[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE]
Obsession Series : 1st
Spin off : JINOVAR
Awalnya Jihan pikir takdir hidupnya lurus-lurus saja. Mempunyai keluarga yang utuh, menempuh pendidikan tinggi, juga berada di dalam lingkungan yang aman, tanpa takut...
PERHATIAN!!! CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+
Happy reading☺
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
👁👁
Jihan memegang kepalanya yang terasa pening, kesadarannya mulai terkumpul, tatapannya yang semula samar-samar juga perlahan jelas.
"Akhirnya, lo sadar juga, Han." suara Anton yang tengah duduk disampingnya membuat Jihan menatap cowok itu heran, "Ton, gue kenapa?"
"Tadi lo pingsan, kata dokter lo kecapean, sama terlalu stres mikirin banyak hal, jadi kandungan lo lemah, dan lo butuh bedrest, jadi lo harus istirahat total dan mengurangi kegiatan lo."
Jihan mengubah posisinya menjadi duduk, dibantu oleh Anton. Jihan menatap tangan kirinya yang tengah diinfus.
"Lo butuh cairan Han, jadi buat hari ini aja lo harus diinfus dulu."
"Tapi Ton, biaya--"
"Tenang aja, udah gue bayar kok kalo soal biaya perawatan lo. Dan ngga perlu bilang makasih untuk itu. Lo cuma harus sembuh, supaya bisa nemenin Darga lagi. Karena pas lo pingsan tadi, kata dokter kondisi Darga udah mulai ada perkembangan. Dia udah lewatin masa kritisnya dan tinggal nunggu siumannya aja."
Mata Jihan berbinar, "lo ... serius?"
Anton mengangguk, "ngapain juga gue bohong. Jadi lo harus nemenin Darga, siapa tau dia siuman dalam waktu dekat. Untuk kerjaan lo, gue udah minta izin sama Hiro buat dua atau tiga hari kedepan minta lo libur. Jadi lo ngga perlu masuk kerja dulu."
Jihan menghela napas, "gue baru satu hari kerja loh, masa udah minta libur aja? Lagian, Bang Hiro udah ngasih gue gaji buat sebulan kedepan. Gue ngga enak kalo harus libur, Ton."
Anton berdecak, "elah santai aja udah. Daripada kondisi lo makin nge-drop emang lo mau? Lagian karyawan Hiro itu banyak, ngga cuma lo, jadi ngga perlu khawatir, yang handle kerjaan lo udah ada."
Jihan mengangguk pasrah, karena ia memang tak punya pilihan lain.
"Gue pengen jenguk Darga, Ton."
"Duh, ntar aja deh pas lo udah lepas infus, gimana? Kata dokter lo harus istirahat, dan bangun pas makan sama minum atau ke toilet doang."
"Yaudah, gue pengen makan aja."
"Yaudah bentar gue ambilin dulu. Tadi suster nganterin makanan ini pas lo masih tidur."
