27

44 9 1
                                    

Aku terbangun teringat sesuatu di dalam tas ku, atau apa yang tadinya ada di dalam tas ku, tapi saat ini tidak lagi. Shit, I lost it!

Kau mau tahu hal bodoh apa yang bisa aku buat saat ini? Aku lupa di mana aku menaruh cincin pernikahan ku, dan sekarang aku tidak tahu di mana harus mencarinya. Tempat terakhir yang aku ingat adalah tas ku, tapi jelas, seperti yang sudah ku katakan, di sana sudah tidak ada lagi. Apa yang harus ku lakukan sekarang?! Semua tentang pernikahan ku memang tidak ada yang asli, kecuali cincin dan janji yang kita katakan. Oh, ini sangat parah! Konyol sekali!

"Bunda..." panggil ku mendekati ibu ku di dapur

"Ya, sayang?" balasnya santai

"Bisa bunda bantu aku dengan sesuatu?" Tanya ku ragu apa harus aku melibatkan ibu ku

"Bunda itu ibu kamu, apa perlu bertanya?" ucapnya pura-pura tersinggung, "apa yang kamu ingin bunda bantu?"

"Uh, aku.. aku.." ucapku masih ragu, "ah.. aku tidak tahu di mana cincin nikah ku," bisik ku di telinga ibuku

"Shakira Alice anak bunda! Kenapa kamu sangat teledor?!" pekik ibuku cepat

"Bunda jangan begitu...aku ini masih manusia," eluh ku manja

"Kamu ini gimana, bisa-bisanya kamu kehilangan cincin nikah mu! Memangnya kamu lepas?" aku mengangguk, "buat apa kamu melakukan itu, sayang?!" ucap ibu ku memekik pelan, "ah, tidak perlu dijawab!" ia melempar kedua tangannya ke udara, mencipratkan air yang di tangannya ke sekitar, "tapi jawab yang ini, di mana kau terakhir melihatnya dan kapan?"

"Terakhir ada dalam tas ku, sebelum reunian," balasku mengingat-ingat

"Apa yang kau lakukan setelah itu? Apa kau tidak sengaja menjatuhkan tas mu?" tanyanya lagi

"Seingat ku tidak," ucap ku menggeleng "tapi aku sempat ganti tas, saat aku dan Shania pergi beli pakaian."

"Ah, bunda punya ide kemungkinan di mana cincin kamu," ucap ibu ku mengeringkan tangan dengan serbet

Ibu ku menyelipkan tangan ke celah sofa, tapi tidak menemukan apapun, selanjutnya ia berjalan ke kamar Shania, mengecek kolong kasurnya, di bawah matrasnya, di dalam tas ku, tidak ada. Argh! Di mana aku taruh cincin sialan itu?!

Lalu, seperti momen petir, aku ingat, mobil Vero! Aku mengerem mendadak dan tas ku terjungkir ke bagian bawah keset karetnya. Oh tidak... please jangan hilang, itu akan menjadi kesalahan terbesar yang pernah ku buat! Jangan juga ditemukan orang lain, bahkan juga sebaiknya Vero tidak menemukannya. Aku harus segera menemuinya.

Jadi pada hari itu juga aku memohon padanya untuk menyisihkan waktunya untuk ku, aku tahu dia lagi sibuk dengan klien resenya, tapi aku sangat membutuhkan bantuannya. Jadi maafkan lah aku jika aku egois.

Beberapa jam kemudian, aku mendapatkan jawaban ku. Cincin ku tidak ada di mobil Vero! Oh, ini sungguh super duper kacau. Apa itu artinya Vero sudah menemukannya? Tolong katakan ia tidak menggadaikannya atau sesuatu. Tolong, tolong, tolong.

"Kau terlihat pucat, kau sakit?" tanya Vero khawatir

"Aku kehilangan sesuatu yang sangat penting," ucapku lelah

"Dan rahasia sepertinya," tambahnya santai

"Ya, semacam itu..." aku ku pelan

"Benda berharga juga ku tebak, dari pacar mu?" tebaknya sedikit kurang akurat

Lalu aku melihat secarik hadapan. Ku mohon itu adalah apa yang aku pikirkan...

"Apa kau punya pacar yang aku tidak tahu?" ucap ku cepat, Vero menggeleng, "lalu kenapa kau punya kotak itu?" lanjut ku menunjuk kotak cincin yang ku harap isinya adalah cicin ku

"Oh ya, lupa terus aku!" ucap Vero cepat memberikan ku kotaknya, "aku sudah berencana memberikannya pada mu, ku pikir ini pasti milik teman mu yang kau temui 3 hari lalu," lanjutnya santai, "aku bisa menduga itu cincin yang sangat mahal untuk sampai hilang."

"Ya, aku tahu," gumam ku membuka kotak itu dan merasa sangat lega saat aku melihat cincin ku di sana. Aku diselamatkan! "Thanks, Vero! Teman ku tidak bisa berhenti mengeluh telah menghilangkan cincinnya," lanjut ku menutup kotak dan memasukannya dalam tas

Saat aku menelpon ibu ku untuk memberitahunya aku telah menemukan cincin ku, ibu ku langsung menghardik ku untuk langsung memakainya dan tidak pernah melepaskannya lagi. Seberapa pun aku ingin melawannya dalam hal ini, dia benar, aku seharusnya tidak pernah melepaskannya dari awal. Tapi di sisi lain, aku tidak ingin mereka tahu aku telah menikah, menjadi wanita bercerai mengurangi daya tarik karena kita bekas orang lain, jadi aku cenderung memilih untuk tetap merahasiakannya.

Beberapa saat setelah berpisah dari Vero, perkataannya tentang harga membuat ku berpikir untuk menaksir harga cincin ini pada toko perhiasan berkelas. Kei memberikan cincin ini sesaat setelah berita tentang pernikahan kita keluar dan aku setuju untuk pindah dengannya, kau tahu, sebagai bukti kalau kita tidak hanya main-main, yang padahal sebenarnya iya. Tapi kau tahulah, image adalah segalanya bagi orang high profile seperti Kei, aku hanya sebuah pion dalam papan caturnya.

Aku jujur saja, aku tidak akan memberitahu berapa harga cincin ini, pertama karena staffnya tidak ingin memberi tahu ku, dan kedua aku berubah pikiran untuk bahkan ingin tahu, aku lebih baik tidak tahu dan tidak memikirnya. Begitu saja setidaknya aku bisa merasa lebih tenang.

Love Me Not.Where stories live. Discover now