11

91 13 0
                                    

Hal pertama yang ku lakukan saat berhasil kembali ke apartemen adalah dicecar Mia tentang perjalanan ku. Aku memang menceritakan semuanya, hanya melewatkan detail kecil tentang masalah kecil sialan itu, aku juga tidak lagi memakai cincin ku seperti sebelumnya, jadi tidak ada yang tahu. Membicarakan cincin, kau mau tahu hal kecil yang membuatku semakin penasaran apakah kejadian ini benar-benar 100% kecelakaan? Cincin tersebut mempunyai design unik, bukan sekedar cincin asal-asalan seperti yang biasa mereka berikan di chapel pernikahan mabuk vegas. Cincin ini memiliki—

"Apa itu wedding bands?" ucap Mia memasuki kamarku saat aku sedang memperhatikan hal yang membuat cincin ini tidak umum

"Bukan," jawab ku cepat, "ini oleh-oleh buat ibu ku," lanjutku memberi alasan

"Aku tahu saat aku melihat salah satunya!" ucapnya memasuki kamarku lebih dalam "apa kau dan Mr. Quarterback obtenu attelage?"

"Apa?" ucapku tidak mengerti 2 kata terakhirnya

"Menikah, silly!" ucapnya tertawa

"Tidak!" sergah ku sekali lagi

"Señor española erótico?" tanyanya lagi

"Bisa kau berhenti menggunakan bahasa asing?" tanya ku geram, "aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan!" pekik ku kesal

"Karena itu, kau harus memberitahu ku!" ucapnya bersikeras, "oh! Jangan-jangan kau membelinya untuk mengusir orang supaya menjauhi mu?" ucapnya seperti tersadar

"Ya, itu yang terjadi!" aku ku jelas berbohong

"Kau tahu, untuk seorang pengacara, kau tidak jago berbohong," ucapnya santai dan duduk di depan ku

"Aku tidak mau membicarakannya. Titik." ucapku berdiri lalu melempar cincin itu ke dalam kotak perhiasanan di meja riasku ku. "Sekarang bisa kau keluar kamar ku?" ucapku bersedekap

"Ya, tentu!" Mia mengangkat bahunya dan mulai berjalan keluar, tapi ia tiba-tiba berhenti, "ku anggap pernikahan mu adalah sebuah kecelakaan?" ucap Mia kembali mengungkit, tapi aku tidak menjawabnya, aku hanya memberinya tatapan datar dan menunggunya untuk keluar. "Fine!" ucapnya berjalan lebih cepat.

Ah, hidup yang rumit.

Kembali masuk kantor, aku menepati janji ku untuk kembali menghubungi Alexa. Aku memang tidak berharap ia masih ingin melanjutkan apa yang kita bicarakan kemarin, karena pada dasarnya, seseorang cenderung berbuat sesuatu yang akan membuat mereka menyesal nantinya saat mereka sedang emosi atau putus asa. Itu juga alasan ku kenapa tidak langsung menerima tawarannya di tempat saat pertama ia menelpon ku, dia harus berpikir jernih sebelum bertindak.

"Tentu saja aku ingin melanjutkannya! Hanya orang gila yang ingin terus bersamanya, Ali!" pekik Alexa saat ku tanyakan tekatnya untuk bercerai. Dia benar, dan cukup dengan 2 kalimat itu, aku setuju untuk mewakilinya.

Tindakan sangat bodoh. Kenapa? Karena pada dasarnya, aku tidak bisa praktek di Indonesia, aku tidak memiliki ijin, lalu, biaya ku bisa lebih mahal daripada pengacara lokal, karena saat dilihat kembali, aku dibayar dengan dollar. Ingat saat kemarin aku membicarakan gaji? Bagaimana kalau di US gaji ku kecil sementara kalau di Indonesia cukup besar? Ya, seperti itu. Mengapa Alexa tidak menggunakan jasa lokal?

Setelah aku mengecek latar belakang Alexa untuk kasus percerainya, aku menemukan kalau Alexa tidak memiliki masalah dengan uang, orang tuanya cukup makmur, begitu juga dengan dirinya. Jadi aku mengerti mengapa ia tidak ada masalah dengan membayar jasa ku. Tapi sebenarnya, jujur aku mau melakukan kasus ini tanpa bayaran, melihat Greyr diceraikan dan kalah sudah cukup membayar. Kadang kebencian memang bisa membayar, kau mengerti maksud ku?

