12. Kita Jadian!

1.1K 111 1
                                    

♥♥♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


♥♥♥

[TINGGALKAN JEJAK VOTE SETELAH MEMBACA]

[ADA TYPO, KOMEN+LETAK TYPO]

----------------------------------------------------

"Oke! Kita sepakat. Sekarang Lo pacar gue. Tapi inget! Kita pacaran cuma status. Dan gue ga akan pernah baper sama Lo!" - Altezza.

****

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan itu muncul dari arah pintu kamar Altezza.

"Apaan!?" Jawab Altezza ketus. Altezza tidak suka diganggu jika ia sedang belajar. Memang biasanya, selesai magrib adalah waktu Altezza untuk mengulas materi yang akan ia pelajari besok di sekolahnya.

"Kak, Lo bisa keluar dulu gak??"

"Iya bentar!"

Altezza berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ia mendapati Genandra sedang memeluk buku di hadapannya.

"Ngapain Lo?" Tanya Altezza dingin. Ia menyandarkan punggungnya dipintu kamar dan melipat tangan.

"Kak, Lo bisa bantu gue jelasin pelajaran ini gak? Gue gak ngerti..." Pinta Genandra.

"Katanya Lo udah pinter. Bokap aja selalu muji Lo, sementara gue ga pernah tuh" jawab Altezza.

"Kak, plis lah kak. Kenapa sih Lo selalu dingin sama gue. Kita itu adik kakak ,satu ayah. Plis lah kak... Lo berubah. Kapan Lo bakal nganggep gue adik Lo?"

"Dia! Reno! Itu emang ayah Lo!" Altezza mendekatkan dirinya lebih dekat dengan Genandra. Memberinya tatapan dalam. Altezza tersenyum sinis. "Tapi dia bukan ayah gue!"

Altezza masuk kekamarnya, mengambil jaket jeans nya lalu dan pergi keluar rumah. Motornya berderu dan melaju menjauh dari rumah.

Genandra melihat dari celah jendela dengan tatapan lesu dan sedih.
"Kak, kapan Lo bakal nganggep gue adik Lo?" Cowok itu kembali kekamarnya dengan perasaan sedih.

****

Hari ini sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Altezza masih mengendarai motor besarnya untuk pulang kerumah. Altezza masih Tidak bisa menerima kenyataan yang terlalu banyak menyimpan kenangan. Untuk hari ini, ia benar-benar lelah. Apa lagi yang akan terjadi selanjutnya?

Altezza memarkirkan motornya di garasi rumah. Ia masuk kedalam rumah. Tampak sepi, senyap, dan tidak ada suara pekik ayahnya sama sekali malam ini. Hening... Sunyi. Walau tampak aneh, tapi Altezza lebih nyaman seperti ini.

RATEZZA [TERBIT]Where stories live. Discover now