21. Perisai Pertahanan

874 83 0
                                    

"Setiap yang memiliki patut menjaga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setiap yang memiliki patut menjaga. Dan setiap yang menjaga, patut Melindungi" ~Ratezza.

- A&N -

Angin bertiup semakin kencang. Hujan kali ini benar-benar ingin menunjukkan jati dirinya yang kejam. Gemuruh Guntur semakin keras terdengar dan langit semakin menggelap. Altezza dan gadis kecil itu perlahan turun ke jurang melewati tanah yang sedikit bertingkat. "Pegang tangan aku!" Teriak Altezza parau memberikan sebelah tangannya saat ia perlahan turun kedalam jurang. Gadis kecil itu berusaha meyakini ketakutan dirinya dan meraih tangan Altezza. Altezza menggenggam kuat tangan gadis itu. "Rakaaa,, tolong jangan tinggalin akuuu!" Gadis kecil itu menangis tersendu saat melihat anak lelaki kecil yang sudah terbaring lemas digenangi air hujan dan lumpur. Kepalanya bersimbah darah. Air hujan yang menggenangi dirinya mulai berubah menjadi merah. "Tolong bertahan, Ka"

Bayangan dari matanya terpantul wajah Raka yang terbaring lemas dengan wajah pucat. Ia tergesa. Langsung saja gadis kecil itu melangkah maju menepis tangan Altezza yang perlahan turun kedalam jurang. "Na! Hati-hati, nanti kamu ja--" belum selesai Altezza berbicara di derasnya air hujan yang semakin menyamarkan suara teriakannya, Tiba-tiba kakinya terpeleset dilicinnya tanah curam. "Nana!!" Altezza berteriak saat gadis kecil itu mulai terguling kedalam jurang. Gadis kecil itu segera mencari pegangan dan hap! Ia berhasil memegang ranting pohon yang cukup kuat dengan lengannya.

"Kamu gak papa!?" Teriak altezza. Ia menatap ke bawah dimana tempat gadis kecil itu bertahan dengan pegangannya. Betah sampai kapan ia bisa bertahan sementara ranting pohon terus saja semakin rapuh. "Al-- tolongin aku!!" Gadis kecil itu berusaha keras menahan lengannya yang mulai terasa pegal memegang kayu dengan berat badannya. Ia melihat kebawah---tanah semakin ingin longsong dan terlihat mengerikan dari atas sini.

Altezza semakin mempercepat langkahnya turun berhati-hati. Tepat disebelah gadis kecil yang menatap ke bawah itu. "Pegang tangan aku. Kita turun barengan!" Altezza memberikan sebelah tangannya-- gadis kecil itu menatap tangan Altezza, lalu merengkuhnya dengan genggaman erat. Mereka berdua berusaha mencapai titik akhir jurang dan turun kebawah. Sepertinya gadis kecil itu sudah gelap mata dengan kesedihannya. Jurang ini masih cukup dalam, dan gadis kecil itu langsung saja melepaskan genggamannya dari lengan Altezza. "Ini sudah dekat!" Gadis kecil itu berteriak parau. "Ini masih belum dekat! Ini belum akhir!" Altezza berteriak. Ia tidak mengerti apa yang dipikirkan gadis itu.

Seperti dalam bayangan gadis kecil itu, jurang yang ia lewati sudah dekat tanah datar. Namun kenyataannya, jurang ini masih cukup tinggi. Langsung saja ia melompat dari sana. "Nana!!!" Altezza berteriak saat melihat gadis kecil itu melompat dengan tatapan kosong.

GRAP!

Kematian belum menjemput gadis kecil itu. Altezza susah payah menahan lengan satunya yang berusaha bertahan pada bebatuan dan lengan satunya menggenggam lengan gadis kecil itu. "Kamu jangan nekat!"

RATEZZA [TERBIT]Where stories live. Discover now