[PART 3]

48.1K 3K 260
                                    

PERHATIAN!!!
CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+

Happy reading☺

Happy reading☺

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👁👁

Bugh.

Darga baru saja melayangkan bogeman mentah pada salah satu anggota geng motornya. Berkali-kali orang yang dipukuli Darga berteriak meminta ampun sambil bersujud, namun hal itu tak mampu membuat amarah Darga mereda.

"Get him out off my side!!!" teriakan Darga dengan nada perintah membuat beberapa dari mereka yang menonton tadi langsung menyeret orang yang telah terkapar lemas karena serangan bertubi-tubi yang diberikan Darga.

Amarah Darga masih berada di ubun-ubun. Membuat Anton yang berada disampingnya menghela napas lalu mengintruksi Darga, "tarik napas, buang. Tarik nap--"

"Diem, setan!" sengor Darga yang membuat Anton tersentak beberapa saat lalu mengelus dada berucap sabar untuk menenangkan dirinya sendiri yang baru saja dikatai setan oleh bos maung-nya.

"Lo semua mending keluar dulu, daripada kena amuk." ucapan dan pelototan Anton membuat para anggota RIZER mengangguk patuh. Mereka menunduk sebelum berjalan keluar dengan derap langkah yang dibuat sepelan mungkin, tak ingin memancing serigala yang tengah marah besar.

Terdapat keheningan beberapa saat yang mana Anton sengaja memberi Darga ruang untuk mengendalikan amarahnya yang sulit dikontrol.

Anton sangat tahu tentang kelemahan Darga yang buruk dalam mengendalikan emosinya sendiri. Kesalahan sekecil apapun tak bisa dianggap remeh olehnya. Seperti masalah barusan, yang mana salah satu anggota RIZER membuat satu kesalahan karena telah menolong anak geng motor lain, tentu saja hal itu membuat Darga marah bukan main, walaupun kalo dipikir-pikir menolong adalah perbuatan yang terpuji.

Sifat semena-mena Darga sering kali membuat Anton membatin, bahkan ia sempat memeriksaan kejiwaanya ke dokter untuk memastikan kalau kondisi mentalnya baik-baik saja. Untunglah, dokter mengatakan kalau dirinya tak mempunyai masalah tentang kejiwaan.

"Ga, Jihan aman?" Anton bertanya untuk mengalihkan pikiran Darga dan berniat membuat mood Darga membaik.

"Ngapain lo nanya-nanya tentang dia? Lo suka?" Anton menggaruk keningnya yang tak gatal, nampaknya memang ia selalu terlalu salah dimata Darga.

"Ng--"

"Gue kunciin dia di apartemen. Bahkan jendelanya pun gue kunci, biar niat nekat dia buat lompat dan kabur ngga akan pernah terjadi."

Anton mendudukan diri di kursi, matanya menatap punggung tegal Darga yang tengah menghadap jendela kaca.

"Orangtua Jihan pasti nyariin anaknya Ga. Apalagi dia anak satu-satunya."

DARGA : JERK DEVILWhere stories live. Discover now