26. Penyerangan

4.3K 412 15
                                    

Tepukan pelan di pipinya membuat Abel menggeram pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepukan pelan di pipinya membuat Abel menggeram pelan. Dengan keadaan muka yang entah bagaimana, dia duduk linglung di atas kasur.

Atlantas menarik pelan tangan cewek tersebut. "Cuci muka, kita makan dulu. Baru habis itu gue antar ke Jakarta." Abel bangun, lalu mengangguk pelan.

Atlantas mengacak-acak rambut Abel secara spontan, lalu menarik cewek tersebut menuju kamar mandi yang memang terletak satu ruangan dengan kamar tidur.

"Bersihin badan lo sekalian. Bajunya ada di dalam lemari. Itu semua baru, nggak ada yang bekas. Handuk sama yang lainnya juga ada di dalam lemari."

Abel yang sudah selesai mencuci mukanya, menatap pantulan Atlantas melalui cermin.

"Iya, nanti Abel mandi," ucapnya pelan. Dia masih ingin tidur.

Atlantas bersandar di depan pintu. "Gue tunggu lima belas menit. Lebih dari itu gue tinggal."

Abel melototkan kedua matanya. "Eh, enak aja!"

"Makanya, buruan mandi sana."

"Iya-iya. Kak Atlas keluar dulu sana, Abel mau bersih-bersih badan."

Atlantas mengangguk, lalu keluar dari kamar tersebut. Membuat Abel bisa menghela napas dengan lega. Dan dia pun langsung menuju lemari, membukanya dan terperangah takjub pada isi lemari tersebut.

Belasan baju-baju bagus yang masih terbungkus plastik tersusun rapi di dalam lemari membuat kedua matanya jadi berbinar-binar.

"Nggak nyangka ada baju sekeren ini di sini."

Abel memilih-milih baju yang cocok, dan mengambil handuk lalu membawanya ke dalam kamar mandi.

Namun, sebelum Abel masuk ke dalam kamar mandi, dia menyempatkan diri untuk berjalan menuju kaca jendela yang di dekat ranjang. Duduk di atas kasur dan menikmati sunrise.

 Duduk di atas kasur dan menikmati sunrise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abel tersenyum lebar. Selain sunset, dia juga menyukai sunrise. Posisi rumah Atlantas ini benar-benar sangat strategis. Cukup membuat Abel merasa iri. Dia juga ingin memiliki rumah dengan posisi seperti ini. Bisa melihat sunrise dan sunset setiap harinya. Itu pasti sangat menyenangkan, bukan.

ATLANTAS || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang