05. Jaket

8.2K 737 92
                                    

“Tips pinter? Jangan goblok,” — Atlantas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Tips pinter? Jangan goblok,” — Atlantas

🏍️🏍️🏍️

“Gue anter aja.” Alex memasang jaketnya dengan cepat. Sudah dari dua jam yang lalu Abel merengek ingin pulang. Ia khawatir Banu akan mencarinya. Terkutuklah ia yang lupa nomor ponsel Banu, sehingga tidak bisa menghubungi cowok tersebut.

“Pakai motor aja nggak papa, kan?” tanya Alex, Abel mengangguk.

“Yaudah, ayok.” Alex menarik lengan Abel lembut, membawa gadis berbaju hitam tersebut ke lantai dasar. Di mana ibu dan adiknya yang tengah menonton acara di salah satu stasiun tivi dengan tawa yang terdengar.

“Eh, Kak Abel sudah bangun,” kata Tania, adik Alex yang baru berusia 14 tahun. Abel hanya tersenyum tipis.

“Bu, aku pergi nganter Abel dulu, ya.”

“Iya, hati-hati.”

“Assalamualaikum.”

“Waalaikumsallam.”

Setelah selesai bersaliman, keduanya langsung pergi menuju bagasi rumah. Alex tampak menyalakan mesin motor, dan segera  memerintahkan Abel tuk segera naik di jok belakang. Dengan sangat berhati-hati, akhirnya Abel bisa duduk nyaman di belakang Alex.

“Siap-sial, Bel, kita berangkat sekarang.”

“Iyap, les't go!”

Karena jarak rumah Alex dan rumahnya hanya beberapa blok saja, dalam hitungan menit akhirnya motor besar warna hitam itu berhenti tepat di depan rumah Abel yang sedikit aneh. Abel mengernyitkan dahi, lalu menggaruk pipinya yang tidak gatal. Terlihat banyak sekali motor-motor besar yang terparkir di bagasi, salah satunya adalah motor milik Banu. Melihat hal tersebut membuat senyuman Abel terbit begitu saja.

“Kok, rumah lo ada palang kuning, Bel?” tanya Alex keheranan. Belum sempat Abel menjawab, teriakan melengking dari seseorang membuat langkah mereka terhenti saat ini juga. Membuat keheranan Abel semakin tinggi.

“ABEEELLL.” Verinka langsung menghampiri Abel. Dengan cepat cewek tersebut memeriksa tubuh Abel dengan teliti. “Fyuh, syukur nggak ada lecet, deh. Lo nggak papa, kan? Lo diculik? Lo nggak tau apa?! Dari pagi tadi Bang Banu udah panik cariin lo, sampe anak gengnya ikutan cari juga. Bikin ngiri. Dan parahnya lagi polisi juga ikutan cari walau belum 24 jam, mantab!” Verinka malah mengacungkan kedua ibu jempolnya tepat di depan wajah Abel yang tengah meringis. Verinka berbicara terlalu cepat dan sangat panjang.

“I-iya,” sahut Abel.

“Eh, tapi lo diculik, kan? Kok, bisa pulang?”

ATLANTAS || ENDWhere stories live. Discover now