3. Mengenang nya

1.6K 156 8
                                    

♥♥♥

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♥♥♥

"Kadang bahagia itu manis dan pahit" - ALTEZZA

--------------------------------------------------------

Altezza masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu kamar. Baru saja ia pulang dengan perasaan bahagia, kini usai karena adu mulut dengan ayahnya.

Al melempar tasnya ke sembarang arah dan membuka jaket jeans yang ia kenakan kemudian melemparnya ke kasur. Altezza duduk diujung kasurnya yang empuk. Matanya masih berkaca-kaca mencoba menahan air yang ingin keluar dari matanya.
Altezza tersenyum sinis.

"Coba aja papa tau. Kenapa gue sering pulang lambat". Ucap Altezza dengan senyum sinisnya.

Flashback On... (Kilas balik aktif)

Sebuah motor besar berhenti didepan sebuah tempat yang sedang penuh dengan anak-anak kecil yang sedang bermain. Tampaknya, anak-anak yang sedang bermain tak asing lagi dengan motor yang ia naiki. Itu bisa dilihat dari suara anak-anak yang memanggil manggil namanya. Semua anak berlari kearah seorang cowok yang sedang melepas helm nya. Di motornya, terlihat banyak sekali tas karton yang berisi ntah apa itu dalam setiap kantongnya, yang tergantung pada stang motor.

"KAK AL!!!!" Suara teriakan girang dari anak-anak kecil yang berlari mendekati Altezza.

Altezza membuka helmnya dan menaruhnya diatas jok motor.

"KAKAK!!!" Teriakan semakin kencang terdengar.

Altezza langsung merendahkan badannya dan berlutut saat hampir semua anak-anak memeluknya dengan pelukan hangat.

"Eyyy... Adek-adek kakak, kangen yah sama kak Al?"

"Kita semua kangen sama kakak!!" Seru anak-anak.

Tiba-tiba seorang wanita berjilbab putih datang kearah anak-anak yang sedang memeluk Altezza.

" Nak Altezza sudah lama tidak berkunjung... Semua anak-anak di panti ini pasti rindu dengan kamu" ucapnya ibu panti.

Altezza memang sering berkunjung ketempat itu. PANTI ASUHAN MUTIARA KASIH. Mungkin,, disaat Al sedang ada masalah, Al pasti berkunjung kesini. Ingat bahwa Al juga seorang anak piatu. Namun bagi Al, ia adalah anak yatim piatu. Mengapa? Mungkin karena Al memang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah dari kecil. Yang ia tahu hanya, ayahnya selalu kasar terhadap ia dan ibunya dulu. Maka dari itu ia menjadi anak yang pendiam, dan tidak ada yang berteman dengannya dari ia masih berumur 7 tahun. Banyak orang yang takut saat dekat dengannya. Sorot matanya bisa membuat orang takut. Namun dalam dirinya, tatapan itu layaknya sedang membutuhkannya. Mungkin hidup memang begitu.

RATEZZA [TERBIT]Where stories live. Discover now