana kalau ramalan itu benar? Bahwa aku akan memiliki penyesalan yang sangat besar? Sungguh, aku tidak tahu lagi yang mana yang harus ku percaya, insting ku atau ramalan itu. Keduanya sama-sama membuat ku sakit kepala.

Saat aku keluar toko, dari 100 orang yang bisa ku temui saat ini di tempat yang sama, aku bertabrakkan dengan salah satu mantan ku dari saat kuliah, dan bisa dikatakan cara kita putus tidak berjalan begitu baik, jadi kurang lebih, mantan ku yang ini membenci ku.

"Kau buta?" hardiknya kesal

"Tidak," balas ku, "maaf telah menabrak mu," lanjut ku tersenyum

"Kau," ucapnya malas, "kau percaya peramal sekarang, Irace?" oh, aku lupa dia juga suka dengan panggilan nama aneh

Love Me Not.Where stories live. Discover now