**

Ah, perjalanan 41 jam lainnya. Sebenarnya aku cukup mendapat masalah di kantor saat meminta mengambil cuti lagi setelah 3 hari cuti karena terjebak di Gibraltar 5 hari yang lalu, tapi entah kenapa, mereka membiarkan ku, jadi ya, lakukan saja.

Saat aku sampai, kali ini tidak ada yang menjemput ku, jadi aku harus menggunakan taksi untuk sampai di rumah orang tua ku, dan tentang itu, mereka tidak tahu kalau aku akan datang, jadi ini semacam kejutan untuk mereka. Sungguh aku berharap Alexa tidak bercerita pada ibuku kalau aku akan datang.

Sesampainya aku gedung apartemen mereka, aku langsung naik dan mengetuk pintu unitnya, yang membuka pintunya ternyata Brody yang masih menggunakan piyama dengan hidung merah. Ah, lucunya adik laki-laki ku terkena flu berat sampai hidungnya memerah... sebelum aku masuk, aku menepuk pelan bahu Brody sambil berucap 'cepat sembuh' dan dia hanya mengurangi serak

Yang pertama pulang adalah Shania. Sejak kamarku saat ini sudah menjadi milik Shania, aku tidak memasuki kamarnya dan tetap tinggal di luar sampai tertidur di sofa. Saat adik perempuan ku akhirnya pulang, pekikan terkejutnya mengejutkan ku sampai aku jatuh dari sofa ke lantai. Sambil menahan tawa, Shanka berkali-kali menggumamkan 'maaf' dan membantuku berdiri. Lalu kedatangan selanjutnya diduduki oleh ibu ku, baru terakhir ayahku. Yah, mereka kurang lebih sama seperti yang ku ingat saat terakhir aku disini, hampir 2 tahun lalu.

Keesokan harinya, aku bertemu Alexa. Aku bukannya tidak mau, tapi setelah membaca-baca tentang perkara perceraian di seluruh dunia terutama Indonesia, aku tidak tahu apa aku bisa melakukannya, pertama karena waktu yang lama, lalu bagaimana perkaranya aku tidak tahu, lalu fakta bidang ku bukanlah tentang hukum keluarga, aku lebih ke arah corporate law, oh, dan juga jurisdiksi ku. Tapi setelah semua alasan yang ku berikan, Alexa tetap bersikeras ingin aku yang mengatasi kasusnya. Ah, keras kepala ya dia.

Aku kembali menekankan padanya lagi kalau aku tidak memiliki waktu sepanjang 2 bulan kalau aku ingin tetap memiliki pekerjaan ku di Connecticut, yang berarti aku tidak bisa mewakili wanita itu sampai akhir, dan karena itu, aku sarankan dia untuk menyewa pengacara pengganti untuk saat kalau ternyata aku tidak berhasil mendapat ijin kantor untuk cuti 2 bulan penuh. Hidup memang penuh halangan ya..

Aku perlu memohon dengan sangat pada Mr. Henson untuk memberiku kesempatan membantu 'keluarga'ku yang sedang membutuhkan ini dan tetap memiliki pekerjaan ku saat kembali. Sebenarnya, hal yang membuatku ingin sekali melakukan ini adalah Greyr, berkat dia, aku tahu bagaimana rasanya penolakan dan itu benar-benar tidak patut di rasakan siapapun. Aku tahu dengan membantu Alexa menceraikan Greyr tidak akan berpengaruh apa-apa, tapi setidaknya aku pernah melihatnya menerima penolakan. Oh, ya, tentang ijin 2 bulan ku, aku berhasil mendapatkannya. Syukurlah..

Sebuah keterkejutan saat aku tahu kalau Alexa telah mengajukan gugatan dari 2 minggu lalu, dan kita tinggal tunggu surat panggilan dari pengadilan negri. Alexa memang sudah bulat tekad. Wow, aku saja yang memang dari awalnya sudah menolak masih cuek dengan gugatan ku, aku bahkan tidak tahu apa yang harus ku isi di form ku kecuali aku menikah dengan tidak sengaja. Selain itu, aku tidak tahu, karena pada dasarnya Kei memang tidak melakukan apapun yang serius sampai patut diceraikan, ataupun dipertahankan.

Love Me Not.Where stories live. Discover now