5

213 14 0
                                    

Kembali ke dunia nyata, hampir semua kasus yang masuk ke dalam firma ini adalah kasus besar, dan setiap perwakilan klien mendapatkannya, entah berdasarkan perusahaan yang dipegangnya atau klien personal tetapnya atau bahkan secara ditugaskan oleh firma. Aku sungguh beruntung.

Hanya saja aku memutuskan terlalu cepat.

Saat ini aku tengah mengerjakan kasus merger dan akuisisi sebuah perusahaan dagang, sesungguhnya, ini benar-benar terlalu besar untuk pengacara yang baru bekerja kurang dari 3 tahun, tapi seperti yang ku bilang sebelumnya, semua kasus di sini besar. Lupakan, dimana aku tadi? Oh ya, merger. Ya, seharusnya kasus seperti ini bisa selesai dalam beberapa bulan, tapi semenjak ada komplikasi finansial dan sebagainya, kasusnya menjadi diperpanjang, yang sesungguhnya tidak apa, karena semakin panjang durasi kasus, semakin makmur pula diriku—bukan berarti aku sengaja ya, memang prosesnya lama, semua juga tahu.

"Ms. Alice, bisa anda datang ke ruang conference?" ku dengar suara sang bos berkumandang dari gagang telepon

"Ya, sir. Berikan saya 2 menit, saya—"

"Sekarang, Ms. Alice." potongnya datar

"Baik, saya jalan sekarang," ucap ku setelah membuang nafas menahan kesal

Aku berdiri dari kubikel ku dan mulai menyeberangi ruangan lalu berbelok menuju ruang conference. Aku mendengar beberapa bisikan orang-orang tentang sesuatu terjadi di ruang conference saat aku berjalan menuju ke sana. Oh, jangan bilang akan ada pemecatan masal dan aku salah satunya. Tidak, jangan terjadi, aku sudah mulai menyukai pekerjaan ku dengan bos yang sangat kaku.

Bos ku menemui ku tepat di luar kaca ruang conference, aku melihat sekilas ke dalam ruangan tersebut dan melihat ada seorang pria dengan pakaian santai duduk di sana menunggu sambil memunggungi kami, ada kesan yang familiar dari bagian belakang kepalanya, apa aku mengenalnya?

"Ms. Alice kau sebaiknya fokus dengan yang ini," ucap Mr. Henson setelah melihat ku tidak fokus

"Memang dia siapa?" Tanya ku refleks

"Klien baru mu," ucap si bos singkat

"Tapi, sir, saat ini saya sedang mengerjakan kasus lain," ucap ku menatapnya bingung

"Dia meminta mu, dengan nama," ucapnya tegas, "hal yang harus kau ketahui sudah di dalam ruangan. Semoga beruntung." lanjutnya dan langsung pagi

"Sir?" panggil ku, tapi ia hanya terus berjalan.

Siapa tepatnya pria ini?

Aku memasuki ruangan dan mengambil map coklat susu tipis yang berisi kasus dasar. Saat ku baca sekilas, anehnya, nama kliennya hanya tertulis 'Ryker', tidak jarang juga sih ada orang yang hanya memiliki 1 kata sebagai nama.

"Selamat siang, Mr. Ryker" ucap ku menyapa, dan saat ia berbalik, di sini aku menyadari kalau hidup ku tidak akan menjadi lebih baik.

Jadi, apa masalah ku dengan tuan Ryker ini? Biar ku ceritakan. Pria ini bernama Kei Ryker, ia adalah seorang atlit NFL yang sangat sombong, angkuh, congkak, kurang ajar, dan yang paling parah dan terkenal memiliki rekor wanita yang tinggi. Bagaimana aku bertemu dengannya bukan pertanyaan lagi, kapan lagi aku pernah bergabung dengan kelompok kelas terkenal selain dari pesta hari jadi orang tua Mia 2 bulan yang lalu? Ya, di sanalah pertama kali aku mengenalnya.

Kau tahu? Aku mengubah pikiran ku untuk menceritakan apa yang terjadi, karena hal itu akan membuatku marah dan kesal, yang menurut ku sangat tidak profesional. Ayah ku—dan juga professor di kuliah ku dulu—selalu mengatakan, salah satu kunci kesuksesan itu memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Dan itulah yang akan aku lakukan sekarang.

Love Me Not.Where stories live. Discover now