10. Bertemu Kembali

5.9K 512 35
                                    

“Jika hidupnya terasa malang, cobalah pergi ke solo saja,” —Abel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Jika hidupnya terasa malang, cobalah pergi ke solo saja,” —Abel

🏍️🏍️🏍️

Abel menata piring makanan di atas meja dengan tangan yang bergemetaran. Di kursi meja makan sudah ada Banu dan Atlantas yang duduk dengan ekspresi datar. Sebagai satu-satunya cewek di rumah ini, tentu saja Banu memerintah Abel untuk memasak. Walaupun ala kadarnya doang—seperti nasi goreng, tapi Banu suka. Atlantas? Entahlah, cowok tersebut seperti orang bisu saja sejak malam tadi. Benar-benar cuek.

Setelah kedatangan Banu dan Atalantas yang tiba-tiba malam tadi, Abel langsung disuruh pulang dan Alex hanya bisa mengangguk pasrah.

"N-nah, di makan dulu. Ab-Abel mau ke kamar." Abel sudah berniat untuk pergi ke kamarnya, namun ucapan dari Atlantas membuatnya seketika terhenti begitu saja.

"Siapa yang nyuruh lo pergi? Duduk! Makan di sini!" titah Atlantas tiba-tiba. Cewek dengan rambut diikat tersebut hanya bisa mengangguk patuh. Mengabaikan debaran jantungnya yang mulai menggila di dalam sana.

Banu yang melihat hal tersebut hanya bisa menghela napas berat.

"Kenapa bengong? Makan!"

"Hah? Ah, iya-iya." Sungguh, titah Atlantas seramnya bukan kaleng-kaleng. Bahkan, lebih seram dari teriakan guru killer di sekolahnya dulu. Dengan kedua tangan yang masih bergemetaran, Abel mengambil nasi goreng dan menuangkan air minum ke dalam gelas kosong. Bukan hanya untuknya, tapi juga untuk Atlantas dan Banu.

Hening. Semuanya sibuk dengan pikirin masing-masing. Namun, sesekali Abel melirik ke arah Atlantas yang duduk tepat di depannya. Cowok tersebut hanya diam. menunduk, memakan nasi goreng dengan damai. Kalau begitu, kan, seramnya nggak keliatan. Malah, keliatan lebih tampan.

"Makan! Nggak usah liatin gue."

Abel gelagapan. Dengan cepat ia meminum air di dalam gelasnya hingga tandas, dan memakan nasi gorengnya dengan sedikit terburu-buru. Ia malu, sungguh. Apa Atlantas cenayang?

Banu mengacak-acak rambut Abel gemas. "Lo kayaknya takut banget sama, Atlantas," ucap cowok tersebut. "Santai aja kali Bel, Atlantas nggak gigit, kok."

"Iya, nggak gigit emang! Tapi, kan, waktu itu pernah nodong Abel pakai pisau!" seru cewek tersebut menggebu-gebu. "Tau nggak, sih, dalam 16 tahun Abel hidup, baru kali ini ada orang yang nodong Abel pakai pisau! Gimana Abel nggak takut coba sama Kak Atlantas." Kedua mata Abel melotot ke arah Banu. Mencondongkan tubuhnya lebih ke depan, semakin dekat dengan Banu yang memang duduk di sampingnya. Tidak memperdulikan ucapannya barusan yang membuat Atlantas menatap cewek tersebut dengan mimik datar.

Banu mendorong jidat Abel. "Iya-iya. Udah, habisin dulu sana makanan lo. Ada yang mau gue ngomongin nanti."

"Apaan?"

ATLANTAS || ENDWhere stories live. Discover now