25. Album

861 70 0
                                    

"Kau tau? Merelakan kepergian Mu, itu sangat menyakitkan" -Nayara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tau? Merelakan kepergian Mu, itu sangat menyakitkan" -Nayara.

*****

"Kiss my baby"

Tubuh Naya secara langsung merasakan sengatan kecil saat suara Altezza berbisik di telinganya. "Al-----"

Cup!

"Mmm!"

Naya memukul-mukul punggung Altezza saat ia berhasil mencium bibir pink mungil Naya dan mencari kenyamanan disana. "Mmm!" Naya tidak bisa berteriak dan hanya bergumam keras saat mulutnya terus saja dipermainkan oleh Altezza. Seketika, Naya menatap wajah Altezza sayu, melihat air mata yang secara tak sengaja keluar dari matanya. Naya tau Altezza sedang diselimuti rasa sedih dan pelampiasannya kepada dirinya.

Mata Naya perlahan menutup, merasakan pelukan hangat yang melingkar tubuh rampingnya.

"ASTAGA MATA GUEEE!!!!" Teriakan melengking itu sontak membuat Altezza dan Naya memberhentikan aksinya dan berjauhan. Altezza mengerutkan dahinya saat melihat Feyra yang menutup kedua matanya dengan tangan, sementara Naya seketika canggung saat melihat gio dan Anza melongo melihat mereka berdua.

"Woooo... Temen gue udah berani ternyata.. hebat Tezz!" Sahut Anza. Ia bertepuk tangan dengan senyum miring.

PLAKK!

Anza meringis saat Feyra berhasil melayangkan satu tamparan keras ke wajahnya. "Kenapa sih bebbb? Kamu cemburu? Mau juga kayak gitu?" Ujar Anza santai.

PLAKK!

"SAKIT!!" Anza semakin meringis kesakitan saat kedua pipinya berdenyut dan meninggalkan bekas merah, sementara Gio menahan tawa gelinya.

"Eh! Gue bukan cewek murahan yah!" Tegas Feyra.

Altezza seketika dingin. Tatapannya kembali terlihat beringas dan menarik tangan Naya untuk pergi dari sana. Naya terkejut dan mencoba melepas genggaman Altezza dari tangannya. "AL, SAKIT!!"

"EH TEZ! Lo jangan kasar ya sama sahabat gue! Jagain dia! Keburu di ambil sama Roy ntar." Sahut Feyra dengan nada serius.

Perkataan Feyra ada benarnya juga. Altezza benci ketika nama Roy disebut. Ia tidak suka jika hak miliknya diganggu oleh orang lain. Ia tau, Roy masih berusaha merebut Naya dari dirinya. Tapi itu tidak akan terjadi. Altezza mengentikan langkahnya membuat Naya menatap Altezza ngeri.

"Anza! Gio! Antar si Fey pulang sekarang! Dan, jangan pernah kalian sentuh atau sakitin dia, okey?" Ucap Altezza tegas tanpa menoleh sedikit pun. Feyra melotot tak percaya. Sementara anza dan gio mengancungkan jempolnya. "Siap Tezz!"

RATEZZA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang