12

93 9 0
                                    

Seperti selalu, aku menggunakan waktu luang ku untuk berjalan-jalan, walau pada dasarnya aku sudah bosan dengan kota ini, tapi aku masih saja merasakan sedikit rindu dengan ibu kota Indonesia ini.

Saat aku tengah berjalan di salah satu mall dekat rumah ku, aku bertemu dengan Greyr, ia tidak melihat ku, dan juga ia sendirian. Rasa kecil dalam hati ku tertarik untuk menyapanya. Well, mungkin aku memang masih ada rasa tertarik dengan pria sialan itu, tapi selain daripada ketertarikan dan pria sialan, Greyr masih teman SMA ku, jadi ia patut mendapat sapaan dari ku, hanya sebagai teman tentunya.

"Greyr! Hai," sapaku ringan sambil mendekatinya

"Ali, aku tidak tahu kau sedang berkunjung!" ucapnya tersenyum

"Selama masih ada keluarga ku, aku akan terus berkunjung, Greyr," ucapku mengangkat bahu, "bagaimana kehidupan pria menikah?" tanya ku basa-basi. Aku tahu Alexa dan Greyr sudah jarang saling bicara lagi, mereka bahkan tidur di kamar yang berbeda

"Ya begitulah, terikat" ucapnya santai "bagaimana dengan mu? Menikah?"

Ya, "belum beruntung," ucapku menggeleng

"Aku mau makan, kau mau ikut? Kita bisa bicara lagi," usulnya ringan sambil menujuk area di belakangnya dengan asal, dan aku mengangguk.

Ia membawa kita menuju salah satu restoran berjudul 'meat me', disana mereka menyajikan steak. Makanan kesukaan ku.

Dulu, di tahun terakhir kuliah, aku mencoba untuk menjadi seorang vegetarian, tapi karena pada dasarnya aku memang anak Indonesia tulen yang porsi makan besar, makan salad tidak cukup, aku terus kelaparan, setelah 1 tahun tersiksa, aku menyerah dan kembali menjadi meatarian.

"Jadi, bagaimana dengan pekerjaan mu di US sana?" ucap Greyr sambil membaca menu

"Standar lah," balasku santai, "bagaimana dengan mu?" Tanyaku, "oh, omong-omong apa pekerjaan mu?" aku sungguh tidak tahu apa pekerjaannya, jadi pertanyaan ini bukan pertanyaan ejekan

"Public relation, pekerjaan ku berhubungan dengan orang-orang, jadi pada dasarnya, setiap hari itu unik!" ucapnya santai, "kau siap pesan?" lanjutnya

"Tentu," aku mengangguk dan mengangkat tangan memanggil pelayannya. Saat salah satu pelayan wanita datang, aku langsung memberikan pesanan ku, "New Zealand sirloin steak, medium well dengan french fries, dan untuk minumnya saya ingin green tea," lalu menoleh ke rekan makan ku, "Greyr?"

"Ah, saya pilih yang sama, tapi medium dan untuk minumnya, bintang di gelas dingin. Thanks!" ucap Greyr pada sang pelayan lalu menutup buku menu sebelum mengembalikannya. Setelah pelayan pergi, Greyr menatapku tidak percaya, "green tea?"

"Apa yang salah dengan green tea?" Tanyaku bingung dengan pernyataannya

"Kau sudah legal, Ali!" ucapnya tertawa pelan

"Itu adalah sebuah pilihan, dan aku tidak akan mati kalau tidak minum."

Ada apa dengan pria dan alkohol? Sungguh menyebalkan.

"Kau sangat lucu," ucapnya

"Bisa kau tunggu sebentar? Aku baru ingat aku harus menghubungi seseorang," ucapku berdiri dari meja

Love Me Not.Where stories live. Discover now